10 November, Hari Imunisasi Sedunia: Jangan Terjebak Isu, Vaksin Aman dan Efektif Mencegah Penyakit
Dipublikasikan: Minggu, 10 November 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Betapa pentingnya imunisasi tak dapat disangkal lagi. Dalam setahun saja, terdapat lebih dari satu peristiwa penting yang berkaitan dengan imunisasi: Pekan Imunisasi Dunia (24—30 April), Hari Vaksin Sedunia (14 Mei), Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, dan yang kita peringati hari ini, 10 November, yaitu Hari Imunisasi Sedunia.
Peringatan Hari Imunisasi Sedunia bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyakit dan melindungi kesehatan masyarakat. Hari Imunisasi Sedunia juga berfungsi sebagai pengingat bahwa imunisasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menjaga kesehatan kita dan orang-orang di sekitar kita.
Sayangnya, masih ada orangtua yang enggan, bahkan menolak, mengimunisasikan anak-anaknya. Bukan tak mungkin penyebabnya adalah persepsi yang keliru tentang vaksin. Pasalnya, tak sedikit isu tentang vaksin yang beredar, utamanya tentang efek samping vaksin. Ada yang berkaitan dengan autisme, ada pula yang mengaitkannya dengan kematian bayi mendadak dan tak terduga. Bagaimana faktanya?
Isu 1: Vaksin MMR menyebabkan autisme.
MMR merupakan singkatan dari nama tiga penyakit, yaitu Measles (campak), Mumps (gondongan), dan Rubella (campak jerman). Vaksin MMR melindungi dari ketiga penyakit tersebut.
Isu vaksin MMR menyebabkan autisme berasal dari makalah Andrew Wakefield dan rekan-rekannya yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada 1998. Akibatnya, puluhan ribu orangtua di seluruh dunia menentang vaksin MMR. Namun, 12 tahun kemudian, The Lancet menarik kembali (retracted) makalah tersebut karena studi Wakefield terbukti cacat secara ilmiah. Banyak penelitian juga tidak menemukan adanya kaitan antara vaksin dengan autisme.
Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD = Autism Spectrum Disorder) adalah gangguan neurologis dan perkembangan yang memengaruhi cara orang berinteraksi dengan orang lain, berkomunikasi, belajar, dan berperilaku.
Meski dapat didiagnosis pada usia berapa pun, autisme digambarkan sebagai "gangguan perkembangan" karena gejalanya umumnya muncul dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Para peneliti belum mengetahui penyebab utama ASD, tetapi penelitian menunjukkan, faktor genetik dapat berinteraksi dengan aspek-aspek lingkungan sehingga memengaruhi perkembangan dengan cara yang mengarah pada ASD.
Isu 2: Vaksin dengan thimerosal menyebabkan autisme.
Thimerosal adalah bahan pengawet yang ditambahkan ke beberapa vaksin untuk mencegah tumbuhnya kuman, seperti bakteri dan jamur. Jika kuman sampai tumbuh di dalam vaksin, akibatnya bahkan bisa fatal.
Namun, banyak orang mengkhawatirkan kandungan thimerasol dalam vaksin, karena thimerasol mengandung merkuri. Ada dua jenis merkuri, yaitu metilmerkuri dan etilmerkuri. Metilmerkuri ditemukan pada jenis ikan tertentu, dapat menjadi racun bagi manusia pada paparan tingkat tinggi. Tak demikian dengan etilmerkuri, dapat dibersihkan dari tubuh manusia lebih cepat daripada metilmerkuri sehingga kecil kemungkinannya berbahaya. Nah, etilmerkuri inilah yang terkandung dalam thimerosal.
Jadi, thimerosal ini pada dasarnya aman dan telah digunakan dalam vaksin sejak tahun 1930-an. Beberapa orang mungkin alergi terhadap thimerosal, tetapi jarang terjadi. Efek samping thimerosal yang paling umum dalam vaksin adalah reaksi ringan seperti kemerahan dan pembengkakan di tempat suntikan.
