Studi: Waktu Tidur Lebih Memengaruhi Perilaku dan Emosi Anak daripada Kualitas dan Durasi Tidur
Dipublikasikan: Rabu, 11 Desember 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Mama-Papa, jika mendapati si kecil rewel melulu, coba ingat-ingat lagi jadwal tidurnya. Ternyata, variasi waktu/jam tidur dapat memengaruhi perilaku dan emosi anak. Menurut sebuah publikasi baru yang ditulis oleh para peneliti di Penn State College of Health and Human Development dan Penn State College of Medicine, waktu tidur yang konsisten lebih berpengaruh daripada kualitas atau durasi tidur,
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics (08/11/2024) ini menunjukkan, anak-anak dengan rutinitas tidur yang konsisten dan tertidur pada waktu yang sama setiap malamnya memiliki kontrol yang lebih baik terhadap emosi dan perilaku mereka ketika sedang mengalami stres atau sedang bekerja dengan orang lain.
Studi tersebut dipimpin oleh mahasiswa doktoral di bidang kesehatan biobehavioral, Adwoa Dadzie bersama pembimbing doktoralnya, Orfeu Buxton, Profesor Kesehatan Biobehavioral Elizabeth Fenton Susman. Mereka menganalisis data tidur dan perilaku dari 143 anak berusia enam tahun dalam penelitian Penn State Intervention Nurses Start Infants Growing on Healthy Trajectories (INSIGHT).
“Anak-anak yang jam tidurnya teratur, umumnya mampu mengatur perilaku dan emosi mereka. Sebaliknya, anak-anak yang jam tidurnya tidak menentu, menunjukkan lebih banyak impulsivitas dan kurang memiliki kendali,” kata Dadzie (PennState, 11/11/2024).
Semakin bervariasi waktu tidur anak setiap malam, semakin buruk mereka mengatur perilaku dan emosi mereka.
Anak-anak dalam penelitian ini mengenakan monitor di pergelangan tangan mereka selama tujuh hari untuk mengukur tidur dan aktivitas malam hari mereka. Perangkat tersebut memantau berbagai aspek tidur, termasuk waktu tidur malam dan waktu bangun pagi, titik tengah waktu tidur, efisiensi tidur, dan total durasi tidur anak setiap malam.
Data tersebut dibandingkan dengan kinerja anak pada tugas yang dirancang untuk melihat bagaimana mereka menanggapi rasa frustrasi.
Setiap anak memilih mainan yang ingin mereka mainkan dari banyak pilihan. Mainan tersebut kemudian ditempatkan dalam kotak bening dan dikunci. Setiap anak diberi satu set kunci, tetapi tidak satu pun dari kunci-kunci itu dapat membuka kotak bening tersebut.
Para peneliti mengamati respons perilaku yang ditunjukkan oleh anak, seperti berbicara sendiri dan mencoba setiap kunci, serta tanda-tanda frustrasi atau kurangnya pengaturan diri, termasuk melempar kunci tanpa mencoba semuanya.
Setelah empat menit, para peneliti kembali dengan kunci yang berfungsi dan membiarkan anak-anak bermain dengan mainan pilihannya.
Para peneliti juga mengamati anak-anak melakukan kerajinan tangan, yaitu menghias bingkai foto bersama orangtua mereka. Perilaku anak-anak diidentifikasi sebagai prososial jika mereka terlibat dalam kegiatan kooperatif, seperti berbagi dan kerja sama atau antisosial jika mereka merusak perlengkapan kerajinan atau membantah orangtua mereka.
Hasil penelitian menunjukkan, semakin bervariasi waktu tidur anak setiap malam, semakin buruk mereka mengatur perilaku dan emosi mereka. Misalnya, anak yang waktu tidurnya bervariasi 20 menit setiap malam selama seminggu penelitian, menunjukkan pengaturan diri yang lebih baik daripada anak yang waktu tidurnya bervariasi dua jam dalam seminggu.
"Hasilnya dengan jelas menunjukkan bahwa keteraturan tidur penting untuk perilaku prososial dan perilaku yang sesuai usia pada anak-anak," kata Dadzie. (*)
Baca juga:
* Manfaat Tidur Cukup untuk Pertumbuhan Anak: Tips dan Panduan
* Apa Itu Sleep Hygiene? Panduan Lengkap Persiapan dan Rutinitas Tidur Sehat