Speech Delay, Kapan Harus Khawatir?
Dipublikasikan: Kamis, 3 Juli 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Memang benar, setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Tapi kalau si kecil belum juga mengucapkan kata-kata di usia yang seharusnya, orang tua mulai bertanya-tanya, “Ini normal nggak, ya? Apa anakku mengalami speech delay?”
Yuk, kita bahas bersama, supaya lebih tenang dan tahu harus ngapain.
Kapan Anak Bisa Disebut Terlambat Bicara?
Menurut American Academy of Pediatrics dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), berikut adalah tonggak perkembangan bahasa yang bisa jadi acuan:
Usia 12 bulan: Mengucapkan 1–2 kata bermakna (seperti “mama”, “dada”)
Usia 18 bulan: Mengucapkan 6–20 kata, mulai meniru kata-kata sederhana
Usia 2 tahun: Bisa merangkai dua kata, kosakata 50–100 kata
Usia 3 tahun: Kalimat tiga kata, dapat dimengerti oleh orang asing sekitar 75 persen
Usia 4 tahun: Kalimat lengkap, cerita pendek, dapat dimengerti hampir sepenuhnya
Kalau si kecil belum mencapai tonggak ini pada usianya, apalagi tidak menunjukkan usaha untuk berkomunikasi (seperti menunjuk, meniru suara, atau berekspresi), bisa jadi ia mengalami speech delay.
Speech Delay Sebabnya Banyak!
Speech delay bisa disebabkan oleh banyak hal, dan penting untuk tidak langsung menyalahkan diri sendiri sebagai orang tua. Beberapa penyebab umum antara lain:
- Masalah pendengaran
Anak yang sulit mendengar (karena infeksi telinga berulang misalnya), akan sulit meniru dan mempelajari bunyi. - Kurangnya stimulasi bahasa
Anak butuh diajak ngobrol, dibacakan buku, didengarkan. Gadget yang pasif tidak cukup sebagai pengganti interaksi manusia. - Kondisi medis tertentu
Seperti autisme, gangguan perkembangan bahasa, cerebral palsy, atau keterlambatan perkembangan umum. - Faktor keluarga/genetik
Orang tua atau saudara yang dulu juga mengalami keterlambatan bisa jadi faktor risiko.
Terlambat Bicara Itu Mengindikasikan Apa?
Speech delay tidak selalu berarti ada gangguan serius. Tapi bisa menjadi tanda awal dari kondisi lain, seperti:
• Gangguan pendengaran
• Gangguan perkembangan umum
• Autism Spectrum Disorder
• Gangguan pemrosesan bahasa atau kognitif
Itulah kenapa penting untuk tidak menunggu terlalu lama dan segera konsultasi jika merasa ada yang tidak biasa.
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
- Amati dan catat kemampuan komunikasi anak
Bukan hanya soal bicara, tapi juga kemampuan menunjuk, meniru, menatap mata, merespons saat dipanggil. - Konsultasikan ke dokter tumbuh kembang atau terapis wicara
Semakin dini intervensi diberikan, semakin baik hasilnya. - Batasi screen time, perbanyak interaksi nyata
Berdasarkan rekomendasi WHO, anak di bawah 2 tahun sebaiknya tidak screen time sama sekali (kecuali video call sesekali). - Bacakan buku, nyanyikan lagu, ajak ngobrol dari bayi
Meskipun belum bisa menjawab, otak bayi menyerap semua stimulasi yang diberikan.
Apa yang Bisa Dilakukan Sejak Dini agar Anak Tidak Speech Delay?
Untuk orang tua baru, berikut tip yang bisa mulai diterapkan sejak bayi lahir:
• Respon setiap ocehan bayi dengan ekspresi dan kata-kata
Ini memperkuat koneksi komunikasi dua arah.
• Gunakan “bahasa orang dewasa” alih-alih baby talk berlebihan
Misalnya, katakan “mau minum susu?” daripada “mimik cucu yuk?”
• Sediakan waktu tanpa gadget saat bermain dan makan
Interaksi langsung adalah kunci utama perkembangan bahasa.
• Ajak anak ke lingkungan yang kaya bahasa
Termasuk bermain dengan anak lain, atau ikut kelas stimulasi usia dini.
Anak Belum Bicara, Bukan Berarti Gagal
Speech delay bukan akhir dunia. Dengan deteksi dini, stimulasi yang tepat, dan dukungan orang tua, sebagian besar anak bisa mengejar ketertinggalannya.
Kalau merasa butuh panduan lebih lanjut, Mom/Dad bisa konsultasi ke tim profesional di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz. Di sini, kita percaya bahwa setiap anak punya waktunya, tapi kita juga percaya, tidak ada salahnya untuk “cek lebih awal”.
Referensi:
• American Academy of Pediatrics. (2021). Language Development in Children
• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Red Flags Tumbuh Kembang Anak
• WHO Guidelines on Screen Time for Children (2019)