Toilet Learning: Kapan Si Kecil Siap Belajar Menggunakan Toilet? Kenali Tanda-Tandanya

Dipublikasikan: Senin, 4 November 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Julie

Editor: Julie

Klinik MyKidz –  Toilet learning merupakan tonggak perkembangan penting bagi anak. Namun, pada usia berapa si kecil siap belajar menggunakan toilet, jawabannya bervariasi untuk setiap anak. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), usia rata-rata dimulainya toilet learning antara 18 bulan hingga 3 tahun.

Umumnya, pada usia 18 bulan, sistem pencernaan dan kandung kemih telah matang sehingga anak dapat menunda buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) cukup lama untuk pergi ke toilet. Artinya, anak usia 18 bulan sudah siap secara fisiologis untuk toilet learning.

Hanya saja, anak usia ini belum siap secara kognitif. Anak belum mampu mengaitkan kebutuhan untuk BAB dan BAK dengan penggunaan toilet, mengingat untuk pergi ke toilet, dan menahan gangguan cukup lama untuk menyelesaikan prosesnya. Umumnya, kemampuan ini baru diperoleh setelah ulang tahunnya yang kedua.

Selain itu, toilet learning juga membutuhkan kesiapan fisik—keterampilan motorik yang dibutuhkan untuk mencapai toilet (kemampuan berjalan), menurunkan dan menaikkan celana, serta naik-turun kloset (dengan bantuan) atau duduk dan bangkit sendiri dari pispot.

Secara emosional, ada dorongan menuju kemandirian dan penguasaan diri, serta kematangan emosional yang cukup untuk melepaskan kontrol secara memadai guna menghindari sembelit/konstipasi.

Anak juga membutuhkan kesiapan sosial, yaitu kesadaran akan penggunaan toilet orang lain dan keinginan untuk meniru perilaku mereka. Ini merupakan motivasi yang kuat bagi anak balita.

Yang juga penting adalah kemampuan verbal untuk memahami penjelasan Mama tentang cara menggunakan toilet. Kemampuan verbal juga penting untuk mengomunikasikan kepada Mama segala kebingungan atau kegelisahan yang si kecil rasakan.

 

Tanda-Tanda Umum Kesiapan Toilet Learning

  • Si kecil tetap kering setidaknya selama dua jam pada suatu waktu di siang hari dan setelah tidur siang.
  • Si kecil menunjukkan tanda-tanda hendak BAK atau BAB melalui ekspresi wajah, seperti meringis, atau bahasa tubuh, semisal masuk ke kolong meja atau berdiri menghadap sudut ruangan—mencari tempat pribadi untuk buang air.
  • Si kecil dapat memahami dan mengikuti instruksi dua langkah sederhana, seperti permintaan untuk berjalan ke toilet, duduk, dan melepas pakaiannya.
  • Si kecil dapat berjalan ke dan dari toilet, serta membantu membuka pakaian sendiri.
  • Si kecil menunjukkan ketidaksukaan ketika popoknya basah dan ingin segera diganti.
  • Si kecil meniru perilaku toilet orangtua.
  • Si kecil ingin menggunakan toilet atau pispot.
  • Si kecil tertarik untuk mengenakan pakaian dalam “anak besar”.
Si kecil tidak suka popoknya basah dan ingin segera diganti
Si kecil tidak suka popoknya basah dan ingin segera diganti (Freepik)

 

Menggunakan Pispot Ataukah Langsung ke Toilet?

Si kecil sebaiknya menggunakan pispot sebelum beralih ke toilet. Kecuali jika si kecil meminta untuk langsung menggunakan toilet. Hal ini sering terjadi pada anak yang melihat kakaknya menggunakan toilet—ia juga ingin seperti kakaknya.

Bagi banyak anak, toilet sering kali menakutkan lantaran suara siraman yang keras dan air yang berputar-putar keluar entah ke mana. Belum lagi ketika duduk di tempat yang tinggi, posisinya bisa tidak stabil. Oleh karena itu, sebaiknya si kecil menggunakan pispot ukuran anak sebelum beralih ke toilet.

Dengan menggunakan pispot ukuran anak, si kecil dapat duduk stabil—lutut ditekuk dan kaki menapak kuat di lantai. Ini akan membuatnya nyaman dan tubuhnya juga berada pada posisi terbaik untuk BAK/BAB. Selain itu, si kecil dapat pergi ke pispot dengan cepat tanpa bantuan Mama, membuatnya merasa lebih mandiri dan ini dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan.

Setelah si kecil terbiasa menggunakan, transisi ke toilet—baik dengan atau tanpa alat bantu—seharusnya tidak akan menjadi masalah besar. Apalagi si kecil kemungkinan besar sudah pernah menggunakan toilet di luar rumah, sehingga ia tidak merasa asing lagi atau kesulitan saat beralih. Proses toilet learning pun menjadi lebih mudah dan alami.

 

Toilet Learning Harus Ditunda Jika ….

Ada beberapa situasi umum yang dapat menimbulkan stres dan biasanya bukan saat yang tepat untuk memulai toilet learning, seperti:

  • Pindah rumah, baik yang akan datang maupun yang baru saja dilakukan.
  • Memulai pengaturan baru dalam perawatan anak atau mengubah yang sudah ada.
  • Si kecil beralih dari tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa.
  • Si kecil mulai masuk tempat penitipan anak.
  • Ketika Mama sedang hamil atau baru saja memiliki bayi baru.
  • Keluarga menghadapi penyakit serius, kematian, perceraian, atau krisis keluarga lainnya.

Sekalipun si kecil tampaknya sudah siap untuk belajar menggunakan pispot, Mama sebaiknya menunda. Situasi tersebut dapat menghambat keberhasilan toilet learning pada anak karena anak merasa terbebani.

Mama dapat menundanya hingga situasi kembali normal atau setidaknya satu bulan setelahnya. Saat mempelajari keterampilan baru, anak-anak akan melakukan yang terbaik jika mereka merasa nyaman dan dalam rutinitas yang teratur.

Jika Mama-Papa bingung tentang waktu terbaik untuk mengajari buah hati tercinta menggunakan toilet, Mama-Papa dapat menghubungi Klinik MyKidz untuk berkonsultasi dengan ahlinya. Klinik MyKidz memiliki tenaga medis yang profesional, kompeten, dan suportif untuk membantu Mama-Papa dalam memastikan buah hati tercinta tumbuh dan berkembang optimal. (*)

 

Sumber:

  1. HealthyChildren.org
  2. NIU.edu
  3. Parents

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?