Thimerosal dalam vaksin juga tidak berkaitan dengan autisme. Banyak penelitian telah membuktikannya. Bahkan, setelah thimerasol dihilangkan dari hampir semua vaksin anak-anak, tingkat autisme bukannya berkurang, malah terus meningkat. Jelaslah bahwa thimerosal tidak ada hubungannya dengan autisme.
Ya, thimerosal tidak digunakan lagi dalam vaksin anak-anak sejak 2001. Meski aman, para peneliti dan pakar vaksin telah memutuskan untuk menghilangkan thimerosal dari vaksin anak-anak sebagai tindak pencegahan. Kecuali vaksin influenza (flu), saat ini tersedia dalam versi yang mengandung thimerosal (untuk botol vaksin multi-dosis) dan versi bebas thimerosal—orangtua dapat meminta alternatif vaksin flu yang bebas thimerosal.
Isu 3: Vaksin menyebabkan kematian bayi mendadak yang tak terduga.
Kematian bayi mendadak yang tak terduga (SUID = sudden unexpected infant death) dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS = sudden infant death syndrome) dapat terjadi pada tahun pertama kehidupan. Sekitar 90 persen lebih dari semua kematian akibat SUID dan SIDS terjadi antara saat lahir hingga usia 6 bulan, dengan puncak kasus pada usia 1—4 bulan.
Di sisi lain, pada rentang usia tersebut, bayi juga menerima beberapa imunisasi. Tak heran jika ada orangtua yang menghubungkan vaksinasi dan kematian bayi mendadak. Namun, banyak penelitian membuktikan, tidak ada hubungan antara SUID/SIDS dengan vaksin. Justru 6 bulan pertama kehidupan bayi adalah waktu yang paling penting untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
SUID/SIDS sering terjadi saat tidur atau di area tidur bayi. Bayi yang lahir sangat prematur berisiko paling tinggi terkena SUID/SIDS. Begitu pula bayi memiliki masalah medis jangka panjang (misalnya, penyakit paru-paru yang memerlukan penggunaan oksigen terus-menerus) atau bayi yang ditidurkan dalam posisi tengkurap (bukan telentang).
Faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko bayi terkena SUID/SIDS meliputi:
- Menidurkan bayi di permukaan yang lembut atau dengan alas tidur atau selimut yang longgar.
- Orangtua tidur seranjang dengan bayi, terutama saat orangtua sedang dalam pengaruh obat-obatan atau alkohol.
- Mama merokok selama kehamilan atau di rumah setelah melahirkan.
- Bayi berat badan lahir rendah.
Vaksin Aman dan Efektif Mencegah Penyakit
Vaksinasi adalah cara terbaik untuk membantu melindungi buah hati Mama-Papa dari penyakit serius. Vaksin telah melalui pengujian bertahun-tahun untuk memastikan keamanan dan keefektifannya serta manfaatnya yang lebih besar daripada risikonya.
Seperti obat apa pun, vaksin memiliki efek samping—umumnya ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, rewel, atau demam ringan. Efek samping ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari dan dapat diobati—misalnya, mengompres bagian yang sakit dengan waslap basah dan dingin untuk meredakan rasa tidak nyaman.
Efek samping serius sangat jarang terjadi. Manfaat vaksin jauh lebih besar daripada kemungkinan efek samping bagi hampir semua anak—terkecuali anak memiliki kondisi medis kronis yang serius, seperti kanker atau penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, atau memiliki reaksi alergi yang parah terhadap dosis vaksin sebelumnya.
Ayo, Mama-Papa, berikan perlindungan terbaik untuk buah hati tercinta dengan imunisasi. Klinik Anak & Tumbuh Kembang MyKidz memberikan diskon sebesar 10% selama “Bulan Promo Vaksin” mulai 25 Oktober—31 Desember 2024. Tunggu apa lagi? Jangan menunda jadwal vaksinasi anak, ya, Ma. Untuk info lebih detail, hubungi Klinik MyKidz di nomor 085282704990. (*)
Sumber: