Apa Itu Strawberry Parents? Kata Ahli, Hampir Sama dengan Pola Asuh Permisif
Dipublikasikan: Selasa, 7 Januari 2025
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Mungkin Mama-Papa pernah mendengar istilah strawberry generations atau generasi stroberi. Nah, strawberry parents disebut-sebut sebagai orangtua dari generasi stroberi.
Apa itu generasi stroberi?
Menurut Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, strawberry generation adalah istilah yang mencerminkan generasi muda yang memiliki kemiripan dengan buah stroberi. Buah stroberi dikenal sebagai buah yang menarik dan enak, tetapi juga sangat rentan. (Kompas.com, 30/10/2024).
Bagaimana dengan strawberry parents?
Menurut Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., strawberry parents adalah bentuk pola asuh yang terlalu melindungi dan menuruti kemauan anak. Kepada Kompas.com (30/12/2024), Psikolog Klinis RS Dr. Oen Solo Baru ini menjelaskan tiga ciri utama strawberry parents, yaitu terlalu protektif, memenuhi semua keinginan anak, dan mengambil alih semua masalah anak.
Pola asuh ini terlihat baik dari luar, padahal sebetulnya melemahkan kemandirian dan daya juang anak. “Ini pola asuh yang terlalu melindungi anak, apa-apa dilayani, apa-apa boleh, yang justru bukan menguatkan dia," jelas Joko.
Menurutnya, strawberry parents hampir sama dengan pola asuh permisif. Seperti apakah pola asuh permisif?
Strawberry Parents = Pola Asuh Permisif ?
Pola asuh permisif ditandai dengan tuntutan yang rendah dan daya tanggap yang tinggi.
Orangtua cenderung sangat penyayang, tetapi hanya memberikan sedikit panduan dan aturan. Orangtua tidak mengharapkan perilaku dewasa dari anak-anaknya dan sering kali tampak lebih seperti teman daripada figur orangtua.
Pola asuh permisif disebut juga pengasuhan yang memanjakan. Pola asuh ini ditandai dengan tuntutan yang rendah dan daya tanggap yang tinggi. Orangtua sangat penyayang, hanya memberikan sedikit panduan dan aturan, tidak berusaha mengendalikan atau mendisiplinkan anak. Orangtua tidak mengharapkan perilaku dewasa dari anak-anaknya dan sering kali tampak lebih seperti teman daripada figur orangtua.
Ciri-Ciri Pola Asuh Permisif
- Biasanya sangat mengasuh dan mencintai anak.
- Sedikit campur tangan dalam kehidupan anak.
- Cenderung bersikap baik dan penuh kasih sayang terhadap anak.
- Kurang memberikan batasan dan larangan pada anak.
- Lebih suka menjadi teman bagi anak daripada menjadi figur otoritas.
- Menanyakan atau mempertimbangkan pendapat anak tentang keputusan-keputusan besar.
- Menekankan kebebasan di atas tanggung jawab.
- Memiliki sedikit aturan atau standar perilaku, tetapi aturan yang diberlakukan tidak konsisten.
- Mungkin menggunakan suap, seperti mainan, hadiah, dan makanan sebagai sarana untuk membuat anak berperilaku baik.
- Sering kali orangtua tampak seperti teman, bukan seperti figur otoritas.
- Memberikan sedikit jadwal atau struktur.
- Jarang menerapkan konsekuensi apa pun.
- Memperbolehkan konsekuensi alami daripada konsekuensi yang dipaksakan.
- Tidak terlalu peduli dengan keselamatan, melihat situasi berisiko sebagai peluang pembelajaran.
Kelebihan Pola Asuh Permisif
- Orangtua yang permisif cenderung sangat penyayang, responsif secara emosional dan peka terhadap kebutuhan anak.
- Anak lebih percaya diri karena pola asuh permisif mendorong anak untuk mengekspresikan dirinya secara bebas.
- Anak juga lebih kreatif, karena batasannya lebih sedikit, sehingga memungkinkan anak untuk bereksperimen dengan berbagai macam minat dan hobinya.
Dampak Pola Asuh Permisif
Orangtua permisif umumnya bersikap lunak dan memanjakan. Mereka cenderung tidak memberikan konsekuensi, tidak memberikan struktur yang jelas, dan tidak memberikan tanggung jawab yang besar kepada anak.
Beberapa dampak pola asuh permisif:
- Tanpa batasan yang tepat, anak-anak lebih mungkin terlibat dalam perilaku berisiko, seperti penyalahgunaan zat dan pelanggaran aturan di sekolah.
- Anak yang bebas mengatur dirinya sendiri cenderung bersikap menantang dan memberontak terhadap orang lain—bersikap impulsif, egois, atau menuntut.
- Kurangnya struktur dapat menyebabkan anak mengembangkan kebiasaan buruk yang berkaitan dengan pola makan, tugas-tugas sekolah, waktu layar, jadwal tidur, dan lainnya.
“Pola asuh permisif sering kali menghasilkan anak-anak yang kurang bahagia dan kurang mampu mengatur diri sendiri, cenderung melakukan perilaku berisiko tinggi dan berprestasi buruk di sekolah.”
Bagaimana Sebaiknya?
Orangtua permisif umumnya bersikap penuh perhatian dan komunikatif dengan anak-anak mereka, sering kali lebih berperan sebagai teman daripada orangtua. Positifnya, hal ini dapat membantu anak menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Namun negatifnya, hal ini dapat menyebabkan kurangnya pengaturan diri.
Ahli menekankan pada gaya pengasuhan berwibawa, yaitu menggabungkan kehangatan pengasuhan permisif dengan batasan yang lebih sehat.
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan berwibawa cenderung memiliki keterikatan yang aman dengan orangtua, menunjukkan pengendalian diri yang baik, memiliki keterampilan pengambilan keputusan yang maju, dan mengembangkan ketahanan yang lebih baik seiring bertambahnya usia.
Untuk menambahkan lebih banyak kualitas berwibawa pada gaya pengasuhan, penting bagi orangtua untuk:
- Menetapkan beberapa peraturan rumah beserta konsekuensinya jika dilanggar.
- Memberikan penghargaan atas perilaku positif anak.
- Menggunakan konsekuensi logis, seperti kehilangan hak istimewa, bila memungkinkan.
- Menampilkan diri sebagai figur otoritas yang mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan anak.
- Menjadi panutan untuk mendukung pembelajaran toleransi anak dalam menjalani dan mengatasi aturan, disiplin, serta batasan.
Jika Mama-Papa tidak yakin bagaimana menemukan keseimbangan ini atau mengalami tantangan dalam mengasuh buah hati tercinta, hubungi dokter spesialis anak atau terapis anak di Klinik MyKidz untuk mendapatkan dukungan. (*)
Baca Juga:
Kenali 4 Jenis Pola Asuh dan Efeknya pada Anak
Sumber: