14 November, Hari Diabetes Sedunia: Mencegah Diabetes Tipe 2 pada Anak
Dipublikasikan: Kamis, 14 November 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – World Diabetes Day (WDD) atau Hari Diabetes Sedunia merupakan kampanye kesadaran diabetes terbesar di dunia. Hari Diabetes Sedunia diperingati setiap tahun pada 14 November berdasarkan tanggal kelahiran Sir Frederick Banting—penemu insulin bersama Charles Best pada 1922. Hari Diabetes Sedunia yang diciptakan pada 1991 oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF) bekerja sama dengan WHO ini telah menjadi hari resmi PBB sejak 2006.
Banyak orang mengira hanya orang dewasalah yang dapat terkena diabetes. Faktanya, tak sedikit anak-anak dan remaja yang menderita diabetes. Kasus diabetes anak di tanah air melonjak drastis sampai 70 kali lipat pada 2023, jika dibandingkan dari 2010. Usia terbanyak adalah 10—14 tahun (46,23 persen), berikutnya 5—9 tahun (31,05 persen), lalu 0—4 tahun (19 persen), dan terakhir usia 14 tahun ke atas (3 persen). Berdasarkan jenis kelamin, hampir 60 persen penderitanya adalah anak perempuan.
Sepintas Kilas Diabetes
Diabetes merupakan kondisi kronis yang terjadi saat pankreas tidak dapat lagi memproduksi insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin berfungsi menyalurkan glukosa—dari makanan yang kita konsumsi—melalui aliran darah ke dalam sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi.
Jika tubuh tidak dapat memproduksi ataupun menggunakan insulin secara efektif, terjadilah hiperglikemia (kadar glukosa darah yang tinggi). Dalam jangka panjang, hiperglikemia menyebabkan kerusakan tubuh dan kegagalan berbagai organ serta jaringan.
Ada tiga jenis utama diabetes, yaitu:
- Diabetes Tipe 1
- Diabetes Tipe 2
- Diabetes Gestasional
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak atau hanya sedikit sekali memproduksi insulin. Diabetes tipe 1 umumnya berkembang pada anak-anak dan dewasa muda. Penyebab pastinya belum diketahui. Penelitian menunjukkan, risiko meningkat jika ada riwayat keluarga, selain juga paparan infeksi virus yang memicu reaksi autoimun yang menyebabkan diabetes tipe 1. Saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah dan tidak ada obat untuk mengatasinya. Diabetesi (penderita diabetes) tipe 1 memerlukan suntikan insulin setiap hari.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang berkembang selama kehamilan dan biasanya menghilang setelah melahirkan. Anak-anak yang terpapar kadar glukosa darah tinggi selama dalam kandungan, berisiko lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dan mengembangkan diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes paling umum, mencakup sekitar 90 persen dari semua diabetes. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat merespons insulin sepenuhnya (resistansi insulin). Dulu, diabetes tipe 2 terutama dialami orang dewasa. Kini, diabetes tipe 2 meningkat di kalangan anak-anak dan remaja. Tanpa pengobatan, kadar gula darah akan meningkat dan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius dalam jangka panjang. Kabar baiknya, diabetes tipe 2 umumnya dapat dicegah.
Penyebab dan Faktor Risiko Diabetes Tipe 2 pada Anak
Meski penyebab pasti diabetes tipe 2 tidak diketahui, sejumlah faktor diketahui dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
* Berat Badan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko yang kuat untuk diabetes tipe 2 pada anak-anak. Semakin banyak jaringan lemak yang dimiliki anak-anak—terutama di dalam serta di antara otot dan kulit sekitar perut—semakin resistan sel-sel tubuh mereka terhadap insulin.
Sebaliknya, berat badan lahir rendah juga berkaitan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Bayi yang lahir prematur (sebelum usia kehamilan 39—42 minggu) berisiko lebih besar terkena diabetes tipe 2.
* Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik dan menurunkan risiko kelebihan berat badan. Sebagian besar anak-anak dan remaja tidak mendapatkan jumlah aktivitas fisik yang disarankan per hari.
* Pola Makan
Kebiasaan mengonsumsi daging merah dan daging olahan, serta makanan dan minuman manis dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
* Riwayat Keluarga
Risiko anak terkena diabetes tipe 2 meningkat jika mereka memiliki orangtua atau saudara kandung yang mengidap penyakit tersebut.
