Makanan Superstar Bikin Pintar!

Dipublikasikan: Kamis, 23 Oktober 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Kita sering mendengar pepatah "you are what you eat." Ini sangat benar, terutama bagi otak anak yang sedang mengalami pertumbuhan paling pesat! Di usia dini, otak si Kecil sedang membangun jutaan koneksi saraf (sinaps) per detik. Proses konstruksi secepat ini membutuhkan bahan bakar premium, bukan sekadar karbohidrat dan gula.

Intervensi tumbuh kembang memanbg harus holistik. Stimulasi terbaik akan percuma jika nutrisi di piring tidak mendukung. Yuk, kenali tiga superstar nutrisi yang wajib ada untuk otak anak kita.

Tiga Bahan Bakar Premium Otak Anak

Otak anak membutuhkan tiga nutrisi utama agar berfungsi optimal, mulai dari fokus belajar hingga kemampuan mengatur emosi:

1. Omega-3: Baut dan Mur Koneksi Saraf

Omega-3 (terutama DHA) adalah asam lemak esensial yang harus diperoleh dari makanan. Bayangkan DHA sebagai 'baut dan mur' yang membangun dinding sel saraf. Sebagian besar otak terdiri dari lemak, dan DHA adalah lemak yang paling penting untuk membentuk membran sel saraf yang fleksibel dan efisien.

  • Perannya: Sangat penting untuk fungsi kognitif, memori, dan kejernihan visual. Anak yang kekurangan DHA cenderung menunjukkan kesulitan konsentrasi.
  • Sumber Terbaik: Ikan berlemak (salmon, tuna, sarden, makarel), minyak ikan, telur yang diperkaya DHA, dan biji-bijian seperti chia seed atau walnut.

2. Zat Besi: Bensin untuk Fokus dan Energi

Sering melihat anak lesu, mudah lelah, dan sulit mempertahankan perhatian? Cek deh asupan zat besinya.

Zat Besi berperan sebagai 'bensin' untuk otak. Zat besi bertugas membawa oksigen ke otak. Oksigen yang cukup di otak sangat vital untuk fungsi Executive Function (perencanaan, fokus, dan kontrol diri). Kekurangan zat besi (Anemia Defisiensi Besi) adalah 'silent killer' bagi performa akademis dan konsentrasi anak.

  • Perannya: Mendukung fungsi kognitif, memori kerja, dan mencegah kelelahan berlebihan.
  • Sumber Terbaik: Daging merah, hati ayam/sapi, telur, dan sayuran hijau tua (seperti bayam, brokoli). Pastikan zat besi dikonsumsi bersama Vitamin C (misalnya jeruk atau tomat) untuk penyerapan yang maksimal!

3. Protein: Blok Bangunan Molekul Otak

Protein, yang sering dianggap hanya untuk otot, sebenarnya adalah blok bangunan untuk neurotransmitter, yaitu 'kurir' kimia di otak yang mengirimkan sinyal antarsel saraf.

  • Perannya: Membantu memproduksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin, yang sangat penting untuk pengaturan mood, tidur, dan motivasi anak. Protein juga memberikan rasa kenyang yang stabil, mencegah sugar rush yang diikuti crash energi.
  • Sumber Terbaik: Telur, daging, ayam, ikan, dan kacang-kacangan.

Mengubah Kebiasaan Makan Menjadi Smart Feeding

Mom/Dad, tugas kita bukan hanya memberi makanan, tapi memastikan makanan itu berkualitas. Sehingga...

  1. Jangan Takut Lemak Sehat: Saat MPASI, jangan pernah mengurangi lemak sehat. Tambahkan mentega tawar (unsalted butter), minyak zaitun, atau santan ke dalam menu harian balita Anda. Lemak adalah sumber energi padat yang vital bagi otak.
  2. Snack Cerdas: Ganti biskuit manis dengan snack yang mengandung protein dan serat tinggi, seperti yogurt plain, buah alpukat, atau smoothie bayam. Ini menjaga kadar gula darah stabil, sehingga anak tidak mudah marah atau hyperactive karena gula berlebihan.
  3. Variasi adalah Kunci: Otak butuh berbagai macam nutrisi. Jangan hanya berikan satu jenis ikan atau sayuran. Perkenalkan warna, rasa, dan tekstur yang berbeda setiap hari untuk memastikan spektrum nutrisi yang luas.

Dengan memastikan piring si Kecil kaya akan Omega-3, Zat Besi, dan Protein, kita tidak hanya memberinya makanan, tetapi juga berinvestasi langsung pada masa depan kognitif dan mental anak-anak tersayang.

Jika Mom/Dad membutuhkan panduan gizi spesifik untuk mendukung fokus belajar atau mengatasi fussy eating terkait tekstur, tim ahli gizi di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz siap memberikan konsultasi personal.

Foto: Cottonbro Studio/Pexels.com

Referensi

• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2020). Pedoman Gizi Seimbang pada Anak Usia Sekolah. IDAI.
• McCann, J. C., & Ames, B. N. (2005). Is docosahexaenoic acid an essential nutrient for human brain development? Nutrition Reviews, 63(1), 1-13. https://doi.org/10.1111/j.1753-4887.2005.tb00008.x
• Bryan, J., et al. (2004). The role of dietary iron in the physical and cognitive development of children. The Journal of Nutrition, 134(5), 1081S-1087S. https://doi.org/10.1093/jn/134.5.1081S
 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?