Air Putih Pilihan Terbaik Untuk Anak Tetap Terhidrasi: Tips agar Anak Mau Minum Air Putih

Dipublikasikan: Kamis, 29 Agustus 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Julie

Editor: Julie

Klinik MyKidz – Air merupakan zat gizi dan unsur yang paling berlimpah dalam tubuh. Sebagian besar tubuh anak terdiri dari air. Air membantu menjaga suhu tubuh, membuat cairan tubuh, dan untuk menjalankan fungsi sehari-hari. Tubuh harus memiliki cairan yang cukup agar dapat berfungsi dengan baik.

Air putih adalah minuman terbaik untuk anak tetap terhidrasi, yaitu terpenuhinya kebutuhan cairan tubuh. Selain sangat menyehatkan, air putih tidak mengandung kalori dan gula tambahan. Minum air meningkatkan daya ingat dan perhatian, membantu anak-anak menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko beberapa penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung, serta membantu mencegah gigi berlubang jika diberi fluoride. Selain itu, air putih juga ekonomis—air keran jauh lebih murah daripada minuman olahraga, soda, dan jus.

 

Bolehkah Bayi Minum Air?

Bayi diperkenalkan dengan air setelah usia 6 bulan.
Bayi diperkenalkan dengan air setelah usia 6 bulan. (Freepik)

Sejak bayi, anak sudah diperkenalkan dengan air. Tentunya setelah bayi mulai mengonsumsi makanan padat, yaitu setelah usia 6 bulan. Sebelum usia itu, bayi hanya boleh minum ASI tanpa tambahan cairan lain atau makanan apa pun, karena ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya. Setelah 6 bulan barulah bayi boleh diperkenalkan dengan cairan lain, yaitu air putih.

Kebutuhan air pada bayi belum banyak. Setelah 6 bulan hingga usia setahun, bayi hanya perlu sekitar 4—8 ons (0,5—1 cangkir) per hari. Ini karena cairan lainnya sudah diperoleh bayi dari ASI. Lagi pula, minum terlalu banyak air dapat membahayakan bayi karena akan mengencerkan kadar natrium normal bayi. Akibatnya, bayi dapat mengalami kejang, koma, kerusakan otak, serta kematian. Otak adalah organ yang paling rentan terhadap keracunan air dengan gejala pertama biasanya berupa perubahan perilaku. Jika Mama melihat gejala keracunan air pada si kecil, segera hubungi dokter.

Waspadai gejala keracunan air:

  • Bingung, mengantuk, atau lalai.
  • Penglihatan kabur.
  • Kram otot dan kedutan.
  • Koordinasi yang buruk.
  • Mual dan muntah.
  • Napas tidak teratur.
  • Lemas

 

Kebutuhan Air pada Anak

Kebutuhan air berbeda-beda pada setiap anak.
Kebutuhan air berbeda-beda pada setiap anak. (Freepik)

Setelah usia setahun sampai 3 tahun, anak-anak membutuhkan sekitar 4 gelas cairan per hari, termasuk air atau susu. Jumlah ini meningkat menjadi sekitar 5 gelas untuk anak-anak usia 4—8 tahun dan 7—8 gelas per hari untuk anak-anak yang lebih besar.

Kendati demikian, jumlah kebutuhan air tidak selalu sama pada setiap anak. Selain faktor usia, kebutuhan air juga bergantung pada makanan yang dikonsumsi,  tingkat aktivitas, kesehatan, dan kondisi lingkungan, seperti suhu panas dan kelembapan yang tinggi. Anak yang mengalami demam, misalnya, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas justru berkurang akibat rendahnya kelembapan udara sekitar. Itulah mengapa, anak yang sedang demam disarankan minum lebih banyak. Air juga berfungsi menurunkan suhu tubuh.

 

Tips agar Anak Mau Minum Air Putih

Mama memberikan contoh minum air putih di depan si kecil.
Mama memberikan contoh minum air putih di depan si kecil. (Freepik)

Penelitian menemukan, 1 dari 5 anak-anak dan remaja tidak minum air putih sama sekali sepanjang hari, dan sekitar setengah dari anak-anak usia sekolah kekurangan cairan. Penelitian lain menunjukkan, anak-anak yang tidak minum air putih lebih mungkin untuk minum minuman manis, yang berarti mereka bisa mengonsumsi 10 persen lebih banyak kalori daripada asupan kalori harian yang dibutuhkan.

Agar anak mau minum air putih, Mama dapat mencoba tips berikut ini.

1.  Jadikan minum air putih sebagai kebiasaan. Mama dapat memperkenalkan air putih kepada bayi setelah si kecil berusia 6 bulan dan mulai mengenal makanan padat. Bayi yang mulai minum air putih sejak dini (setelah usia 6 bulan) cenderung tidak akan menolaknya di kemudian hari.

2.  Mama memberikan contoh dengan minum air putih di depan si kecil. Setiap kali makan, tawarkan air putih dalam cangkir. Mama juga dapat menjadikan air minum sebagai bagian yang menyenangkan dari waktu makan.

3.  Membuatkan jadwal waktu untuk minum air putih. Misalnya: setiap pagi setelah bangun tidur, setiap kali makan, setelah tidur siang, dan ketika bermain. Pastikan si kecil selalu memiliki botol yang tersedia sehingga ia dapat meminum air dari botol tersebut sepanjang hari.

4.   Ajak si kecil ke toko swalayan untuk memilih gelas atau botol minum yang disukainya. Dengan adanya gelas atau botol minum kesayangan ini akan lebih mudah untuk membujuk si kecil mau minum.

5.  Variasikan penyajian air putih, seperti:

  • Mencampur air dengan lemon, beri, mentimun, atau mint untuk menambah rasa.
  • Bekukan buah di dalam es batu. Es batu dengan buah di dalamnya akan mempercantik minuman di meja mana pun dan anak-anak kecil pasti menyukainya.

 

Mama, pastikan si kecil mendapatkan cukup minum agar tetap terhidrasi. Anak-anak biasanya sulit berhenti ketika sedang bermain, sehingga orangtua perlu mengawasi agar anak tidak lupa minum. Kurang minum dapat menyebabkan dehidrasi, dari yang ringan hingga berat. Air putih adalah pilihan terbaik untuk membantu memenuhi kecukupan cairan tubuh si kecil. (*)

 

Sumber:

  1. CDC
  2. HealthyChildren.org
  3. MedicineNet
  4. St. Louis Children’s Hospital
  5. Tim Nakita. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: PT Penerbitan Sarana Bobo, November 2010

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?