Latihan Basic Survival Skills Sejak Kecil
Dipublikasikan: Senin, 3 November 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Mom/Dad, seringkali kita melihat pekerjaan rumah tangga (domestic work) sebagai beban atau tugas orang dewasa. Padahal, melibatkan anak dalam urusan rumah tangga sejak dini adalah investasi terbaik dalam membentuk tanggung jawab dan kemandirian.
Basic survival skills seperti menyapu, mencuci piring, atau merapikan tempat tidur adalah fondasi penting yang harus dimiliki setiap anak, terlepas dari jenis kelaminnya. Ini saatnya kita ajarkan anak bahwa mengurus rumah adalah tanggung jawab bersama, bukan tugas Mama atau Papa saja.
Tugas Domestik: Stimulasi Tumbuh Kembang
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga bukan hanya meringankan beban Anda, tapi juga merupakan bentuk stimulasi yang holistik:
- Motorik Halus dan Kasar: Mengelap meja, menyiram tanaman, atau menjepit pakaian melibatkan koordinasi mata-tangan dan penguatan otot.
 - Kognitif (Executive Function): Anak belajar merencanakan, mengikuti urutan langkah (misalnya, mengisi sabun, mencuci, membilas), dan menyelesaikan tugas.
 - Konsep Kerapian: Anak belajar bahwa meletakkan barang pada tempatnya adalah sebuah sistem, bukan hanya aturan.
 - Tanggung Jawab dan Empati: Anak menyadari bahwa setiap anggota keluarga memiliki peran, menumbuhkan rasa memiliki dan kepedulian terhadap kenyamanan bersama.
 
Peta Peran: Usia Berapa Mulai Dilibatkan?
Keterlibatan harus dimulai sejak usia dini dan terus ditingkatkan sesuai kemampuan kognitif dan fisik anak. Kuncinya: Berikan tanggung jawab, bukan kesempurnaan.
| Usia Anak | Peran dan Tugas Harian | Tingkat Tanggung Jawab | 
| 2-3 Tahun | Merapikan Mainan Sederhana: Memasukkan balok ke keranjang, meletakkan buku di rak, membuang sampah kecil. | Dibantu penuh oleh orang tua. Tugas diulang-ulang. | 
| 4-5 Tahun | Kemandirian Diri: Memakai baju sendiri, membereskan tempat tidur (menarik selimut), menata meja setelah makan, menyiram tanaman. | Dibimbing. Anak mulai mengerti urutan tugas. | 
| 6-8 Tahun | Basic Survival Skill: Menyapu area kecil, mengepel area yang tumpah, mencuci piring plastik/sendok sendiri, membantu memasukkan baju kotor ke mesin cuci. | Diawasi. Tugas ini harus sudah menjadi peran harian mereka. | 
| 9-12 Tahun | Kemandirian Penuh: Mencuci piring kaca/keramik, menyetrika (dengan pengawasan), membuat sarapan sederhana (roti panggang), mengatur jadwal cuciannya sendiri. | Tanggung jawab penuh dengan pengecekan berkala. Tugas domestik harus dibagi rata, tanpa melihat jenis kelamin. | 
Strategi Mengajak dan Mengatur Tugas Harian
Memberikan tugas pada anak perlu strategi agar tidak berakhir dengan drama atau penolakan.
1. Ubah 'Tugas' Menjadi 'Peran'
Hindari kalimat: "Ayo, bersihkan kamarmu, itu tugasmu!" Ubah menjadi: "Nak, Peran kamu di rumah adalah menjaga area belajarmu rapi. Karena kamu sudah besar, kamu bertanggung jawab atas kerapian kamarmu." Gunakan istilah seperti "job", "role", atau "tanggung jawabmu".
2. Konsep Rapi: Ajarkan Sistem, Bukan Hasil
Anak tidak tahu definisi "rapi" versi orang dewasa. Ajarkan sistematisasi:
- Label dan Wadah: Sediakan tempat spesifik untuk setiap barang (kotak untuk lego, keranjang untuk boneka) dan beri label atau gambar.
 - Rutinitas Sederhana: Tetapkan waktu rutin, misalnya, "Kita akan bereskan semua mainan sebelum makan malam."
 - Gunakan Checklist Visual: Untuk anak kecil, gunakan papan visual yang menunjukkan langkah-langkah tugas (misalnya, gambar Kasur berantakan -> gambar merapikan bantal -> gambar merapikan selimut).
 
3. Pentingnya Konsistensi dan Apresiasi
- Konsistensi: Jika Anda berkomitmen anak harus membersihkan meja belajarnya, pastikan itu dilakukan setiap hari, tanpa kecuali. Konsistensi melahirkan kebiasaan.
 - Apresiasi, Bukan Imbalan: Apresiasi ("Terima kasih sudah membersihkan piringmu, Mama/Papa sangat terbantu!") menumbuhkan motivasi internal. Imbalan ("Kalau kamu menyapu, kamu dapat permen"), hanya menumbuhkan motivasi eksternal.
 
Hilangkan Laki-Perempuan dalam Tugas Domestik
Tujuan utama dari semua ini adalah membentuk anak yang bertanggung jawab dan siap mandiri, untuk anak perempuan maupun laki-laki.
- Pola Orang Tua: Pastikan anak melihat Papa memasak dan Mama mencuci mobil (atau sebaliknya). Model peran adalah guru terbaik. Jangan biarkan anak berpikir memasak adalah tugas perempuan dan membuang sampah adalah tugas laki-laki.
 - Kompetensi Seimbang: Pastikan anak laki-laki Mom/Dad nyaman mencuci piring dan anak perempuan mahir menggunakan bor atau obeng (sesuai usia). Survival skills tidak mengenal jenis kelamin.
 
Dengan memberikan peran dan tanggung jawab yang terstruktur, Mom/Dad sedang menyiapkan anak untuk menjadi individu dewasa yang mandiri, kompeten, dan memiliki empati sosial di masa depan.
MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.
Foto: Ron Lach/Pexels.com
Referensi:
• Luthar, S. S., & Latendresse, S. J. (2005). Children's involvement in household tasks and relationship with peers. Journal of Family Issues, 26(1), 1-27.
• Goleman, D. (2006). Social Intelligence: The New Science of Human Relationships. Bantam Books. 
• Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Harvard University Press.