9 Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak Agar Kesehatannya Tetap Terjaga
Dipublikasikan: Jumat, 22 November 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Pernahkah Mama menghitung, berapa kali si kecil mengalami batuk, pilek, atau flu? Enam hingga delapan kali batuk-pilek atau flu per tahun adalah normal karena sistem kekebalan tubuh anak masih berkembang. Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh akan semakin kuat. Bagaimana cara meningkatkan kekebalan tubuh anak?
Sistem imun atau kekebalan tubuh merupakan jaringan sel dan protein yang ditemukan di seluruh tubuh. Tugasnya adalah melawan kuman penyebab infeksi, seperti bakteri dan virus—disebut juga “benda asing” karena kuman memang tidak seharusnya berada di dalam tubuh.
Sel darah putih merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih menyadari ketika ada “benda asing” masuk ke dalam tubuh, lalu membuat protein khusus yang disebut antibodi, juga mengaktifkan bagian lain dari sistem imun. Ini disebut respons imun dan membantu tubuh melawan infeksi.
Setelah antibodi terbentuk, sistem imun akan “mengingat” kuman tersebut. Memori ini disebut imunitas, membantu tubuh melawan kuman yang sama dengan lebih mudah ketika terpapar lagi di lain waktu.
Cara Meningkatkan Kekebalan Tubuh Anak
Saat bayi lahir, sistem kekebalan tubuh belum sepenuhnya terbentuk. Antibodi yang dimiliki bayi saat lahir diperoleh dari ibunya selama trimester ketiga kehamilan. Namun, kekebalan ini tak bertahan lama, akan hilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau bulan.
Meskipun bayi juga memproduksi antibodinya sendiri, kekebalan pada bayi tidak sekuat orang dewasa. Sistem imun tubuh memerlukan waktu agar dapat berkembang sepenuhnya. Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh semakin kuat.
Diperlukan sejumlah dukungan agar sistem imun tubuh terus menguat sehingga kesehatan anak tetap terjaga dan dapat menangkal penyakit.
1. Memberikan ASI kepada bayi.
ASI menyediakan antibodi bagi bayi. Kolostrum, yaitu “susu awal” encer berwarna kuning yang keluar dari payudara Mama selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, sangat kaya akan antibodi penangkal penyakit.
ASI juga menyediakan protein, lemak, gula, dan bahkan sel darah putih yang bekerja untuk melawan infeksi dengan berbagai cara. Probiotik alami dalam ASI akan memperkuat mikrobioma usus bayi. Penelitian menunjukkan, hal ini akan mengurangi risiko kondisi kesehatan kronis, termasuk alergi dan asma, diabetes, serta kegemukan.
Penelitian juga menunjukkan, bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinannya menderita infeksi, seperti infeksi telinga, muntah dan diare, radang paru-paru, infeksi saluran kemih, radang selaput otak, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS = sudden infant death syndrome).
2. Vaksinasi sesuai jadwal.
Menyusui tidak dapat sepenuhnya melindungi bayi dan anak-anak dari infeksi yang mengancam jiwa, seperti polio, difteri, dan campak. Bayi dan anak-anak juga harus mendapatkan vaksinasi sebagai cara paling aman dan efektif untuk melindungi mereka dari penyakit serius.
Vaksinasi memberikan respons imun, membuat bayi dan anak-anak menjadi “kebal”. Jika mereka tertular penyakit yang sebenarnya di kemudian hari, sistem kekebalan tubuh mereka akan mengingat kuman tersebut. Respons kekebalan tubuh akan beraksi dan melawan penyakit atau mencegah komplikasi serius.
Dengan mendapatkan semua vaksin yang direkomendasikan sesuai jadwal, dapat membantu menjaga kesehatan si kecil sebaik mungkin.
3. Sajikan makanan sehat.
Pola makan sehat banyak mengandung buah dan sayur—dianjurkan lima porsi sehari dan harus memenuhi setengah dari setiap piring makan. Pilihlah buah-buahan dan sayuran warna-warni, seperti wortel, jeruk, dan stroberi.
Zat berwarna cerah pada sayur dan buah ini mengandung fitonutrien peningkat kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan, pola makan yang kaya akan fitonutrien juga dapat melindungi dari penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung di masa dewasa.
Pola makan sehat juga mengandung biji-bijian utuh, protein rendah lemak, susu (atau sumber kalsium lainnya), dan lemak sehat (seperti minyak sayur).
Hindari menyajikan makanan olahan, makanan dengan tambahan gula, dan makanan dengan lemak tidak sehat, seperti lemak jenuh yang ditemukan dalam produk hewani. Bukan berarti si kecil tak boleh makan kue atau es krim, tetapi konsumsinya tidak setiap hari.
4. Tambahkan probiotik ke dalam makanan.
Memprioritaskan kesehatan usus dapat membantu melawan infeksi dan virus yang bermula di saluran pencernaan. Makanan yang kaya probiotik dapat membantu bakteri baik berkembang biak, sehingga meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh. Yoghurt merupakan makanan probiotik yang sangat disukai oleh sebagian besar anak dan dapat menjadi menu rutin saat makan.
5. Pastikan anak mendapatkan tidur yang cukup.
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang kurang tidur juga lebih rentan terhadap penyakit. Ini karena berkurangnya sel-selpembunuh alami, bagian dari sistem imun tubuh yang menyerang mikroba dan sel kanker. Pastikan si kecil mendapatkan tidur yang cukup sesuai dengan usianya dan tanamkan kebiasaan tidur yang sehat (sleep hygiene).
6. Ajak anak melakukan aktivitas fisik.
Olahraga membuat kita tetap sehat dan kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit. Melakukan aktivitas fisik keluarga, seperti bersepeda, hiking, dan sepatu roda, pastilah sangat menyenangkan.
Anak-anak harus aktif selama satu jam sehari. "Aktif" tidak harus berarti melakukan olahraga tertentu atau pergi ke pusat kebugaran, tetapi bisa juga bermain di taman bermain atau berjalan-jalan. Sesuaikan aktivitas fisik dengan usia anak.
Lebih banyak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga belum tentu baik. Jika Mama memiliki anak yang merupakan atlet serius, berolahraga beberapa jam sehari, pastikan hal itu tidak mengganggu tidur atau menyebabkan kelelahan—keduanya dapat menyebabkan masalah pada sistem kekebalan tubuh.
7. Bantu anak mengelola stres.
Stres membuat kita kurang sehat dan lebih rentan terhadap infeksi. Pastikan anak-anak memiliki waktu untuk bermain dan akses ke berbagai aktivitas. Beri kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dengan anak-anak lain seusianya.
Jadikan rumah sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk membicarakan perasaan mereka. Penelitian menunjukkan, tingkat stres yang tinggi di rumah dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh anak.
Jika Mama memiliki kekhawatiran tentang suasana hati atau kesehatan emosional si kecil, Mama dapat membicarakan hal itu dengan ahlinya di Klinik MyKidz.
8. Jauhkan anak dari asap rokok.
Asap rokok meningkatkan risiko SIDS, bronkitis, infeksi telinga, dan asma pada anak. Asap rokok juga dapat memengaruhi kecerdasan dan perkembangan neurologis. Itulah mengapa, anak-anak harus dijauhkan dari asap rokok, termasuk rokok elektrik.Jadi, berhentilah merokok jika Mama-Papa atau siapa pun di rumah merokok. Bukankah merokok juga membahayakan kesehatan si perokok?
9. Menggunakan antibiotik hanya bila memang dibutuhkan.
Tak jarang orangtua meminta dokter untuk menuliskan resep antibiotik setiap kali anaknya sakit. Ini bukanlah tindakan bijaksana. Antibiotik hanya mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, sementara penyakit anak-anak sebagian besar disebabkan virus.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan menyebabkan kuman mengalami resistansi atau kekebalan. Akibatnya, infeksi yang sederhana jadi lebih sulit disembuhkan jika disebabkan oleh bakteri yang membandel dan tidak merespons pengobatan standar.
Meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh anak sangat penting untuk menjaga kesehatannya. Jika buah hati tercinta memiliki masalah kesehatan, Mama-Papa dapat membuat janji temu dengan dokter spesialis anak di Klinik MyKidz. Dengan layanan komprehensif, harga yang kompetitif, serta tenaga medis yang ahli dan suportif, Klinik MyKidz memastikan pelayanan berkualitas prima untuk buah hati tercinta. (*)
Sumber: