Stunting Bisa Dialami oleh Siapa Saja

Dipublikasikan: Rabu, 2 Juli 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Data menunjukkan bahwa 12,5 persen anak usia di bawah dua tahun dari keluarga ekonomi menengah ke atas di Indonesia mengalami stunting. Bahkan, menurut pejabat Bappenas, sekitar 30% penderita stunting di Indonesia berasal dari anak-anak kelas menengah ke atas yang tinggal di perkotaan

Pertanyaannya, kok bisa? Ada apa dengan kebiasaan dan menu makanan yang tampaknya "biasa saja " di rumah kita? Sebelum menjawab ini, mari kita kenalan ulang dengan stunting. 

Apa Itu Stunting?

Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya, akibat gangguan pertumbuhan yang bersifat kronis dan jangka panjang.

Bukan cuma soal tinggi, stunting juga bisa berdampak ke:

• Fungsi otak dan konsentrasi
• Sistem kekebalan tubuh
• Risiko penyakit kronis saat dewasa

Menurut WHO, anak disebut stunting bila tinggi badannya lebih dari -2 SD (standard deviation) di bawah rata-rata tinggi anak seusianya. 

Tertuduh utama dari stunting adalah kurang gizi.

Apa Itu Kurang Gizi?

Kurang gizi terjadi saat tubuh tidak mendapatkan cukup zat gizi penting seperti protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang.

Jadi, meskipun anak makan tiap hari, kalau nutrisinya tidak seimbang, tetap bisa disebut kurang gizi.

Apakah Semua Anak Kurang Gizi Akan Jadi Stunting?

Tidak selalu. Tapi kurang gizi yang terjadi secara terus-menerus sejak usia dini (0–2 tahun) adalah faktor utama penyebab stunting.

Dan sebaliknya: anak yang mengalami stunting, hampir pasti punya riwayat kekurangan zat gizi penting di masa awal kehidupannya.

Kok Bisa Terjadi di Keluarga Mampu?

Nah, ini yang sering membuat kita lengah. Banyak orang tua berpikir: “Anakku makannya cukup, badannya gemuk, berarti aman dong?”

Ternyata tidak sesederhana itu. Anak-anak dari keluarga mampu bisa mengalami kurang gizi karena:

  1. Pola makan yang terlalu banyak kalori, tapi miskin nutrisi
    • Terlalu banyak makanan ultra-proses: sosis, nugget, mie instan, camilan kemasan
    • Minuman manis berlebihan
  2. Kurang asupan protein hewani
    • Daging, telur, ikan, susu adalah sumber zat pembangun utama
  3. Anak picky eater, tapi tidak ditangani dengan konsisten
    • Hanya makan yang disukai (nasi dan kerupuk saja, misalnya), tapi dibiarkan terlalu lama tanpa strategi pembiasaan
  4. Fokus pada kuantitas, bukan kualitas makan
    • Makan 3x sehari tapi tanpa sayur dan lauk bergizi tetap bisa menyebabkan kekurangan mikronutrien (zat besi, zink, vitamin A)
  5. Kurangnya pengetahuan gizi seimbang di kalangan orang tua muda
    • Banyak yang belum paham porsi ideal protein, lemak, karbohidrat, dan sayur untuk anak usia tumbuh kembang

Pemilihan Makanan Seperti Apa yang Menyebabkan Risiko Stunting?

Berikut pola makan yang harus diwaspadai:

• Menu dominan karbohidrat saja (nasi + mie tanpa lauk)
• Anak lebih sering minum susu UHT/cokelat instan ketimbang makan makanan utuh
• Porsi kecil sayur dan buah—kadang hanya 1x seminggu
• Tidak ada protein hewani di sebagian besar waktu makan
• Makan asal kenyang, tanpa melihat keberagaman zat gizi

Stunting tidak terjadi dalam semalam, tapi hasil dari akumulasi kekurangan zat gizi selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

  1. Pantau berat dan tinggi anak secara berkala
    Bisa dicatat di KMS atau lewat aplikasi tumbuh kembang
  2. Evaluasi menu harian anak
    Tanyakan: sudahkah ada lauk hewani, sayur, buah tiap hari?
  3. Biasakan makan bersama keluarga
    Anak cenderung lebih terbuka mencoba makanan baru saat makan bersama
  4. Konsultasi ke dokter atau ahli gizi tumbuh kembang
    Jika anak sulit makan atau pertumbuhannya melambat

Gizi Baik Itu Hak Semua Anak

Punya akses ke makanan bukan jaminan anak tumbuh optimal. Tapi dengan pengetahuan yang benar, pemilihan makanan yang tepat, dan pemantauan tumbuh kembang secara rutin, orang tua bisa mencegah stunting. 

Kalau ingin mengecek tumbuh kembang si kecil lebih lanjut, atau butuh panduan nutrisi praktis sesuai usia anak, Mom/Dad bisa berkonsultasi dengan tim profesional kami di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz.

Karena gizi baik = tumbuh optimal = masa depan yang lebih cerah!

Referensi:

• WHO. (2022). Stunting in Children
• UNICEF Indonesia. (2023). Understanding Malnutrition in Urban Families
• Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Seimbang Anak Usia Dini
• https://www.tempo.co/gaya-hidup/stunting-di-ekonomi-menengah-ke-atas-409084
• https://www.merdeka.com/sehat/tak-hanya-dialami-oleh-anak-keluarga-miskin-ini-penyebab-stunting-juga-bisa-dialami-anak-dari-keluarga-kaya-191751-mvk.html

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?