Sayuran Penting untuk Imunitas. Bagaimana Jika Anak Tak Suka Sayur? Begini Cara Mengatasinya
Dipublikasikan: Kamis, 19 Desember 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Musim hujan sepertinya masih panjang. Meski hujan tak menyebabkan sakit, berjaga-jaga tetap perlu. Apalagi, anak-anak biasanya paling rentan. Jika imunitasnya turun, penyakit mudah menyerang. Pola makan sehat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Salah satu makanan penting dari pola makan sehat adalah sayuran dan buah-buahan. Keduanya mengandung banyak vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang sangat penting untuk kesehatan anak dalam proses tumbuh kembangnya.
Sayuran dan buah akan memperkuat sistem kekebalan tubuh anak dan membantu melawan penyakit. Bahkan, ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa nutrisi yang ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan dapat mencegah penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular.
Itulah mengapa, anak-anak harus dibiasakan mengonsumsi berbagai macam sayur dan buah sejak dini.
Mengapa Anak Tak Suka Sayur?
![Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menolak makan sayur.](https://bucket.mykidz.clinic/mykidz/foto/bank/images/Sayur2.jpg)
Umumnya, orangtua tak mengalami banyak kesulitan ketika meminta anak-anaknya untuk mengonsumsi buah. Tak demikian halnya dengan sayuran, sering kali anak menolaknya. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya.
* Food neophobia.
Neofobia makanan ditandai dengan penolakan anak terhadap makanan yang baru atau asing, baik secara visual maupun dari segi rasa.
* Anak-anak lebih suka rasa manis.
Anak-anak cenderung lebih menyukai rasa manis (dari makanan) dan mungkin menganggap beberapa sayuran tidak enak. Akibatnya, mereka menolak atau hanya makan sedikit jenis sayuran.
* Kecemasan orangtua.
Orangtua yang khawatir dan cemas akan mencoba berbagai cara agar anaknya mau makan sayur. Namun, hal ini justru dapat memperburuk masalah karena waktu makan membuat anak jadi stres.
* Orangtua mengalah dan membiarkan anak hanya makan buah.
Demi menghindari “perang makan sayur”, tak sedikit orangtua mengalah dan merelakan anaknya hanya makan buah karena menganggap buah dan sayur sama saja.
Padahal, hanya mengonsumsi buah berarti anak tidak mendapatkan nutrisi yang ditemukan dalam sayur. Selain itu, buah dan sayur dengan warna berbeda mengandung jumlah vitamin, mineral, dan antioksidan yang berbeda.
Itu sebab, penting bagi anak untuk mendapatkan manfaat dari berbagai nutrisi penting yang terdapat pada buah dan sayur.
Misalnya, dibandingkan dengan buah, sebagian besar sayur merupakan sumber kalsium, zat besi, dan folat yang lebih baik. Selain itu, beberapa buah mengandung kalori lebih tinggi daripada sebagian besar sayur, yang dapat menambah asupan kalori harian.
Jika Anak Menolak Makan Sayur, Begini Cara Mengatasinya
Preferensi makanan anak dapat menentukan kebiasaan makannya di masa mendatang. Jika Mama-Papa membantu si kecil mengembangkan kebiasaan makan sehat sekarang, maka kebiasaan sehat itu akan terbentuk seumur hidup.
1. Orangtua memberikan contoh dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat.
Anak-anak belajar dari meniru orang dewasa—dalam hal ini orangtuanya. Jika Mama-Papa tidak makan sayur, kemungkinan besar si kecil juga enggan memakannya. Jadi, cara terbaik untuk mendorong si kecil makan sayuran adalah dengan membiarkan si kecil melihat Mama-Papa makan sayur dan menikmatinya.
Makan bersama keluarga memberikan kesempatan pada si kecil untuk belajar dan melihat orangtuanya menikmati berbagai makanan bergizi, termasuk sayur. Melihat Mama-Papa mengisi piring dengan sayuran untuk dinikmati, ini lebih mungkin mendorong si kecil untuk melakukan hal yang sama.
2. Coba dan coba lagi, tetapi bukan memaksa.
Wajar saja jika anak-anak mengatakan tidak suka beberapa sayuran saat pertama kali mencicipinya. Jika si kecil tidak menyukai sayuran tertentu, cobalah tawarkan sayuran tersebut dalam jumlah sedikit bersama makanan sehat lain yang disukainya.
Terus dorong si kecil untuk mencoba dan mencicipi sayuran. Jangan khawatir jika si kecil hanya makan sedikit atau tidak sama sekali. Yang terpenting adalah bersabar dan terus tawarkan berbagai macam sayuran setiap hari, bukan hanya jenis yang disukainya.
Beberapa anak perlu mencoba makanan baru hingga 10 kali sebelum mereka menerimanya dan 10 kali lagi sebelum mereka memutuskan untuk menyukainya. Jadi, bersabarlah, jangan bosan dan tetaplah bersikap positif.
Hindari mengomel atau memaksa. Paksaan/omelan Mama-Papa tidak akan membantu si kecil mengubah perilakunya, justru membuat waktu makan menjadi tidak menyenangkan bagi keluarga dan selanjutnya, si kecil belajar mengaitkan makanan dengan perasaan buruk. Jadi tambah masalah deh!
3. Berikan pujian saat si kecil mencoba sayuran.
Sesedikit apa pun sayur yang dimakannya, itu sudah merupakan langkah maju dan ia berhak memperoleh pujian dari Mama-Papa. Pujian yang diberikan setiap kali si kecil makan atau mencoba sayuran akan lebih mungkin mendorong si kecil untuk makan sayur lagi.
Namun, jangan menjadikan pujian sebagai fokus utama makanan. Tujuan Mama-Papa adalah mendorong si kecil untuk makan sayur karena ia menyukainya, bukan karena ia menginginkan pujian dan hadiah dari Mama-Papa.
Mendisiplinkan anak karena tidak makan sayur dapat mengubah sayur menjadi hal yang negatif bagi anak, tak ubahnya dengan memaksa anak makan sayur.
Menggunakan makanan sebagai suap juga bukan ide yang baik. Misalnya, “Kalau kamu makan brokoli, kamu bisa makan es krim untuk pencuci mulut.” Hal ini dapat membuat si kecil lebih tertarik “mengejar” hadiahnya daripada makan sayurnya. Cara ini juga menunjukkan, makan sayur atau mengonsumsi makanan sehat adalah sebuah tugas.
4. Melibatkan anak dalam menyiapkan sayuran yang akan dimasak sebagai makanan keluarga.
![Melibatkan si kecil saat memasak sayuran dapat membantu meningkatkan minatnya terhadap sayuran.](https://bucket.mykidz.clinic/mykidz/foto/bank/images/Sayur3.jpg)
Mama-Papa dapat meningkatkan minat si kecil terhadap sayuran dengan melibatkan mereka selama berbelanja bahan makanan.
Buatlah daftar belanja bersama si kecil, tanyakan sayuran yang diinginkannya, dan ajak ia memilih sayuran (juga buah) dengan warna, bentuk, dan tekstur berbeda. Melihat banyaknya jenis sayuran tersebut dapat membuat si kecil penasaran dan tertarik untuk mencobanya.
Usai berbelanja, si kecil dapat membantu mencuci dan menyiapkan sayur di dapur. Si kecil juga dapat membantu memotong sayuran dengan menggunakan pisau roti atau memasukkan sayuran yang telah dipotong-potong ke dalam kukusan atau panci sebelum Mama-Papa memasaknya.
Bahkan, jika Mama-Papa suka berkebun, si kecil dapat diajak untuk menanam sayuran dan rempah-rempah di kebun keluarga. Melibatkan si kecil mulai menanam, merawat, dan memetik sayuran untuk kemudian diolah menjadi sayuran yang lezat disantap, pastilah akan mengundang minatnya untuk juga mengonsumsinya.
5. Jadikan sayur menyenangkan dan lezat.
Anak-anak mungkin juga memiliki preferensi khusus untuk rasa, tekstur, dan penyajian makanan mereka. Jika si kecil lebih menyukai tekstur yang renyah, mungkin ia lebih suka sayuran mentah daripada yang dimasak.
Sayuran juga bisa disajikan sebagai makanan ringan, seperti pangsit buatan sendiri dengan sayuran cincang di dalamnya, gulungan kertas nasi Vietnam, telur dadar sayuran, atau telur bungkus sayuran.
Cobalah memilih sayuran dalam “pelangi” dengan berbagai bentuk, warna, tekstur, dan rasa. Semakin banyak variasinya, semakin besar kemungkinan si kecil akan menemukan sesuatu yang menarik untuk dimakan.
Jika si kecil pemilih dalam hal sayuran, cobalah mulai dengan sayuran yang lebih manis dan berwarna, seperti labu, jagung, kembang kol, atau wortel. Tambahkan jenis sayuran lain saat si kecil sudah terbiasa memakannya.
Ingatlah, rasa itu penting. Misalnya, memanggang sayuran dengan rempah segar dan air jeruk lemon atau menggunakan brokoli yang diiris tipis untuk menumis atau membuat pizza. Ini mungkin lebih menarik bagi si kecil daripada potongan besar sayuran kukus.
Ajak si kecil, terutama balita, untuk membuat “kerajinan” dari sayur. Misalnya, membuat wajah sayuran untuk camilan—wortel parut untuk rambut, tomat ceri untuk mata, kacang untuk hidung, dan potongan paprika merah untuk mulut.
Jenis sayuran baru dapat disajikan bersama makanan yang disukai si kecil. Padukan dengan sereal sarapan, tambahkan ke panekuk, atau sajikan dengan makanan penutup, seperti es krim atau jeli. Bisa juga dengan membuat nasi goreng sayuran, mi goreng/kuah dengan sayuran, bahkan menggabungkan sayuran dengan pizza dan pasta.
Jika berbagai upaya telah Mama-Papa lakukan, tetapi si kecil masih juga menolak makan sayur, inilah saatnya untuk menemui ahlinya. Klinik MyKidz dapat membantu Mama-Papa mengatasi berbagai masalah kesehatan dan tumbuh-kembang anak, termasuk kebiasaan makan buah hati. Segera hubungi Klinik MyKidz, ya, Ma-Pa. (*)
Sumber: