Ayah & Anak Perempuannya: Apa yang Dibutuhkan Anak Perempuan dari Ayahnya?

Dipublikasikan: Sabtu, 16 November 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Julie

Editor: Julie

Klinik MyKidz – Ayah adalah satu-satunya pria yang akan selalu ada dalam kehidupan anak perempuan. Hubungan ayah dan anak perempuan memainkan peran penting dalam perjalanan seorang anak perempuan menuju kedewasaan.

Penelitian menunjukkan, hubungan yang kuat dengan ayah akan membantu anak perempuan mengembangkan tingkat harga diri, pemberdayaan, kesejahteraan psikologis, dan nilai-nilai feminis yang sehat. Bahkan, kompetensi dalam matematika dan sains juga dapat dipengaruhi oleh hubungan anak perempuan dengan ayahnya. Anak perempuan yang menikmati hubungan baik dengan ayahnya juga cenderung tidak terlibat dalam kenakalan remaja.

Apa yang dibutuhkan seorang anak perempuan dari ayahnya? Sedikitnya ada 6 hal yang dibutuhkan anak perempuan dari ayahnya.

1. Keterlibatan ayah pada hidupnya.

Anak perempuan membutuhkan ayahnya untuk “tertarik secara aktif” pada hidupnya. "Tertarik secara aktif" tidak merujuk pada percakapan panjang antara ayah dan putrinya, melainkan lebih pada keterlibatan ayah.

Ayah harus berpartisipasi dalam hobi dan aktivitas putrinya dengan menunjukkan minat. Jika ia suka bermain teka-teki, misalnya, duduklah dan lakukan beberapa teka-teki bersamanya. Jika ia hobi membaca, jadwalkan kunjungan bersama ke perpustakaan atau ke toko buku. Jika ia tertarik dengan olahraga tertentu, apakah ia ingin bermain atau hanya senang menonton pertandingan, jadilah penggemar dan pendukung yang antusias.

Sebaliknya, apakah ayah perlu berbagi minatnya kepada anak perempuannya? Misalnya, ayah hobi memancing, sepak bola, atau mendaki gunung. Meski tak ada jaminan ia akan menyukainya juga, setidaknya ia akan selalu ingat ketika ayah membantunya memasang cacing pada kail, membawanya ke pertandingan sepak bola pertamanya, atau mendaki gunung pertamanya.

Tunjukkan padanya bahwa ayah tertarik pada hidupnya dengan mempelajari lebih lanjut tentangnya dan mencoba menjadi bagian dirinya. Sebaliknya, ia selalu menjadi bagian dari hidup ayah dengan melibatkannya dalam aktivitas ayah.

2. Teman bermain.  

Ayah cenderung lebih sering terlibat dalam
Ayah cenderung lebih sering terlibat dalam "permainan yang kasar" dan kurang dapat diprediksi. (Freepik)

Menurut penelitian, bermain dapat meningkatkan kemampuan anak-anak untuk merencanakan, mengatur, bergaul dengan orang lain, dan mengatur emosi. Bermain juga membantu keterampilan bahasa, matematika, dan sosial, bahkan membantu anak-anak mengatasi stres. 

Ayah dan ibu cenderung memiliki gaya bermain yang berbeda. Menurut penelitian, ayah cenderung lebih banyak melakukan kontak fisik dengan anak-anaknya. Mereka cenderung lebih sering terlibat dalam "permainan yang kasar" dan kurang dapat diprediksi. Namun, melakukan “permainan yang kasar” dengan anak perempuan? Mengapa tidak! Ini merupakan pengalaman perkembangan yang penting bagi anak perempuan.

Patrick A. Coleman dalam artikelnya “Should Dads And Daughters Wrestle? Hell Yes.” memaparkan 7 manfaat melakukan permainan yang kasar, yaitu:

  • Kebugaran
  • Meningkatkan ikatan dan kedekatan.
  • Kontrol impuls.
  • Belajar cara mengambil risiko yang terkelola.
  • Meningkatkan kecerdasan.
  • Memahami arti bermain dengan cara yang etis dan terkendali.
  • Mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional.

Di sisi lain, jangan sungkan untuk terlibat dalam “permainan anak perempuan”. Anak perempuan biasanya gemar bermain tamu-tamuan—ia menjadi nyonya rumah dan ayah sebagai tamunya. Atau, bermain salon-salonan, bermain boneka, bermain masak-masakan, dan lainnya.

