Bahaya Kecanduan Gawai pada Anak: Potensi Demensia Usia Dini yang Harus Diwaspadai

Dipublikasikan: Senin, 19 Agustus 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Rien

Editor: Arif R. H.

Klinik MyKidz - Anak-anak tanpa gawai? Rasanya hampir mustahil untuk sekarang ini. Bahkan, bayi pun sudah kecanduan gawai! Setiap kali si bayi menangis dan Mama menyodorkan gawai, seketika itu juga tangisnya berhenti dan sepasang mata imut-nya langsung melebar dengan senyum merekah di bibirnya.

Ya, gawai telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di era digital saat ini, termasuk bagi anak-anak. Banyak kegiatan yang dilakukan untuk menghabiskan waktu di depan layar, mulai mencari hiburan hingga mendapatkan informasi terbaru. Meskipun memberikan banyak manfaat, penggunaan gawai yang berlebihan dan tanpa pengawasan dari orangtua dapat berdampak negatif pada kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Penelitian Zain, dkk. (2022) menunjukkan, penggunaan gawai yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah pada kehidupan sosial dan kesehatan anak. Penelitian lain yang dilakukan Iqbal, dkk. (2022) menemukan, anak-anak yang terlalu banyak menggunakan gawai memiliki kemampuan komunikasi dan keterampilan sosial yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang lebih sering berinteraksi secara langsung.

#Perkembangan Fisik-Motorik

Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah fisik pada anak-anak. Salah satu dampak paling umum adalah masalah penglihatan. Menatap layar gawai terlalu lama dapat menyebabkan mata kering, iritasi, dan bahkan gangguan penglihatan jangka panjang, seperti miopia (rabun jauh). Sebuah studi oleh Chu, dkk. (2023) menunjukkan, anak-anak yang menghabiskan lebih dari dua jam per hari di depan layar memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah mata.

Selain itu, melansir Paudmedia Kemendikbud (12/3/2024), gangguan pada perkembangan fisik anak usia dini akibat screen time meliputi: gangguan perkembangan motorik dan berkurangnya asupan makanan, durasi tidur yang lebih pendek, perkembangan kesehatan anak yang buruk, aktivitas fisik luar ruangan yang lebih rendah, dan cenderung kelebihan berat badan.

#Perkembangan Sosial-Emosional

Menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, pemakaian gawai berhubungan dengan mental atau emosional anak. Adiksi atau kecanduan terhadap gawai berisiko menimbulkan masalah emosional pada anak. (Kompas.id, 1/7/2024) Hal ini telah ditemukan pula dalam penelitian Putri, dkk. (2023), penggunaan gawai yang berlebihan dapat menyebabkan masalah perilaku dan emosional. Anak-anak pada rentang usia 1—5 tahun yang sudah kecanduan gawai cenderung lebih mudah mengalami temper tantrum, kondisi ketika seorang anak meluapkan kemarahan dan rasa frustrasinya tanpa direncanakan.

Interaksi sosial adalah aspek penting dalam tumbuh kembang anak. Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial anak. Pasalnya, anak yang terlalu banyak terpapar gawai cenderung memiliki waktu lebih sedikit untuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan anggota keluarga. Bahkan, menurut studi Rahayu dkk. (2021), gadget dapat menghambat perkembangan bicara dan bahasa anak. Ini karena anak menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar gadget daripada berinteraksi dengan orang lain yang dapat melancarkan pembelajaran berbicara dan berbahasa. Akibatnya, anak jarang berinteraksi dengan orang lain sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan bicara dan bahasa anak. (CLSD Fakultas Psikologi UGM, 23/11/2024)

#Perkembangan Kognitif

Kecanduan gawai juga berdampak pada perkembagan kognitif anak. Mengutip Paudmedia Kemendikbud (12/3/2024), anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gawai, rentan mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian mereka pada aktivitas yang memerlukan fokus dan konsentrasi. Hal ini akan berdampak pada kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang melibatkan keterlibatan kognitif.

Lebih dari itu, menurut ahli Adiksi Perilaku dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM Jakarta, Kristiana Siste, orang dengan kecanduan gawai mengalami perubahan di otaknya. Jika dampak kecanduan itu tidak segera diobati bisa terjadi demesia di usia dini. (Kompas.id, 1/7/2024).

Kecanduan Gadget
Kecanduan Gadget (Freepik)

Mencegah Kecanduan Gawai pada Anak

Jika anak sudah kecanduan gawai, mengatasinya jauh lebih sulit daripada melakukan pencegahan. Apalagi jika kecanduannya sudah berlangsung lama, membutuhkan pendekatan yang holistik, baik melalui pendampingan orangtua yang intens maupun pendamping kedua, seperti dokter atau terapis profesional. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mencegah kecanduan gawai pada anak.

  1. Membatasi waktu penggunaan gawai.

    Hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah membatasi waktu penggunaan gawai. Mama dapat menentukan batasan waktu harian penggunaan gawai ini menyesuaikan dengan usia anak. Untuk anak-anak berusia 2—5 tahun waktunya tidak lebih dari 1 jam per hari, sedangkan anak-anak 6 tahun ke atas boleh lebih dari 1 jam, tetapi tidak lebih dari 2 jam per hari.

  2. Ajak anak melakukan aktivitas lain yang tidak melibatkan gawai.

    Ajak anak melakukan aktivitas lain yang tidak melibatkan gawai. Misalnya, mengajak anak bermain ke taman, jalan-jalan sore, melakukan aneka permainan yang melibatkan kegiatan fisik, seperti bersepeda, bermain bola, atau bermain lompat tali. Bisa juga dengan menghabiskan waktu bersama di rumah melakukan permainan edukatif, semisal menyusun pasel, menebak angka, menggambar/melukis, bermain musik, dan sebagainya. Sangat penting pendampingan orangtua untuk memberikan stimulasi yang mendukung tumbuh-kembang anak.

  3. Edukasi dan pengawasan oleh orangtua.

    Penting bagi anak untuk memperoleh edukasi tentang dampak negatif penggunaan gawai yang berlebihan, sekaligus ajari mereka tentang cara penggunaan yang sehat dan bertanggung jawab. Jangan khawatir, sekalipun si kecil masih balita, ia sudah dapat memahami penjelasan Mama yang pastinya telah disesuaikan dengan bahasa anak seusianya.

    Selanjutnya, Mama dapat membuat kesepakatan dengan si kecil tentang waktu penggunaan gawai. Mama juga dapat memanfaatkan fitur kontrol orangtua untuk memantau dan membatasi penggunaan gawai.

Jika Mama-Papa masih merasa kesulitan dalam upaya mencegah ataupun mengatasi kecanduan gawai pada si kecil, Klinik MyKidz siap membantu. Kami menawarkan layanan konsultasi dan terapi untuk anak-anak yang mengalami masalah terkait penggunaan gawai.

Dengan dukungan dari tenaga profesional yang berpengalaman, klinik MyKidz siap membantu Mama-Papa dalam memastikan sang buah hati tumbuh dan berkembang dengan baik. Segera kunjungi klinik MyKidz dan lihat bagaimana kami dapat membantu buah hati Mama-Papa tumbuh dan berkembang secara optimal. Hubungi kami sekarang untuk detail lengkapnya! (*)

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?