Cara Hindari Sugar Rush dan Tantrum di Pesta

Dipublikasikan: Rabu, 24 Desember 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Mom/Dad, suasana Natal identik dengan keceriaan, kumpul keluarga, dan tentu saja... meja penuh makanan manis! Mulai dari kue kering, cokelat, hingga minuman sirup berwarna-warni. Namun, pernahkah kita memperhatikan si Kecil tiba-tiba menjadi sangat aktif (bahkan cenderung tidak terkendali), lalu sejam kemudian mendadak menangis histeris atau tantrum tanpa alasan jelas?

Fenomena ini sering dikaitkan dengan Sugar Rush dan Sugar Crash. Mari kita pahami bagaimana gula memengaruhi perilaku anak dan bagaimana cara menikmatinya tanpa merusak suasana liburan.

Mengenal Siklus Gula: Rush dan Crash

Banyak orang tua mengira gula memberikan energi tambahan yang baik. Faktanya, gula tambahan (added sugar) bekerja seperti "ledakan" singkat di tubuh anak:

  • The Sugar Rush: Saat anak mengonsumsi gula berlebih, kadar glukosa dalam darah melonjak drastis. Otak kemudian melepaskan dopamin (hormon rasa senang) secara berlebihan. Hasilnya? Anak menjadi hiperaktif, berbicara sangat cepat, dan sulit duduk diam.
  • The Sugar Crash: Untuk menyeimbangkan lonjakan tersebut, tubuh memproduksi insulin dalam jumlah besar. Akibatnya, kadar gula darah turun secara mendadak. Di sinilah "bencana" dimulai. Anak akan merasa lemas, pusing, sangat sensitif, dan mudah marah. Inilah pemicu utama tantrum di tengah pesta.

Kenapa Gula Berdampak Besar pada Fokus 

Meskipun ini waktu liburan, efek gula berlebih bisa bertahan lebih lama dari pestanya. Gula yang terlalu banyak dapat memicu peradangan ringan di otak yang mengganggu fungsi Korteks Prefrontal: bagian otak yang bertanggung jawab atas konsentrasi, pengambilan keputusan, dan pengendalian emosi.

Anak yang terlalu banyak makan gula cenderung lebih sulit fokus saat diajak beraktivitas di hari berikutnya.

Strategi Menghadapi Meja Pesta

Kita tidak perlu melarang anak makan manis sama sekali (karena itu justru bisa memicu rasa penasaran berlebih), tapi kita bisa menggunakan strategi "cerdas manis" ini:

  • Alasi dengan Protein dan Serat: Sebelum pergi ke pesta Natal, pastikan anak sudah makan makanan "berat" yang kaya protein (telur, ayam) dan serat (sayur). Perut yang kenyang akan memperlambat penyerapan gula ke aliran darah, sehingga tidak terjadi lonjakan drastis.
  • Aturan "Satu Piring Kecil": Izinkan anak memilih 2-3 jenis kue favoritnya dalam satu piring kecil saja. Setelah itu, alihkan perhatian mereka ke aktivitas lain seperti bermain dengan sepupu atau membuka kado.
  • Waspadai Minuman Manis: Sirup dan soda adalah penyumbang gula terbesar karena tidak memiliki serat sama sekali. Ganti dengan air putih yang diberi irisan buah (infused water) agar tetap terlihat menarik.
  • Perhatikan Waktu: Hindari memberikan makanan manis mendekati jam tidur siang atau tidur malam. Gula akan mengganggu produksi melatonin (hormon tidur), yang membuat anak semakin rewel karena mengantuk tapi tidak bisa tidur.

Alternatif Camilan Pesta yang Lebih Sehat

Siapa bilang camilan Natal harus selalu penuh gula pasir? Coba deh ide ini:

  • Sate Buah Pelangi: Potongan buah stroberi dan anggur hijau yang disusun seperti pohon natal.
  • Cokelat Hitam (Dark Chocolate): Memiliki kandungan gula lebih rendah dan kaya antioksidan.
  • Yogurt Parfait: Berikan yogurt tawar dengan pemanis alami dari potongan buah segar.

Liburan Natal adalah waktu untuk merayakan koneksi, bukan sekadar konsumsi. Dengan mengontrol asupan gula si Kecil, Mom dan Dad sedang membantu mereka menjaga stabilitas emosi, sehingga momen Natal kali ini benar-benar berisi tawa, bukan tantrum.

Selamat merayakan Natal bersama keluarga tercinta!

MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.

Foto: RDNE Stock Project/Pexels.com

Referensi:

• Prinz, R. J., et al. (1980). Dietary correlates of hyperactive behavior in children. Journal of Consulting and Clinical Psychology.
• World Health Organization (WHO). (2015). Guideline: Sugars intake for adults and children.
• Gunnars, K. (2020). How Sugar Affects Your Brain and Behavior. Healthline.
 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?