* Diabetes Gestasional pada Ibu
Anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes gestasional selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Ras atau etnis tertentu, seperti orang kulit hitam, Hispanik, Indian Amerika, dan Asia Amerika, lebih mungkin terkena diabetes tipe 2. Selain itu, diabetes tipe 2 juga sering dikaitkan dengan sindrom metabolik dan sindrom ovarium polikistik.
Ketahui Tanda-Tanda Diabetes pada Anak
Diabetes tipe 2 berkembang perlahan seiring waktu, sehingga gejalanya sulit dideteksi. Kendati demikian, ada beberapa tanda peringatan yang dapat dijadikan patokan, seperti:
- Sering terlihat sangat lelah atau mengantuk.
- Kerap bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil.
- Minum lebih banyak dari biasanya karena rasa haus yang berlebihan.
- Lebih sering merasa lapar.
- Mengalami luka atau infeksi yang sulit/lambat sembuh.
- Terdapat bercak gelap pada kulit, seringnya di sekitar ketiak dan leher.
Mencegah Diabetes Tipe 2 pada Anak
Umumnya, diabetes tipe 2 menyerang anak-anak yang memiliki pola makan buruk dan kurang berolahraga. Jika anak memiliki faktor risiko diabetes tipe 2, orangtua dapat melakukan banyak hal untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada anak, sekalipun orangtua sudah mengidap penyakit ini.
# Konsumsi makanan bergizi seimbang.
Mama-Papa dapat mengikuti panduan nutrisi “Isi Piringku” yang dikeluarkan Kemenkes atau metode “My Plate” dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Keduanya sama-sama mengutamakan sayuran dan buah—setiap kali makan, setengah piring diisi dengan buah dan sayuran.
# Tingkatkan asupan air, hindari minuman manis.
Minuman ringan atau jus memang nikmat, apalagi dalam kondisi dingin. Namun, minuman ini mengandung gula tambahan—lebih banyak mengandung kalori, hanya memiliki sedikit nilai gizi—sehingga dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Lebih baik tingkatkan asupan air anak. Hindari atau batasi pula makanan kemasan dan olahan, karena juga mengandung banyak gula.Sediakan botol air yang dapat diisi ulang serta buah dan sayur agar si kecil memiliki pilihan camilan yang sehat dan enak pula.
# Ajak anak untuk bergerak.
Anak balita harus bergerak sepanjang hari dan 60 menit sehari untuk anak usia 6 tahun ke atas. Dorong anak untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan detak jantungnya, yaitu jenis olahraga atau aktivitas fisik yang membuat berkeringat. Temukan cara yang menyenangkan untuk bergerak, semisal menari bersama atau bersepeda sekeluarga.
Salah satu faktor yang menghambat anak untuk bergerak adalah aktivitasnya di depan layar. Lebih banyak waktu untuk gawai, lebih sedikit waktu untuk bergerak. Oleh karena itu, batasi waktu anak di depan layar sekitar dua jam saja atau kurang per hari agar anak punya lebih banyak waktu untuk aktivitas luar ruangan dan bergerak. Hati-hati, jangan sampai anak kecanduan gawai.
# Menjaga berat badan sehat.
Dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari/membatasi asupan gula tambahan, dan melakukan aktivitas fisik/berolahraga teratur, niscaya berat badan sehat tetap terjaga.
# Orangtua menjadi contoh.
Mengubah kebiasaan sehari-hari akan lebih mudah dan menyenangkan jika kita memiliki dukungan. Hal ini juga berlaku untuk anak-anak. Mama-Papa juga mengonsumsi makanan bergizi seimbang, membatasi/mengurangi asupan gula, dan rutin berolahraga. Jika memungkinkan, libatkan si kecil saat menyiapkan makan malam keluarga. Mama-Papa juga dapat merencanakan bersama si kecil, aktivitas fisik menyenangkan yang dapat dilakukan sekeluarga.
# Lakukan tes gula darah.
Jika anak memiliki sedikitnya dua faktor risiko, orangtua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan tes gula darah. Biasanya tes dimulai pada usia 10 tahun atau saat pubertas dimulai—bergantung pada mana yang lebih dulu—dan diulang setiap tiga tahun.
Mama-Papa dapat berkonsultasi ke Klinik MyKidz untuk mendeteksi masalah kesehatan dan tumbuh kembang buah hati terkasih. Dengan dukungan dari tenaga profesional yang berpengalaman, Klinik MyKidz siap membantu Mama-Papa dalam memastikan kesehatan buah hati agar dapat tumbuh dan berkembang optimal. Hubungi Klinik MyKidz sekarang untuk detail lengkapnya. (*)
Sumber: