Gigi, Pintu Gerbang Nutrisi dan Kemampuan Komunikasi
Dipublikasikan: Jumat, 26 Desember 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Seringkali kita melihat gigi berlubang (karies) pada anak hanya sebagai masalah estetika atau nyeri sesaat. Padahal masalah gigi yang tidak tertangani seringkali menjadi "akar" dari masalah berat badan yang stagnan dan keterlambatan bicara.
Gigi susu bukan sekadar "gigi sementara". Mereka memiliki peran vital dalam memastikan anak mendapatkan gizi optimal dan mampu mengucapkan kata-kata dengan jelas.
Nyeri Gigi, Nafsu Makan Buruk, dan Malnutrisi
Gigi yang berlubang parah, apalagi hingga terjadi abses (infeksi/nanah), menciptakan dampak sistemik pada tubuh anak:
- Penolakan Makanan (Food Avoidance): Saat gigi nyeri, makan bukan lagi aktivitas menyenangkan, melainkan sumber penderitaan. Anak cenderung menolak makanan bertekstur keras seperti daging (sumber protein dan zat besi) atau sayuran berserat.
- Diet Makanan Lunak yang Tidak Seimbang: Anak biasanya beralih ke makanan lunak yang seringkali tinggi karbohidrat dan gula, namun rendah nutrisi penting. Hal ini menyebabkan defisiensi mikronutrien yang dibutuhkan untuk perkembangan otak.
- Gangguan Penyerapan Gizi: Infeksi kronis pada gigi membuat tubuh terus-menerus berada dalam kondisi peradangan. Energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan fisik justru habis digunakan oleh sistem imun untuk melawan infeksi tersebut. Akibatnya, anak berisiko mengalami stunting atau gagal tumbuh.
Kaitan Gigi dengan Kemampuan Bicara (Artikulasi)
Gigi berperan sebagai "titik kontak" bagi lidah dan bibir untuk membentuk suara yang jelas. Kehilangan gigi susu terlalu dini atau membiarkan gigi rusak parah dapat mengganggu perkembangan wicara:
- Kesulitan Artikulasi: Beberapa bunyi huruf membutuhkan dukungan gigi depan yang utuh, terutama huruf T, D, L, N, S, Z, F, dan V. Jika gigi depan hilang atau rusak parah, anak mungkin mengalami pelat (lisping) atau suara yang tidak jelas.
- Ruang Ganti (Space Maintainer): Gigi susu berfungsi sebagai penjaga ruang bagi gigi permanen. Jika gigi susu tanggal terlalu cepat karena rusak, gigi di sekitarnya bisa bergeser dan menutup jalan bagi gigi permanen. Hal ini menyebabkan susunan gigi berantakan yang nantinya semakin menyulitkan artikulasi saat anak dewasa.
Kapan Gigi Susu Harus Dicabut?
Keputusan untuk mencabut gigi susu harus melalui pertimbangan medis yang matang oleh Dokter Gigi Anak.
| Symptom/Apa yang Tampak | Kondisi Gigi | Tindakan yang Disarankan |
| Ada titik hitam atau cokelat, sering terselip makanan, anak mengeluh ngilu saat makan manis atau dingin. | Lubang Kecil/Sedang | Tambal segera. Usahakan mempertahankan gigi asli selama mungkin untuk menjaga ruang. |
| Nyeri berdenyut spontan (muncul tanpa pemicu), anak menangis atau sulit tidur malam karena sakit gigi yang hebat. | Infeksi hingga ke Saraf | Perawatan Saluran Akar (PSA). Gigi dibersihkan dari infeksi agar tetap bisa berfungsi. |
| Gusi bengkak (seperti bisul/nanah), pipi terlihat bengkak, anak demam, atau gigi sudah sangat rapuh/hancur. | Infeksi Kronis/Abses Parah | Pencabutan. Jika infeksi sudah mencapai tulang rahang atau mengancam benih gigi permanen di bawahnya. |
| Gigi susu terasa goyang, dan terlihat ujung gigi putih (gigi permanen) sudah mulai muncul menembus gusi. | Gigi Goyang karena Gigi Tetap Tumbuh | Pencabutan, agar gigi tetap bisa tumbuh di posisi yang benar. |
Catatan Penting: Jika gigi susu terpaksa dicabut jauh sebelum waktunya tanggal secara alami, dokter mungkin akan menyarankan penggunaan space maintainer (penjaga ruang) agar susunan gigi tetap rapi.
Tips Mencegah "Bencana" Gigi pada Anak
- Hentikan Kebiasaan "Dot Malam": Susu yang menggenang di mulut saat tidur adalah penyebab utama rampant caries (kerusakan gigi menyeluruh).
- Bersihkan Sejak Gigi Pertama: Gunakan sikat gigi halus dan pasta gigi mengandung fluoride (dengan takaran sesuai usia) segera setelah gigi pertama muncul.
- Kunjungan Rutin: Jangan menunggu anak sakit gigi. Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan untuk deteksi dini.
Kesehatan gigi adalah investasi masa depan. Dengan gigi yang sehat, anak bisa makan dengan lahap, bicara dengan percaya diri, dan tumbuh dengan optimal.
MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.
Foto: Nadezhda Moryak
Referensi:
• American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). (2021). Policy on Dietary Recommendations for Infants, Children, and Adolescents.
• Sheiham, A. (2006). Dental caries affects body weight, growth and quality of life in pre-school children. British Dental Journal, 201(10), 625-626.
• Gherunpong, S., et al. (2004). The impact of dental caries on whole body growth: a systematic review. Journal of Dental Research.
• Kummer, A. W. (2020). Speech-Language Pathology: Cleft Palate and Craniofacial Conditions. Jones & Bartlett Learning.