Dongeng Sebelum Tidur: Penentu Masa Depan Anak
Dipublikasikan: Sabtu, 28 Juni 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Pukul delapan malam, sudah waktunya anak-anak masuk kamar. Pada saat inilah ikatan orang tua-anak dibentuk lebih kuat. Saat nilai-nilai diberikan, kasih sayang ditumpahkan. Momen anak merasa disayang, aman, dan nyaman.
Dongeng dan buku bisa jadi alat bantu. Orang tua zaman sekarang makin sadar pentingnya mengenalkan buku sejak dini. Dari board book lucu sampai cerita dongeng sebelum tidur. Kebiasaan membacakan cerita atau membelikan buku sudah jadi bagian manis dari rutinitas harian. Tapi jenis buku seperti apa sih yang bisa membentuk nilai hidup anak-anak kelak di masa depan?
Bacaan Itu Lebih dari Sekadar Cerita
Buku bukan hanya kumpulan kata dan gambar. Ia adalah jendela nilai. Lewat tokoh, konflik, dan akhir cerita, anak belajar tentang apa yang benar, apa yang baik, dan apa yang dianggap penting dalam hidup, meskipun mereka belum bisa menyebutnya dengan kata-kata.
Menurut penelitian dari Journal of Applied Developmental Psychology (2015), anak-anak yang sering dibacakan cerita dengan tema sosial seperti kerja sama, empati, atau keberanian, menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk menunjukkan perilaku prososial dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis Bacaan dan Nilai yang Bisa Ditanamkan
Berikut beberapa jenis bacaan dan nilai-nilai yang sering terkandung di dalamnya:
- Dongeng Klasik atau Cerita Rakyat
Contoh: Timun Mas, Malin Kundang, Cinderella
Nilai: Konsekuensi atas pilihan, pentingnya kerja keras, moral baik vs jahat
Catatan: Beberapa dongeng mengandung nilai patriarki atau kekerasan simbolik. Bisa dibacakan sambil berdiskusi dengan anak. - Buku dengan Tema Emosi dan Sosial
Contoh: Buku tentang marah, sedih, berbagi
Nilai: Empati, regulasi emosi, kesadaran sosial
Tips: Pilih buku dengan ilustrasi ekspresif dan narasi sederhana. Anak belajar lewat pengulangan dan perasaan. - Buku Tentang Keberagaman dan Inklusi
Contoh: Cerita anak dengan disabilitas, beda warna kulit, beda agama
Nilai: Toleransi, menghargai perbedaan, rasa ingin tahu terhadap dunia
Bonus: Anak belajar menjadi bagian dari masyarakat inklusif sejak dini. - Buku Sains Populer dan Eksplorasi
Contoh: Buku tentang luar angkasa, hewan, tubuh manusia
Nilai: Rasa ingin tahu, logika, berpikir kritis
Cocok: Untuk anak yang suka bertanya “kenapa?” - Cerita dengan Tokoh Perempuan Tangguh / Tokoh Laki-Laki yang Emosional
Nilai: Menghapus stereotip gender, mengenalkan keragaman karakter
Pesan: Anak belajar bahwa setiap orang bisa kuat, lembut, berani, atau penuh empati—terlepas dari jenis kelamin.
Kapan Anak Mulai Menerima Nilai dari Bacaan?
Menurut Harvard University Center on the Developing Child, sejak usia 6 bulan, otak bayi sudah mulai menyerap pola suara, ekspresi wajah, dan emosi dari interaksi membaca. Dan sejak usia 2–3 tahun, anak sudah bisa menangkap struktur cerita dan mengenali tokoh baik dan jahat.
Jadi, jangan remehkan cerita sederhana tentang beruang yang sedih karena temannya pergi. Mungkin dari situ, anakmu belajar cara merespons kehilangan dan arti memiliki teman.
Tips Memilih Bacaan yang Bernilai untuk Anak
• Lihat pesan di balik cerita, bukan cuma lucu atau bergambar bagus. Tentu gambar bagus juga penting karena itu akan memantik daya estetik anak, membentuk seleranya.
• Sesuaikan dengan usia dan tahap emosional anak. Biasanya pada buku anak-anak ada penjelasan buku tersebut diperuntukan bagi rentang usia berapa. • Ajak ngobrol setelah membaca, tanya “kamu suka siapa?” atau “kenapa tokohnya sedih ya?”
• Jangan khawatir beda pendapat. Kenapa? Justru dari diskusi inilah nilai-nilai itu tumbuh kuat.
Buku Adalah Cermin dan Jendela
Buku bisa menjadi cermin yang memantulkan pengalaman anak sendiri, dan jendela yang memperlihatkan dunia luar yang luas dan berbeda. Dan sebagai orang tua, kita punya peran penting dalam memilih cerita yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga membentuk hati dan pikirannya.
Jika ingin tahu lebih jauh tentang tahap tumbuh kembang anak, tim ahli kami di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz siap membantu.
Selamat membaca bersama, dan menanamkan nilai lewat cerita yang bermakna.
Referensi:
• Harvard Center on the Developing Child. (2017). The Science of Early Childhood Development
• Journal of Applied Developmental Psychology (2015). The Impact of Storybooks on Children's Prosocial Behavior