Mendisiplinkan Anak dengan Positif: Strategi Tanpa Kebiasaan Marah-marah

Dipublikasikan: Selasa, 25 Juni 2024

Waktu membaca: 4 menit

Penulis: Rien

Editor: Arif R. H.

Klinik MyKidz - Mendisiplinkan tidaklah sama dengan menghukum. Alih-alih berhasil, menghukum cenderung membuat anak justru mengulang hal yang kita larang. So, bagaimana cara efektif mendisiplinkan anak?

Melatih disiplin anak penting dilakukan sejak dini. Selain lebih efektif, hal ini juga membantu membentuk perilaku anak. Tentu saja, melatih disiplin harus disesuaikan dengan usia anak.

Penting Mama-Papa ketahui, melatih disiplin anak bukan hanya sekadar mengajarkan anak mengenai hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Namun, melatih disiplin sekaligus mendidik anak untuk mengikuti dan menghargai peraturan yang berlaku. Menerapkan disiplin juga melatih tanggung jawab, melatih menentukan pilihan yang baik, juga membantu mengelola emosi. Tentu saja orang tua perlu menerapkan disiplin positif pada anak agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.

Mendisiplinkan Anak
Mendisiplinkan Anak (Freepik.com)

Bagaimana cara melatih anak untuk disiplin?

  1. Terapkan rutinitas harian
    Mama-Papa bisa mengajarkan si kecil untuk mengikuti rutinitas harian yang sudah ditentukan, semisal jam berapa bangun, kapan sarapan, makan siang, dan makan malam, setiap selesai bermain anak diminta mengembalikan mainan ke tempatnya, dan sebagainya. Dengan demikian, anak akan belajar tanggung jawab.
  2. Tentukan batasan
    Anak perlu dikenalkan dengan batasan-batasan perilaku sejak dini. Anak perlu diajarkan mengenai hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Semisal, saat akan belanja ke supermarket, tentukan batasan untuk tidak mengacak-acak display barang di sana, tentukan berapa banyak anak boleh membeli barang, saat bertamu ke rumah orang lain beri tahu anak untuk tidak menyentuh barang-barang yang bukan miliknya dan tanpa seizin tuan rumah. Sampaikanlah semua batasan tersebut dengan bahasa yang dipahami anak. 
  3. Jadilah pendengar
    Orang tua kerap lupa bahwa anak butuh didengarkan dan tidak menghakimi sehingga ia merasa nyaman dan mau terbuka mengungkapkan perasaannya. Menjadi pendengar yang baik berarti orang tua sedang mendisiplinkan anak. Fokuslah pada apa yang sedang anak ungkapkan, tanpa ada gangguan dari handphone atau aktivitas lainnya.  
  4. Beri perhatian
    Bisa jadi perilaku buruk anak muncul karena ingin mendapat perhatian orang tuanya. Anak tahu bila ia berbuat sesukanya, mama atau Papa menaruh perhatian padanya. Tapi saat anak anteng, orang tua cenderung sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, Ma-Pa, berilah anak perhatian secara utuh. Anak yang mendapat perhatian dari orang tua cenderung lebih mudah untuk menerima arahan, petunjuk, batasan, aturan, dan sebagainya. 
  5. Beri pujian
    Beri anak pujian saat ia melakukan rutinitas dengan baik. Jangan pelit pujian, ya, Ma. Apresiasi berupa pujian akan membangkitkan percaya diri anak. Anak juga akan merasa dihargai atas usahanya untuk disiplin mengikuti aturan.
  6. Berikan konsekuensi
    Ketika anak melanggar peraturan atau melakukan kesalahan, berikan konsekuensi yang sesuai dengan usianya. Orang tua perlu konsisten dan tegas dalam menerapkan peraturan. Tujuannya agar si kecil tidak bingung dengan aturan, tidak mengulang kesalahan yang sama, juga paham bila yang dilakukannya merupakan pelanggaran. 
  7. Beri hadiah
    Sesekali berilah hadiah saat si anak secara konsisten disiplin pada aturan. Si kecil akan senang menerapkan disiplin pada dirinya karena merasa apa yang dilakukannya tidak sia-sia dan mendapat apresiasi dari Mama dan Papa.  Tentu saja pemberian hadiah ini hanya boleh dilakukan sesekali agar anak tidak menjadi pamrih. 
  8. Tumbuhkan empati, bukan langsung menghukum
    Saat anak melakukan kesalahan, misalnya merebut mainan atau mendorong temannya ketika bermain, janganlah langsung memberinya hukuman. Lebih baik, tumbuhkan empatinya, “teman Ade pasti sedih karena Ade merebut mainannya atau Ade mendorongnya ketika bermain bersama.” Dengan demikian, anak menjadi tahu dan belajar memahami perasaan temannya. Anak pun belajar mengenai konsekuensi dari setiap perbuatannya.  
  9. Bersikap konsisten
    Orang tua perlu bersikap konsisten dalam menerapkan disiplin pada anak. Semisal, kalau Mama sudah menerapkan anak harus mandi setiap jam 4 sore, maka hal tersebut harus diterapkan setiap harinya. Ingatkan anak 5-10 menit sebelum waktunya tiba, “Ade, 5 menit lagi ya mainnya setelah itu Ade, kan, harus mandi.” Mama-Papa pun harus memberikan aturan yang sama ya supaya anak tidak bingung. Semisal, Mama membolehkan main game hanya hari libur selama 30 menit. Sedangkan Papa membolehkan setiap hari tanpa kenal waktu. Bila ini terjadi, selain bingung anak pun akan memilih pada orang yang menguntungkannya. 
  10. Jadi role model
    Orang tua sebaiknya menjadi role model bagi anak. Aturan tidak akan dijalankan anak, bila orang tua justru menjadi sosok yang kerap melanggar. Ingat ya, Ma-Pa, anak adalah peniru ulung. Jadilah teladan untuknya agar ia meniru perilaku baik kedua orang tuanya. 

Cara mendisiplinkan anak dengan cara-cara positif ini akan memudahkan bagi orang tua maupun anak. Orang tua tidak perlu capek berteriak-teriak atau marah-marah. Sementara itu, anak pun mudah menangkap dan memahami aturan atau mana yang boleh dan tidak boleh.

Disiplin dengan cara-cara positif ini lebih mengutamakan komunikasi terbuka dengan anak. Selain hubungan orang tua dan anak yang lebih baik, cara penerapan disiplin ini pun mengajarkan anak mengenal nilai-nilai dalam kehidupan.

Yang perlu Mama-Papa ingat, tak ada hasil yang instan, menerapkan disiplin ini butuh proses. Karena itu, orangtua perlu sabar dalam menerapkan disiplin pada anak. Bila perlu bantuan, berkonsultasilah dengan psikolog.

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?