3. Dukungan sepenuh hati dari ayah.

Dukungan sepenuh hati dari ayah akan mengembangkan harga diri yang kuat dan citra diri yang positif pada putrinya.

Meski ayah tidak selalu setuju dengan putrinya, ia perlu tahu bahwa ayah akan mendukungnya. Ini bukan berarti ayah lantas menjadi setuju dengan putrinya, tidak! Hal ini justru menunjukkan kepadanya bahwa meski ayah tidak setuju dengan pilihan yang diambilnya, ayah akan selalu percaya kepadanya sebagai pribadi dan memiliki keyakinan atas kemampuannya.

Ia juga perlu tahu, ayah akan membelanya dan melindunginya saat dibutuhkan. Ini memberikan rasa aman dan nyaman padanya.

4. Pendengar yang baik dan dapat dipercaya.

Ketika ia berbicara, ayah mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa pun yang ia katakan. Berikan perhatian penuh, tatap matanya, dan ajukan pertanyaan. Ini akan membuatnya lebih dipahami dan didukung.

Ketika ia datang kepada ayah untuk membahas masalah dan kendala pribadi, ia perlu tahu bahwa ayahnya akan memperlakukannya dengan rasa hormat. Masalah dan kendala tersebut tidak akan pernah menjadi topik pembicaraan di meja makan bersama anggota keluarga lainnya.

5. Cinta tanpa syarat.

Setiap anak memiliki kepribadiannya sendiri. Menerima dirinya apa adanya akan meningkatkan rasa percaya dirinya. Ini berarti, ayah menerima jika gadis ciliknya lebih menyukai “mainan/aktivitas anak lelaki” dan tidak membandingkan jenis kelamin atau memaksakan atribut tertentu kepadanya. Inilah cinta tanpa syarat: membiarkan ia menjadi versi dirinya yang sebenarnya.

Cinta tanpa syarat juga berarti penuh pengampunan. Betapa pun buruk kesalahan yang ia lakukan, ia percaya ayahnya akan selalu ada bersamanya. Bukan untuk mengejek dan merendahkannya, melainkan untuk memaafkannya, karena ia tahu ayahnya mencintainya tanpa syarat.

6. Seorang panutan.

Ayah yang menunjukkan kasih sayang fisik, rasa hormat, dan kemitraan sejati dengan istrinya, memberikan contoh luar biasa yang ingin ditiru putrinya dalam kehidupannya sendiri.
Ayah yang menunjukkan kasih sayang fisik, rasa hormat, dan kemitraan sejati dengan istrinya, memberikan contoh luar biasa yang ingin ditiru putrinya dalam kehidupannya sendiri. (Freepik)

Kualitas yang ayah miliki—dan cara ayah memperlakukan pasangan—akan memengaruhi hubungan masa depan anak perempuan dengan orang yang ia cintai.

Hubungan pertama yang dialami seorang anak perempuan adalah hubungan antara ibu dan ayahnya. Jika ayah tidak menghormati istrinya, seperti melakukan kekerasan fisik dan/atau emosional, maka anak perempuan bisa saja percaya bahwa itulah hubungan yang diharapkan dengan seorang suami.

Sebaliknya, ayah yang menunjukkan kasih sayang fisik, rasa hormat, dan kemitraan sejati dengan istrinya, memberikan contoh luar biasa yang ingin ditiru putrinya dalam kehidupannya sendiri.

Jangan lupa, ayah adalah pria pertama dalam kehidupan seorang anak perempuan yang akan dikenalnya secara dekat. Ayah menetapkan standar bagi semua pria lain dalam hidupnya dan panutan yang akan membantunya memilih suami yang baik di masa depan. Setiap kali ia bertemu dengan anak laki-laki atau pria, ia akan secara otomatis mengukur berdasarkan sosok ayahnya dan hubungannya dengan sang ayah.

Ayah perlu menyediakan waktu untuk melakukan refleksi diri, sejauh mana ia menjadi panutan bagi anak perempuannya. Ketika anak perempuan melihat ayahnya bersedia melakukan introspeksi dan melakukan perubahan ketika diperlukan, ia mendapatkan contoh yang sangat baik tentang pentingnya tanggung jawab dan perubahan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. (*)

 

Sumber:

  1. All Pro Dad   
  2. Parents   

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?