Bulan Pertama Kehidupan: 7 Refleks pada Bayi Baru Lahir untuk Bertahan Hidup di Luar Rahim
Dipublikasikan: Selasa, 27 Agustus 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Setelah lahir, bayi mengalami perubahan lingkungan yang sangat berbeda dari lingkungan di dalam rahim yang hangat dan aman. Kini, si kecil dapat merasakan dan mengalami berbagai hal, seperti rasa dingin, suara, bau, dan lainnya. Si kecil harus melakukan penyesuaian diri dengan dunia yang besar ini agar dapat bertahan hidup. Kemampuan beradaptasi diperoleh bayi dari sejumlah refleks untuk membantunya bertahan hidup.
Refleks adalah gerakan atau tindakan tak sadar yang terjadi sebagai respons terhadap rangsangan. Ini berarti, bayi baru lahir melakukan gerakan yang tidak disengaja atau terjadi tanpa bayi harus berusaha. Beberapa refleks yang muncul di awal kehidupan ini tetap ada selama berbulan-bulan dan yang lainnya hilang dalam beberapa minggu. Mama perlu tahu, apa saja refleks bayi baru lahir untuk membantu si kecil beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim.
1. Refleks Mencari
Jika Mama membelai atau mengusap lembut pipinya yang halus atau menyentuh bibir mungilnya, si kecil akan menoleh ke arah tangan Mama. Gerakan ini dilakukan oleh rooting reflex atau refleks mencari. Refleks inilah yang membantu si kecil menemukan puting susu Mama pada waktu menyusu. Refleks mencari berlangsung sekitar empat bulan.
2. Refleks Mengisap
Refleks mengisap berjalan seiring dengan refleks mencari. Keduanya merupakan isyarat untuk menyusu. Refleks mencari adalah gerakan yang dilakukan bayi untuk mencari sumber makanan, sedangkan refleks mengisap adalah gerakan untuk mendapatkan susu.
Refleks mengisap berkembang sejak bayi dalam kandungan. Jika Mama menjalani pemeriksaan USG saat hamil, Mama mungkin pernah melihat si kecil mengisap jarinya. Refleks ini dimulai sekitar minggu ke-32 kehamilan dan berkembang sepenuhnya sekitar minggu ke-36. Setelah lahir, refleks mengisap membantu si kecil memenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh-kembang yang optimal.
Namun, tidak semua bayi langsung bisa mengisap secara efisien. Ini karena proses menempel dan mengisap melibatkan serangkaian manuver. Pertama, bayi menempelkan bibirnya di sekitar puting dan areola (area yang lebih gelap di sekitar puting tempat saluran susu berada) dengan puting sejauh mungkin ke dalam mulutnya. Kemudian, bayi memosisikan lidahnya sehingga payudara Mama berada di antara lidah dan langit-langit mulut bayi, lalu bayi mulai mengisapnya sehingga susu keluar.
Bagaimanapun, mengoordinasikan gerakan mengisap berirama dengan bernapas dan menelan merupakan tugas yang relatif rumit bagi bayi baru lahir. Itu sebab, meski merupakan tindakan refleksif, tidak semua bayi dapat mengisap dengan efisien pada awalnya. Namun, dengan latihan, refleks ini berubah menjadi keterampilan yang dapat bayi kuasai dengan baik. Saat si kecil sekitar usia 2—4 bulan, refleks mengisap berubah menjadi sesuatu yang disebut mengisap secara sukarela.
3. Refleks Moro
Refleks Moro, atau refleks kaget, adalah reaksi bayi terhadap sesuatu yang tidak terduga atau saat terkejut. Sering kali dipicu oleh suara keras, gerakan tiba-tiba, atau tangisannya sendiri. Bahkan, tanpa alasan yang jelas pun, refleks Moro juga bisa muncul. Saat si kecil tidur nyenyak, ia bisa tiba-tiba bereaksi kaget, mungkin si kecil bermimpi terjatuh.
Refleks moro ditandai dengan gerakan bayi yang tiba-tiba saja melengkungkan punggungnya, mengayunkan kedua lengannya ke atas, dan membuka tangannya. Selanjutnya, bayi akan mengangkat lututnya dan mendekatkan lengan serta tangannya yang terkepal ke tubuhnya, hampir seperti sedang memeluk dirinya sendiri. Beberapa detik kemudian, sama tiba-tibanya saat ia terkejut, semuanya berakhir.
Tak jarang, bayi terbangun dengan kaget dan kesulitan untuk kembali tenang, bahkan menangis keras. Jika Mama mendapati tidur si kecil sering terganggu oleh refleks Moro, Mama dapat membedongnya. Namun, membedongnya jangan terlalu ketat, jangan sampai membuat si kecil tak dapat menggerakkan tangan dan kakinya sama sekali. Refleks Moro biasanya memuncak selama bulan pertama dan mulai menghilang setelah sekitar dua bulan.
4. Refleks Leher Tonik
Dalam posisi berbaring telentang, kepala si kecil akan menoleh ke satu sisi. Pada saat yang sama, lengan dan sering kali kaki di sisi itu akan terentang dengan tangan sedikit terbuka, sementara lengan yang berlawanan menekuk di siku dengan tangan tertutup. Ketika bayi menoleh ke sisi lain, hal yang sama akan terjadi secara terbalik, lengan di sisi itu terentang dan lengan yang berlawanan menekuk di siku. Posisinya ini seolah-olah dia sedang bermain anggar, itu sebab refleks leher tonik disebut juga refleks anggar. Refleks ini akan menghilang sekitar usia 5—7 bulan.
Refleks leher tonik dan refleks Moro harus muncul secara merata di kedua sisi tubuh bayi. Jika salah satu refleks tampak berbeda antara sisi kiri dan kanan, atau jika bayi bergerak lebih baik di satu sisi tubuh daripada sisi lainnya, beri tahu dokter anak, ya, Ma.
5. Refleks Menggenggam
Mama mungkin menyadari refleks ini saat Mama meletakkan jari Mama di telapak tangan si kecil dan ia menggenggamnya. Ya, refleks menggenggam terjadi saat ada benda menyentuh telapak tangan si kecil. Sensasi tersebut menyebabkan bayi mengatupkan jari-jarinya. Dalam beberapa hari pertama setelah lahir, genggaman bayi akan sangat kuat. Refleks ini menghilang pada sekitar usia 5—6 bulan, yaitu usia saat bayi memiliki kemampuan menggenggam sendiri. Pada usia tersebut, ketika si kecil meraih jari Mama dan menggenggamnya erat, itu karena ia memang tidak ingin melepaskannya.
6. Refleks Babinski
Saat Mama membelai telapak kaki si kecil dengan lembut, maka jempol kakinya akan menekuk ke belakang sementara jari-jari lainnya melebar dan menjauh. Refleks Babinksi, juga dikenal sebagai refleks plantar, dinamai sesuai penemunya, ahli saraf berkebangsaan Prancis, Josep Francois Felix Babiński (1857—1932). Keberadaan refleks ini menunjukkan bahwa otak mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang, yang menyebabkan jempol kaki menekuk ke atas saat jari-jari kaki lainnya melebar ketika telapak kaki disentuh. Refleks Babinski berlangsung paling lama, bisa sampai dua tahun, biasanya menghilang paling cepat di usia 6 bulan dan paling lambat di usia 1—2 tahun.
7. Refleks Melangkah
Jika Mama menggendong si kecil di bawah lengan (berhati-hatilah untuk menopang kepalanya juga) dan membiarkan telapak kakinya menyentuh permukaan yang rata, maka si kecil akan meletakkan satu kaki di depan kaki yang lain dan “berjalan”. Itu sebab, refleks ini disebut juga refleks berjalan.
Menurut beberapa ahli, refleks ini merupakan cara alami untuk memungkinkan bayi baru lahir merangkak ke arah payudara Mama saat proses IMD (inisiasi menyusu dini) dalam satu jam pertama kehidupan. Namun, fungsi sebenarnya dari refleks melangkah adalah mempersiapkan si kecil untuk langkah "nyata" pertamanya di kemudian hari.
Refleks ini akan menghilang setelah dua bulan, kemudian muncul lagi menjelang akhir tahun pertama, saat bayi mulai belajar berjalan. Dari bulan ke-2 hingga ke-8, bayi bertambah lebih banyak lemak daripada otot, yang membuatnya lebih sulit untuk mengangkat kakinya. Begitu otot-ototnya menjadi lebih kuat seiring bertambahnya usia, si kecil akan memiliki kekuatan untuk mengangkat kakinya saat ia berdiri untuk kemudian belajar berjalan. (*)
Sumber: