Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus: 5 Hal Penting yang Perlu Orangtua Lakukan
Dipublikasikan: Kamis, 5 Desember 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Istilah "kebutuhan khusus" bersifat luas dan melibatkan berbagai jenis disabilitas. Kondisi ini secara signifikan mengganggu kehidupan sehari-hari dan berlangsung dalam jangka waktu lama, bahkan mungkin seumur hidup.
Ada empat jenis/kategori utama kebutuhan khusus, yaitu:
1. Fisik
Berkaitan dengan medis/kesehatan, meliputi penyakit kronis atau terminal, seperti: distrofi otot, multiple sclerosis (MS), asma kronis, epilepsi, fibrosis kistik, kanker, diabetes, atau masalah kesehatan serius lainnya.
2. Perkembangan
Meliputi gangguan, seperti: sindrom Down dan cacat intelektual lainnya, kesulitan belajar, gangguan spektrum autisme (ASD = Autism Spectrum Disorder), gangguan kurang perhatian/hiperaktivitas (ADHD = Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan gangguan lain yang terkait dengan perkembangan neurologis.
3. Perilaku dan/atau emosional.
Kategori ini mencakup semua jenis gangguan kecemasan, depresi, gangguan keterikatan reaktif, gangguan stres pascatrauma (PTSD = Posttraumatic Stress Disorder) atau gangguan stres akut (ASD = Acute Stress Disorder), Oppositional Defiant Disorder (ODD), gangguan perilaku (CD = Conduct Disorder), dan gangguan lain yang melibatkan krisis emosional, perubahan suasana hati yang ekstrem, kemarahan, pembangkangan, dll.
4. Sensorik
Melibatkan gangguan sensorik, seperti gangguan penglihatan, kebutaan, gangguan pendengaran, dan ketulian.
Setiap kategori memiliki kebutuhan unik yang, jika dikenali dan dipenuhi, akan membantu anak-anak berkebutuhan khusus untuk berhasil dan memiliki pengalaman positif setiap hari.
Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus
Tidak mudah menjadi orangtua, apalagi menjadi orangtua dengan anak berkebutuhan khusus—kerap disebut juga ABK. Mengasuh ABK memiliki tantangan tersendiri karena adanya keterbatasan pada anak yang membutuhkan perhatian lebih dari orangtua.
Berikut ini 5 hal penting yang dapat membantu Mama-Papa dalam menempuh perjalanan mengasuh buah hati dengan kebutuhan khusus.
1. Mencari bimbingan profesional.
Ini langkah pertama dan terpenting dalam mengasuh ABK. Hubungi para ahli yang dapat memberikan informasi dan sumber daya penting yang Mama-Papa butuhkan untuk merawat dan mendidik si kecil yang memiliki kebutuhan khusus.
Siapa saja mereka? Bergantung pada kebutuhan khusus yang dimiliki si kecil, Mama-Papa dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, terapis, konselor, psikolog, atau profesional pendidikan khusus. Mereka dapat membantu Mama-Papa memahami kemampuan dan keterbatasan unik si kecil. Mereka juga dapat memberikan wawasan yang sangat berharga tentang terapi, intervensi, dan program yang tersedia yang paling mendukung perkembangan buah hati.
Adanya bimbingan dari profesional akan sangat membantu Mama-Papa dalam memberikan pengasuhan terbaik yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus si kecil. Mama-Papa dapat menghubungi Klinik MyKidz untuk mendapatkan bimbingan profesional, baik dokter spesialis anak, terapis, konselor, maupun psikolog.
2. Mengedukasi diri sendiri.
Selain mendapatkan bimbingan dari profesional, Mama-Papa juga perlu mengedukasi diri sendiri tentang kondisi si kecil dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam perjalanan tumbuh-kembangnya.
Mama-Papa dapat memperluas pengetahuan tentang ABK dengan membaca buku-buku atau situs web, melakukan riset daring, dan menghadiri lokakarya atau seminar tentang ABK atau yang secara langsung berkaitan dengan kebutuhan khusus si kecil.
