Ke Psikolog Sama Dengan ke Dokter, Lho

Dipublikasikan: Kamis, 17 Juli 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Masih banyak orang tua yang merasa ragu, canggung, atau bahkan malu ketika harus membawa anak ke psikolog. Ada stigma bahwa ke psikolog berarti "ada yang salah" dengan anak, atau bahwa orang tua dianggap gagal mendidik. Padahal, seperti halnya dokter anak yang membantu menjaga kesehatan fisik, psikolog anak membantu menjaga dan memulihkan kesehatan mental dan emosional anak. Ke psikolog bukan tanda kegagalan, justru bentuk kepedulian dan kasih sayang orang tua terhadap tumbuh kembang anak yang utuh.

Perkembangan Psikologi Anak: Kompleks dan Terus Bergerak

Perkembangan psikologis anak meliputi aspek emosional, sosial, dan kognitif. Setiap tahap usia memiliki karakteristik berbeda. Misalnya, pada usia 0–3 tahun, anak mulai mengenal emosi dasar seperti senang, takut, marah. Usia 4–6 tahun, anak mulai belajar regulasi emosi, mengembangkan empati, dan memahami hubungan sosial. Pada usia sekolah, anak menghadapi tuntutan kemandirian, pencapaian, dan pergaulan yang makin kompleks.

Perjalanan ini tidak selalu mulus. Anak bisa mengalami tantangan psikologis, baik karena faktor internal (temperamen, gangguan perkembangan, dan lain-lain) maupun eksternal (pola asuh, lingkungan sosial, atau trauma). Di sinilah pentingnya memahami kapan perlu mendapatkan bantuan profesional.

Masalah Psikologis Anak yang Umum Terjadi

Beberapa kasus psikologis yang sering terjadi pada anak antara lain:

  • Speech delay atau keterlambatan bicara
  • Kesulitan regulasi emosi (mudah marah, tantrum berlebihan)
  • Kecemasan dan fobia sosial
  • Kesulitan beradaptasi di sekolah atau lingkungan sosial
  • Sulit fokus dan konsentrasi
  • Gangguan tidur atau makan
  • Perilaku agresif atau menarik diri
  • Ketakutan berlebih ditinggal orang tua (separation anxiety)
  • Gangguan perkembangan seperti ADHD, autisme, atau disleksia

Beberapa masalah mungkin bersifat sementara dan bisa teratasi dengan perubahan pola asuh atau lingkungan. Tapi jika berlangsung lebih dari 3 bulan, makin parah, atau mengganggu fungsi anak sehari-hari, saatnya orang tua mempertimbangkan untuk konsultasi ke psikolog anak.

Apa yang Bisa Dideteksi Psikolog Tapi Tidak Terlihat oleh Orang Tua?

Psikolog anak memiliki pelatihan dan alat khusus untuk melakukan observasi, asesmen, dan intervensi yang tidak dimiliki orang tua. Misalnya, psikolog bisa melakukan tes perkembangan, kognitif, hingga evaluasi psikososial yang membantu memetakan kekuatan dan tantangan anak. Mereka juga bisa melihat pola yang mungkin tidak disadari oleh orang tua, seperti perilaku yang muncul hanya di lingkungan sekolah atau saat anak bersama teman sebaya.

Kadang, anak tidak menunjukkan tanda yang jelas, tapi perubahan kecil dalam kebiasaan bisa jadi sinyal: anak yang dulu ceria jadi murung, anak yang senang sekolah tiba-tiba sering mengeluh sakit, atau anak yang sebelumnya bisa fokus kini sulit menyelesaikan tugas.

Tidak ada "usia ideal" untuk datang ke psikolog, karena kebutuhan tiap anak berbeda. Namun, beberapa momen yang bisa menjadi pertimbangan antara lain:

  • Orang tua merasa kewalahan atau bingung menghadapi perilaku anak
  • Anak menunjukkan gejala stres atau kecemasan terus-menerus
  • Perubahan besar dalam hidup (perceraian, pindah rumah/sekolah, kehilangan orang tercinta)
  • Ada riwayat trauma
  • Anak tampak tertinggal dibanding teman seusianya
  • Guru atau pengasuh mengamati perubahan atau kesulitan tertentu

Datang ke psikolog sejak dini justru bisa mencegah masalah berkembang lebih serius.

Selain menangani masalah, psikolog anak juga bisa mendampingi proses tumbuh kembang anak secara positif. Misalnya, membantu anak membangun kepercayaan diri, mengelola stres, meningkatkan keterampilan sosial, hingga mendukung proses belajar. Psikolog juga bisa membekali orang tua dengan teknik komunikasi dan pengasuhan yang lebih efektif dan sesuai kebutuhan anak.

Psikolog Mencari Akar Masalah, Bukan Cari Siapa yang Salah

Ke psikolog bukan berarti anak "bermasalah". Sama seperti kita ke dokter saat demam, kita pun ke psikolog saat emosi dan perilaku butuh bantuan. Mental health adalah bagian dari kesehatan yang sama pentingnya dengan fisik. Semakin cepat ditangani, semakin baik peluang anak untuk berkembang optimal.

Jika Mom/Dad merasa membutuhkan bantuan dalam memahami atau mendampingi anak, jangan ragu untuk datang ke Klinik Tumbuh Kembang MyKidz. Kami memiliki tim profesional, termasuk psikolog anak, yang siap membantu Anda dan anak menghadapi tantangan tumbuh kembang dengan empati dan keahlian. Yuk, jadikan kesehatan mental bagian dari perhatian utama kita sebagai orang tua!

Foto: Kindelmedia/Pexels.com

Referensi:

• American Psychological Association. (2023). Child Psychology and Mental Health.
• WHO. (2021). Mental health and psychosocial well-being among children.
• Hurlock, E. B. (2002). Developmental Psychology: A Life-Span Approach.
• Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia). (2024). Pedoman Praktik Psikologi Anak.
 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?