Radang Amandel : Musuh Tidur Nyenyak Si Kecil

Dipublikasikan: Kamis, 30 Oktober 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Si Kecil yang kadang terdengar tidur mendengkur sangat keras belum tentu sekadar karena kelelahan. Bisa jadi ini adalah alarm yang mungkin dibunyikan oleh Amandel/Tonsil yang meradang.

Radang Amandel/Tonsilitis adalah masalah umum pada anak-anak. Jika dibiarkan, ini bukan hanya menyebabkan sakit tenggorokan, tapi juga mengancam kualitas tidur dan, yang lebih serius, perkembangan otak si Kecil!

Amandel: Penjaga Gerbang Tubuh yang Terbebani

Amandel/Tonsil adalah dua kelenjar berbentuk oval yang terletak di bagian belakang tenggorokan (kiri dan kanan) yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Tugasnya bertindak sebagai penjaga gerbang untuk menyaring kuman (virus atau bakteri) yang masuk melalui mulut atau hidung. Mereka menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi.

Nah, ketika amandel terlalu sering atau terlalu keras melawan infeksi, maka ia akan membengkak dan meradang. Penyebab utamanya adalah:

  • Virus (Paling Sering): Biasanya virus yang sama dengan penyebab flu biasa.
  • Bakteri: Terutama Streptococcus (yang jika tidak diobati tuntas, berpotensi menimbulkan komplikasi ke jantung atau ginjal).

Sehingga, karena amandel adalah filter kuman, pencegahan terbaik adalah mengurangi paparan kuman ke mulut dan tenggorokan dengan cara:

  • Pola Hidup Bersih: Terapkan kebiasaan Cuci Tangan dengan Sabun secara ketat, terutama sebelum makan dan setelah bermain.
  • Hindari Paparan Kuman: Hindari berbagi alat makan atau minum, terutama saat ada anggota keluarga yang sedang sakit.
  • Gizi Seimbang: Jaga imunitas anak dengan memastikan asupan Vitamin C, Protein, dan Zat Besi yang cukup. Agar memberikan asupan sehat lebih mudah dan menyenangkan, temukan makanan favorit si kecil yang memiliki kandungan tersebut.

Radang amandel yang sering kambuh atau kronis dapat menyebabkan pembengkakan yang signifikan. Amandel yang bengkak bisa mempersempit atau bahkan menutup saluran napas saat anak tidur. Kondisi ini disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA).

  • Gejala OSA: Mendengkur keras, terengah-engah, atau jeda napas selama beberapa detik saat tidur.
  • Efek pada Tumbuh Kembang: Tidur yang terpotong dan kekurangan oksigen (hipoksia) dapat menyebabkan anak:
    • Mengantuk di siang hari (daytime sleepiness).
    • Sulit fokus dan konsentrasi saat belajar.
    • Perubahan perilaku (mudah marah, hiperaktif, atau rewel).

Gangguan tidur kronis ini jelas menghambat fungsi kognitif dan perilaku anak, sehingga wajib diatasi.

Perlukah Operasi, Nggak sih?

Operasi pengangkatan amandel (Tonsilektomi) tidak selalu diperlukan. Pada banyak kasus, amandel bengkak akibat virus dapat pulih dengan istirahat, makanan lunak, dan obat pereda nyeri. Ada dua patokan yang menjadi pertimbangan amandel/tonsil perlu atau tidak dioperasi. 

Patokan Utama (Indikasi Absolut)

  1. Gangguan Napas Berat Saat Tidur (OSA): Amandel bengkak secara fisik menghalangi jalan napas, menyebabkan mendengkur keras, dan henti napas saat tidur. Ini adalah indikasi terkuat karena mengancam suplai oksigen ke otak.
  2. Kecurigaan Kegananasan: Meskipun jarang, jika amandel menunjukkan pertumbuhan yang tidak biasa atau asimetris (besar sebelah), operasi diperlukan untuk biopsi.

Patokan Tambahan (Indikasi Relatif)

  1. Infeksi Berulang yang Sering: Terjadi lebih dari 7 kali dalam setahun, atau lebih dari 5 kali per tahun selama dua tahun berturut-turut, atau lebih dari 3 kali per tahun selama tiga tahun berturut-turut.
  2. Abses Peritonsiler Berulang: Pembentukan kantong nanah di sekitar amandel yang memerlukan drainase.
  3. Sulit Makan Kronis: Amandel terlalu besar hingga mengganggu proses menelan dan menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan.

Penting: Keputusan operasi harus selalu berdasarkan evaluasi mendalam dari dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) yang mempertimbangkan seberapa parah dampak radang amandel terhadap kualitas hidup, tumbuh kembang, dan tidur anak.

Jika Si Kecil menunjukkan gejala mendengkur yang parah dan sulit fokus, segera jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis anak atau THT.

MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.

Foto: PNW Production/Pexels.com

Referensi:

• American Academy of Pediatrics (AAP). (2019). Clinical Practice Guideline: Tonsillectomy for Obstructive Sleep Apnea in Children. AAP.
• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2020). Pedoman Pelayanan Medis: Tonsilitis pada Anak. IDAI.
• Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2023). Tonsillitis. CDC.
 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?