Mengapa Bayi Sulit Tidur? Ini 8 Penyebabnya dan Tips Mengatasinya
Dipublikasikan: Minggu, 29 Desember 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Tidur sangat penting untuk tumbuh kembang anak, terlebih di awal kehidupan. Kurang tidur pada bayi, menurut penelitian, terkait dengan risiko autisme.
Ada beberapa kemungkinan penyebab bayi tidak mau tidur atau sulit tidur sehingga membuatnya kurang tidur. Melansir dari Parents (16/09/2024), berikut ini 8 penyebab bayi tidak mau tidur dan tips mengatasinya.
1. Terlalu bersemangat.
Bisa jadi bayi memiliki tingkat energi yang tinggi. Ia senang dengan aktivitas, seperti dilempar ke udara, menonton video, atau bermain air. Ia mungkin berpikir, tidur berarti kehilangan kesenangan, sehingga membuatnya menjadi terlalu lelah dan sulit tidur atau terbangun di malam hari.
Tips:
Ubah rutinitas tidur dengan aktivitas yang menenangkan, seperti pijat, lagu pengantar tidur, cerita, atau membedong bayi kecil.
Perhatikan juga suasana hati Mama, jangan tegang—si kecil dapat merasakannya. Bergeraklah dengan tenang dan redupkan lampu.
2. Tidak nyaman dengan lingkungannya.
Beberapa bayi sangat sensitif terhadap lingkungan eksternal dan internal mereka—terganggu oleh dering telepon, label pakaian, atau bahkan sensasi dalam tubuhnya sendiri, seperti mencerna makanan.
Umumnya bayi dapat mengabaikan semua sensasi tersebut pada siang hari saat ada aktivitas. Namun, malam hari? Jauh lebih sulit.
Tips:
Membuat lingkungan sekitar bayi senyaman mungkin. Jika Mama tidak yakin apa yang mengganggu si kecil, mulailah dengan hal berikut:
- Melepas label piyama.
- Menggunakan seprai yang lebih lembuit.
- Menggelapkan kamar tidur.
- Mengecek suhu pendingin ruangan.
Terutama untuk bayi usia kurang dari 4 bulan, cobalah membedongnya dan memainkan white noise machine. Alat ini membantu menciptakan kembali perasaan seperti di dalam rahim, sehingga mendorong bayi untuk berhenti menangis dan membuatnya tertidur lebih cepat dan lama.
3. Tidak mendapatkan cukup cahaya di siang hari.
Sebaliknya, mendapatkan lebih banyak paparan cahaya di siang hari membuat tidurnya lebih baik. Lo, apa hubungannya?
Cahaya, terutama cahaya pagi, menekan melatonin—hormon yang mengatur siklus tidur dan bangun—sehingga kadarnya memuncak pada waktu yang tepat.
Meski ritme sirkadian—siklus alami tubuh yang merespons cahaya dan kegelapan—belum berkembang pada bayi baru lahir, penelitian menemukan, pada usia 11 minggu, komponen ritme sirkadian bayi sudah terbentuk.
Tips:
Para peneliti merekomendasikan paparan cahaya siang hari dan menghindari cahaya malam hari untuk mendukung perkembangan ritme sirkadian bayi. Berikut strateginya:
- Susui bayi di tempat yang paling terkena sinar matahari.
- Mengajak bayi jalan-jalan pagi, bahkan saat hari mendung.
- Jika jalan pagi tidak memungkinkan, cobalah menyalakan beberapa lampu sebagai kegiatan pertama di pagi hari.
- Redupkan lampu satu atau dua jam sebelum tidur agar bayi mengasosiasikan cahaya dan aktivitas dengan siang hari, sedangkan kegelapan dan ketidakaktifan dengan malam hari.
4. Suka ngemil tengah malam.
Jika bayi diberi makan sebelum membaringkannya di boksnya, ia akan mengaitkan pemberian makan dengan tidur. Apalagi jika bayi sampai tertidur saat menyusu, ketika terbangun di malam hari, ia membutuhkan makan untuk dapat kembali tidur.
Tips:
Memberi makan lebih awal dalam rutinitas tidurnya. Sebaiknya tidak memberi ASI di kamar tidur sebagai penegasan bahwa kamar bayi hanya untuk tidur.
Agar si kecil tidak lapar di malam hari (yang membuatnya terbangun), Mama dapat memberinya makan setiap satu atau dua jam sebelum tidur. Misal, jika waktu tidurnya pukul 8 malam, berilah makan pada pukul 5 sore, 6 sore, dan setidaknya sekali lagi sebelum menidurkan si kecil.
Pilihan lainnya adalah menidurkan si kecil pada pukul 8 malam, lalu membangunkannya untuk disusui sebelum Mama tidur.
Pada akhirnya, bayi akan belajar untuk menenangkan dirinya sendiri saat terbangun di malam hari. Namun, jika si kecil belum bisa melakukannya, kemungkinan perutnya memang memang benar-benar kosong.
Perlu diingat, "tidur sepanjang malam" didefinisikan sebagai tidur setidaknya 6 jam berturut-turut. Jadi, jika bayi ditidurkan pada pukul 8 malam dan pukul 2 pagi sudah bangun, maka secara teknis berarti "tidur sepanjang malam".
5. Tidak mau tidur pada waktu tidur siang.
Bayi yang tidak tidur siang atau hanya tidur sebentar akan lebih sulit tertidur dan akan lebih sering terbangun di malam hari—selain juga menghabiskan lebih banyak waktu luang Mama di siang hari.
Tips:
Perhatikan tanda-tanda si kecil mengantuk, lalu segera tidurkan, dan bersikaplah konsisten.
Jika rutinitas tidur malamnya adalah lagu pengantar tidur dan cerita, maka lakukan hal yang sama sebelum tidur siang.
6. Tak bisa tidur tanpa Mama.
Biasanya Mama yang lebih kerap menidurkan bayi. Jadi, saat si kecil terbangun dan Mama tidak ada di sana untuk membantunya tidur, ia mungkin tidak dapat kembali tidur.
Tips:
Kurangi waktu Mama di kamar si kecil secara bertahap setiap malam.
Pada bayi besar (setelah usia setahun), Mama dapat menggunakan benda transisi, seperti selimut atau boneka binatang, untuk mempermudah prosesnya.
Penting diingat, sebelum usia 1 tahun, hindarkan benda-benda lembut dari tempat tidur bayi. Benda-benda lembut, seperti selimut, bantal, atau boneka, dapat meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS = Sudden Infant Death Syndrome).
7. Kelamaan tidur bersama.
Semakin lama tidur sekamar bersama si kecil, semakin sulit untuk si kecil lepas dari Mama.
Tips:
Beberapa langkah sederhana menghentikan tidur bersama bayi.
- Biarkan bayi tidur siang sendiri.
- Setelah bayi terbiasa tidur sendiri, lakukan rutinitas tidurnya di kamarnya.
- Jika bayi terbangun di malam hari, Mama dapat membawa si kecil kembali ke kamar Mama. Namun, pastikan bayi memiliki tempat tidur terpisah yang aman, seperti boks bayi atau keranjang bayi yang sesuai dengan usianya. AAP (American Academy of Pediatrics) mendukung berbagi kamar, tetapi tidak berbagi tempat tidur karena risiko cedera atau kematian bayi yang meningkat di tempat tidur bersama orangtua.
- Jika bayi tidak dapat melakukan transisi akhir untuk menghabiskan sepanjang malam sendirian, maka biarkan bayi rewel di kamarnya untuk sementara. Seiring waktu dan dengan konsistensi, bayi akan belajar menenangkan dirinya sendiri.
8. Mama tidak tega mendengarkan rengekan si kecil.
Jika Mama masuk ke kamar bayi karena mendengar suara rengekannya sekecil apa pun, Mama dapat mengalihkan perhatian bayi dari tidur atau bahkan membangunkannya.
Jika Mama tidak memberikan kesempatan pada si kecil untuk menenangkan diri, ia tidak akan belajar melakukannya dengan cepat.
Tips:
Cobalah untuk melatih tidur dengan memeriksa bayi secara berkala, tetapi tidak langsung menanggapi setiap rengekan. Biarkan sejenak si kecil dalam kerewelannya dengan harapan ia akan menenangkan diri sehingga kembali tidur.
Matikan monitor bayi, sehingga Mama hanya mendengar suara tangisan si kecil dan tidak semua suara kecil yang secara alami dibuat bayi dalam tidurnya.
Jika Mama mengalami kendala dalam upaya membuat si kecil tidur lebih lama, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahlinya. Klinik MyKidz memiliki tenaga perofesional berpengalaman yang siap membantu Mama-Papa untuk mengatasi kesulitan tidur buah hati. (*)