Saat ini sangat mudah untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan tentang ABK secara daring. Namun, hati-hati, tidak semuanya akurat. Perhatikan pula kredensial sumbernya. Situs web akademis dan yang dikelola pemerintah biasanya memiliki informasi yang kredibel. Mama-Papa juga dapat meminta rekomendasi dari dokter atau terapis si kecil.
Dengan memiliki pengetahuan tentang ABK, Mama-Papa akan merasa lebih percaya diri dalam mengasuh si kecil. Mama-Papa dapat lebih memahami apa yang dialami si kecil dan mengutarakan kebutuhannya kepada orang lain, termasuk menjadi pembela yang efektif bagi si kecil dalam menyikapi respons lingkungan terhadap ABK. Terlebih lagi, Mama-Papa akan lebih siap untuk berkolaborasi dengan para profesional dan membuat keputusan yang sejalan dengan kebutuhan unik buah hati.
3. Membangun jaringan dukungan.
Tak jarang, orangtua dengan ABK menjadi terisolasi, entah karena lingkungan yang menjauh atau si orangtua sendiri yang menarik diri. Itulah mengapa, orangtua dengan ABK membutuhkan bimbingan dari profesional dan tak henti mengedukasi diri.
Selanjutnya yang perlu Mama-Papa lakukan adalah membangun jaringan dukungan. Ini sangat penting untuk kesejahteraan emosional Mama-Papa dan tumbuh-kembang si kecil.
Jalinlah hubungan dengan sesama orangtua ABK, terutama yang menghadapi tantangan dan pengalaman serupa. Ikuti forum daring, masuklah menjadi anggota kelompok pendukung dan organisasi lokal—ini adalah wadah yang sangat berharga untuk bertemu dengan orangtua yang dapat memahami perjalanan unik penuh tantangan yang Mama-Papa lakoni sebagai orangtua ABK. Dari sini juga dapat diperoleh informasi dan sumber daya berharga yang mungkin tidak Mama-Papa temukan sendiri.
4. Bersikap fleksibel dan siap beradaptasi.
Mengasuh anak membutuhkan fleksibilitas, terlebih mengasuh ABK. Salah satunya terkait dengan jadwal. ABK sering kali memiliki jadwal yang tidak dapat diprediksi, persyaratan yang unik, dan tantangan yang tidak terduga yang dapat mengganggu rutinitas harian mereka.
Jadi, bersikaplah fleksibel dan bersiaplah untuk beradaptasi. Mama-Papa perlu bersikap terbuka untuk mencoba berbagai strategi, terapi, dan intervensi. Apa yang berhasil pada satu anak, belum tentu berhasil pada anak lain, bahkan jika mereka memiliki diagnosis yang sama.
Fleksibilitas juga berarti menyesuaikan harapan orangtua dengan kekuatan dan keterbatasan ABK, juga merayakan pencapaian sekecil apa pun.
5. Merawat diri sendiri.
Mama-Papa juga perlu merawat diri sendiri. Penting diingat, mengurus diri sendiri bukanlah tindakan egois, justru diperlukan. Mengapa? Karena mengasuh ABK dapat menguras emosi dan fisik orangtua. Jika Mama-Papa sehat secara fisik dan emosional, maka Mama-Papa dapat memberikan perawatan yang lebih baik untuk buah hati.
Jadi, sediakan waktu untuk kegiatan perawatan diri, seperti olahraga teratur, meditasi, atau sekadar menyisihkan waktu untuk hobi yang membuat Mama-Papa gembira. Menemukan keseimbangan antara tanggung jawab Mama-Papa sebagai orangtua dan kesejahteraan pribadi sangat penting untuk keberlanjutan jangka panjang.
Klinik MyKidz hadir untuk membantu Mama-Papa dengan anak berkebutuhan khusus. Klinik MyKidz menawarkan layanan yang ramah dan profesional, seperti konsultasi bersama dokter spesialis, terapis fisik, terapis okupasi, terapis wicara, dan dukungan psikologis. Tim kami terdiri dari para ahli berpengalaman dan berdedikasi untuk memberikan perawatan terbaik bagi si kecil. (*)
Sumber:
- Healthy Place (17/01/2022)
- Times Now (17/10/2023)