Sibling Rivalry: Kenapa Anak Saling Iri dan Bagaimana Kita Menyikapinya?
Dipublikasikan: Jumat, 20 Juni 2025
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz - Semua orang tua dengan anak lebih satu, terbiasa dengan pertengkaran antaranak. Bisakah dicegah? Bisakah diatasi? Bisa, dong.
“Kakak harus ngalah dong, kan udah gede.”
“Adek manja banget, semua maunya diturutin!”
Kedengarannya familiar? Hampir semua orang tua yang punya anak lebih dari satu pernah mengalami “perebutan takhta” antarsaudara kandung. Entah berebut mainan, rebutan perhatian, atau cuma karena masalah sepele yang kemudian jadi drama rumah tangga episode ke-500.
Yes, inilah yang disebut sibling rivalry atau persaingan antarsaudara kandung. Dan walau terlihat melelahkan (dan kadang bikin kita pengin kabur lima menit ke kamar mandi buat ambil napas), sebenarnya ini adalah bagian alami dari hubungan kakak-adik.
Kenapa Sih, Anak Bisa Berantem Terus?
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), sibling rivalry itu wajar, bahkan sehat, asal masih dalam batas normal. Konflik ini justru bisa jadi tempat latihan anak buat belajar negosiasi, empati, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Tapi, tentu saja, kalau dibiarkan terus tanpa arahan, bisa menimbulkan luka emosional yang menetap.
Beberapa alasan yang umum memicu sibling rivalry antara lain:
1. Persaingan Perhatian
Anak-anak butuh validasi dan rasa bahwa mereka dicintai tanpa syarat. Ketika perhatian orangtua dirasa tidak adil, mereka akan bersaing demi mendapatkannya.
2. Perbedaan Usia dan Tahapan Perkembangan
Anak usia 3 tahun tentu punya kebutuhan dan gaya komunikasi berbeda dengan yang usia 6 tahun. Perbedaan ini kadang bikin mereka sulit nyambung, apalagi kalau belum punya kosakata untuk bilang “aku butuh ruang.”
3. Sikap Orangtua yang Tanpa Sadar Membandingkan
“Lihat dong kakak rajin belajar,” atau “Adik tuh manis banget ya, nggak kayak kamu.” Kalimat-kalimat ini bisa menggores harga diri dan memicu rasa iri.
4. Beda Karakter dan Temperamen
Setiap anak unik. Ada yang kalem dan introvert, ada yang heboh dan dominan. Tanpa bimbingan, perbedaan ini bisa jadi sumber konflik terus-menerus.
Bisa Dicegah? Tentu Bisa!
Mencegah sibling rivalry bukan berarti menghapus konflik sama sekali, tapi lebih pada bagaimana kita membantu anak mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat.
1. One-on-One Time
Luangkan waktu berkualitas untuk masing-masing anak. Mereka butuh merasa spesial dan dilihat sebagai individu, bukan hanya sebagai bagian dari "anak-anak kita".
2. Stop Membandingkan
Fokuslah pada perilaku yang ingin dibentuk, bukan membandingkan anak dengan saudaranya. Gantilah “Kenapa kamu nggak bisa kayak Kakak?” dengan “Mama/Papa tahu kamu bisa mencoba lebih rapi.”
3. Validasi Perasaan
Kalau kakak bilang, “Mama/Papa lebih sayang Adek,” jangan langsung menyangkal. Coba katakan, “Kamu merasa Mama/Papa lebih banyak waktu sama adik, ya? Makasih udah bilang. Mama/Papa juga sayang banget sama kamu.”
4. Libatkan Anak dalam Aktivitas Bersama
Biarkan mereka merasa satu tim, bukan rival. Contohnya, minta kakak bantu bacain buku buat adik, atau ajak mereka main peran bareng.
Kalau Sudah Telanjur Terjadi?
Konflik tetap bisa muncul walau kita sudah berusaha sebaik mungkin. Yang penting, kita tahu cara merespons dengan bijak.
Jangan Langsung Jadi Hakim
Biarkan mereka mencoba menyelesaikan sendiri dulu. Tapi kalau sudah mulai kasar atau saling menyakiti, segera pisahkan dan bantu mereka meredakan emosi.
Fokus pada Solusi
Tanyakan, “Menurut kalian, gimana supaya mainnya bisa adil untuk semua?” Ini melatih mereka berpikir dari sudut pandang orang lain.
Ajarkan Refleksi Emosi
Setelah tenang, ajak anak ngobrol. “Tadi kamu marah karena rebutan mainan ya? Lain kali kamu bisa ngomong apa ke Kakak?”
Terapkan Aturan yang Konsisten
Rumah yang punya aturan jelas—seperti tidak boleh menyakiti, harus gantian, harus saling hormat—akan membantu anak merasa aman dan tahu batasan.
Kalau Bingung Harus Mulai dari Mana…
Ingat, kita bukan orang tua yang sempurna. Tapi kita bisa jadi orang tua yang terus belajar. Kalau merasa konflik antaranak mulai berdampak pada keseharian, atau anak terlihat sangat tertekan dan sulit berbaikan, jangan ragu minta bantuan profesional.
Klinik Tumbuh Kembang MyKidz siap mendampingi orang tua dan anak-anak melalui masa ini. Mulai dari konsultasi tumbuh kembang, penguatan keterampilan sosial-emosional, sampai terapi perilaku—semua ada di sini. Karena kadang, untuk menumbuhkan hubungan yang sehat, kita memang butuh dukungan dari luar.
Yuk, bantu anak-anak kita tumbuh bukan hanya pintar dan sehat, tapi juga saling sayang. Karena keluarga bukan tempat berlomba, tapi tempat bertumbuh bersama.
Referensi:
• American Academy of Pediatrics (AAP). “Sibling Rivalry: Helping Kids Get Along.”
KidsHealth.org. “Sibling Rivalry.”
• Adele Faber & Elaine Mazlish (2012). Siblings Without Rivalry.
• Dunn, J. (2002). “Sibling Influences on Childhood Development.” Journal of Child Psychology and Psychiatry.