Perkembangan Motorik 3 Bulan Pertama: Dari Menggerakkan dan Mengangkat Kepala Hingga Siap Berguling
Dipublikasikan: Jumat, 6 September 2024
Waktu membaca: 3 menit
KlinikMyKidz – Tiga bulan pertama kehidupan bayi adalah periode perkembangan yang menakjubkan. Keterampilan dan gerakan baru terbentuk dengan cepat—disebut perkembangan motorik. Dalam beberapa minggu pertama, bayi belum dapat mengendalikan banyak gerakannya. Saat bayi mulai mengembangkan lebih banyak kemampuan fisik, gerakannya mungkin masih tersentak-sentak. Namun, si kecil belajar dengan cepat dan Mama-Papa akan terkaget-kaget dengan perkembangannya.
Bulan Pertama: Sepasang Mata Mungilnya Tertuju pada Mama
Tahukah Mama-Papa, salah satu bagian tubuh pertama yang bisa digerakkan oleh bayi adalah matanya? Pada awalnya, bayi baru lahir hanya dapat melihat sekitar satu kaki di depannya. Namun, hal itu sudah cukup bagi si kecil untuk menggerakkan matanya guna menatap wajah-wajah yang berada di dekatnya dan Mama—biasanya—adalah orang yang kerap dilihatnya. Perhatikan, sepasang mata mungilnya tak berkedip menatap Mama ketika ia sedang menyusu dalam dekapan Mama. Si kecil mungkin juga akan melihat ke arah bunyi dan suara yang dikenalnya.
Perkembangan lainnya adalah kontrol leher. Si kecil dapat menggerakkan kepalanya ke samping. Mama mungkin melihat perkembangan ini saat pertama kali menyusui si kecil, ketika refleks rooting (mencari) mendorongnya untuk berpaling ke arah puting. Akan tetapi, si kecil belum memiliki banyak kontrol leher pada beberapa minggu pertama, sehingga ia membutuhkan bantuan Mama untuk menopang kepalanya.
Selain refleks mencari, si kecil juga menunjukkan gerakan refleks lainnya pada minggu-minggu pertama ini. Misalnya, refleks Moro atau disebut juga refleks kaget. Refleks adalah gerakan atau tindakan tak sadar yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan. Refleks inilah yang membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim agar dapat bertahan hidup. Lebih lengkapnya tentang refleks, Mama dapat membacanya di sini.
Bulan Kedua: Mengangkat Kepala, Menggerakkan Tangan
Sistem saraf bayi sudah cukup matang. Refleks tertentu mulai memberi jalan pada gerakan-gerakan sukarela. Dengan kontrol otot yang lebih baik, gerakannya menjadi lebih lancar dan lebih lincah.
* Mengangkat kepala pada waktu tengkurap.
Sebagian besar bayi dapat mengangkat kepalanya saat berbaring tengkurap. Cara terbaik untuk membantu si kecil membangun kekuatan di leher dan batang tubuhnya adalah dengan memberikan “tummy time”—waktu yang dihabiskan bayi untuk tengkurap. Dalam posisi tengkurap, bayi akan mencoba mengangkat kepala dan bahunya, memperkuat otot leher, lengan, bahu, perut, dan punggungnya. Para peneliti menemukan, bayi yang menghabiskan waktu tengkurap mengembangkan keterampilan motorik lebih cepat. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk memberikan waktu tengkurap pada bayi sejak hari pertamanya pulang dari rumah bersalin.
Pada periode awal ini, Mama dapat memberikan waktu tengkurap selama 1—2 menit sebanyak 4—5 kali sehari. Awalnya si kecil mungkin akan menangis saat ditengkurapkan, tetapi biasanya akan lebih baik setelah beberapa kali mencoba. Agar si kecil memiliki dorongan untuk mengangkat kepalanya, perlihatkan sesuatu yang menarik—wajah Mama, misalnya. Setelah si kecil terbiasa, Mama dapat mencoba menambahkan durasi setiap sesi selama 1—2 menit di usia sebulan. Pada usia ini, si kecil mungkin mulai mengangkat kepalanya sebentar saat tengkurap dan memutarkan dari satu sisi ke sisi lain.
Pada usia 2 bulan, si kecil akan mengangkat kepalanya saat tengkurap dan menggerakkannya dari satu sisi ke sisi lain. Jangan lupa, tambahkan durasinya untuk setiap sesi. Di usia 3 bulan, usahakan agar si kecil menghabiskan waktu total 30 menit untuk tengkurap setiap hari—bagilah menjadi beberapa sesi dengan durasi lebih pendek. Sekarang si kecil sudah lebih baik dalam mengendalikan kepalanya, mungkin dapat mengangkat kepalanya hingga 45 derajat dan menahannya dengan stabil saat tengkurap.
Penting diperhatikan, jika bayi Mama tertidur saat tummy time, gulingkan si kecil dengan lembut ke posisi telentang—ini posisi tidur yang paling aman untuk bayi. Seperti dikatakan oleh AAP, “Telentang untuk tidur, tengkurap untuk bermain.”
* Tangan ke mulut.
Lihatlah, si kecil mulai melambaikan tangannya lebih sering saat merasa senang. Semakin lama, tangannya akan menarik perhatiannya. Si kecil mungkin menghabiskan banyak waktu untuk mencoba menggerakkan tangannya di depannya sehingga ia bisa melihatnya. Setelah banyak mencoba, ia mungkin dapat menarik tangannya ke mulutnya. Namun, gerakan jarinya masih terbatas, sehingga tangannya masih mengepal kecil.
Bulan Ketiga: Siap Berguling
Bayi Mama menjadi lebih kuat dan lebih mampu mengoordinasikan gerakannya. Coba Mama perhatikan seluruh tubuh si kecil, terlihat lebih rileks, bukan? Tangannya tidak lagi mengepal sepanjang waktu. Bahkan, si kecil mungkin menghibur dirinya sendiri dengan membuka dan menutup tangannya. Refleks menggenggam sepertinya mulai beralih menjadi gerakan yang disengaja. Si kecil bahkan mungkin bisa memegang dan mengguncang mainan kerincing/berbunyi (rattle). Ini dapat melatih keterampilan gerakan halusnya, seperti penggunaan otot-otot kecil di tangan dan pergelangan tangan.
Si kecil juga lebih aktif menendang-nendangkan kakinya. Ketika tendangannya terus menjadi lebih kuat, ia mungkin akan segera dapat menendang dirinya sendiri dari tengkurap (ketika Mama atau Papa menengkurapkannya) ke posisi telentang. Meski sebagian besar bayi belum dapat berguling dari telentang ke tengkurap, beberapa bayi mungkin mulai berguling pada usia ini. Hati-hati, ya, Ma. Jangan tinggalkan si kecil sendirian di atas perabot, semisal meja ganti popok, yang dapat membuatnya terguling.
Perkembangan lainnya, si kecil dapat melakukan gerakan memantul ketika Mama memegangnya dan menopangnya dalam posisi “berdiri” di atas permukaan, seperti pangkuan Mama. Ini adalah cara yang menyenangkan untuk bermain bersama saat si kecil mulai menahan sebagian berat badannya di kakinya. Hindari penggunaan baby bouncer karena dapat memperlambat kemajuan gerakan bayi. (*)
Sumber: