Perjalanan Gigi Si Kecil yang Penuh Cerita

Dipublikasikan: Senin, 10 November 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Senyum bayi yang mulai dihiasi gigi mungil adalah salah satu milestone paling menggemaskan. Namun, di balik senyum itu, tersimpan perjalanan panjang pertumbuhan gigi susu yang penuh tantangan, mulai dari demam teething hingga risiko gigi berlubang yang mengancam nafsu makan.

Gigi yang sakit dapat menghambat proses tumbuh kembang. Yuk, kita kenali tahapan pertumbuhan gigi dan bagaimana menjaganya tetap sehat!

Fase Erupsi: Kapan Gigi Si Kecil Tumbuh?

Gigi susu (total 20 buah) mulai tumbuh sekitar usia 6 bulan dan biasanya lengkap pada usia 2,5 hingga 3 tahun. Pola pertumbuhan umumnya:

  Usia Umum            Jenis Gigi                             Tantangan Utama Anak
6–10 Bulan Gigi Seri Bawah & Atas (Gigi Depan) Teething/Tumbuh Gigi: Anak lebih rewel, air liur berlebihan, gusi bengkak dan gatal, terkadang demam ringan.
12–18 Bulan Gigi Geraham Pertama Rasa sakit lebih intens karena permukaan gigi lebih lebar. Risiko sulit makan karena gusi nyeri saat mengunyah.
18–24 Bulan Gigi Taring (Canine) Rasa sakit tajam saat gigi 'menusuk' gusi. Periode rewel meningkat.
24–33 Bulan Gigi Geraham Kedua Erupsi terakhir, memastikan anak memiliki 20 gigi susu lengkap untuk mengunyah makanan padat secara efisien.

Masalah Gigi yang Mengancam Gizi (Malnutrisi)

Masalah gigi, terutama gigi berlubang (karies) atau infeksi gusi, adalah ancaman serius bagi asupan nutrisi anak.

Dampak Karies dan Infeksi:

  • Nyeri Saat Mengunyah: Gigi yang berlubang dalam atau infeksi gusi (abses) menyebabkan rasa sakit tajam saat mengunyah makanan keras, panas, atau dingin.
  • Nafsu Makan Memburuk: Anak menghindari makanan yang memerlukan usaha mengunyah (seperti daging, sayuran, buah) dan memilih makanan lunak, yang seringkali rendah gizi (hanya bubur atau makanan manis).
  • Risiko Malnutrisi: Jika kebiasaan ini berlangsung lama, anak rentan kekurangan protein, serat, dan vitamin, yang berdampak langsung pada penurunan berat badan dan hambatan tumbuh kembang kognitif.
  • Gangguan Bicara: Kehilangan gigi depan terlalu dini atau sakit pada gigi yang parah dapat memengaruhi pembentukan suara dan pelafalan kata.

Pencegahan dan Perawatan Gigi Sehat pada Tiap Tahap

Kesehatan gigi dimulai sebelum gigi pertama muncul dan harus konsisten.

Fase Bayi (0–12 Bulan): Fondasi Bersih

  • Perawatan: Walaupun belum ada gigi, bersihkan gusi anak dengan kain kasa bersih yang dibasahi air matang setelah menyusu/makan. Ini menghilangkan sisa gula susu yang bisa menyebabkan karies dini.
  • Saat Gigi Muncul: Segera mulai menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus bayi dan pasta gigi ber-fluoride seukuran sebutir beras.

Fase Balita (1–5 Tahun): Disiplin dan Fluoride

  • Penyikatan: Sikat gigi minimal dua kali sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur). Anak perlu disikatkan oleh orang tua hingga usia 6-7 tahun karena motorik halusnya belum cukup kuat.
  • Pasta Gigi: Tingkatkan ukuran pasta gigi ber-fluoride menjadi seukuran kacang polong pada usia 3 tahun ke atas. Fluoride adalah mineral ajaib untuk memperkuat enamel gigi.
  • Pencegahan Karies: Hindari kebiasaan tidur sambil minum susu (terutama susu formula atau jus), karena gula akan merendam gigi sepanjang malam (Nursing Bottle Caries).

Fase Anak (6 Tahun ke Atas): Mandiri dan Kontrol

  • Supervisi: Awasi anak saat menyikat gigi untuk memastikan mereka menyikat dengan teknik yang benar.
  • Sistematis: Ajarkan anak untuk menyikat seluruh permukaan gigi (atas, bawah, dalam, luar, dan permukaan kunyah).

Pertolongan Pertama Sakit Gigi

Jika anak Anda mengeluh sakit gigi, ada beberapa langkah darurat yang bisa dilakukan sebelum jadwal konsultasi dokter gigi:

  • Kompres Dingin: Jika ada pembengkakan di pipi atau gusi, kompres dengan kain dingin atau kantong es (jangan langsung ke gigi) selama 15–20 menit untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
  • Obat Pereda Nyeri: Berikan obat pereda nyeri yang aman untuk anak, seperti Parasetamol atau Ibuprofen, sesuai dosis berat badan anak, untuk meredakan nyeri yang mengganggu makan dan tidur.
  • Bilas Air Garam (Anak Besar): Untuk anak yang sudah bisa berkumur (di atas 4 tahun), bilas mulut dengan air hangat yang dicampur sedikit garam (sekitar setengah sendok teh) untuk membersihkan area sakit dan meredakan peradangan.
  • Hindari Memasukkan Obat: Jangan pernah memasukkan aspirin atau obat lain langsung ke gigi yang sakit atau gusi, karena dapat membakar jaringan lunak.

Kapan ke Dokter Gigi? Segera kunjungi dokter gigi anak (Pedodontis) jika nyeri tidak hilang dengan obat, bengkak semakin membesar, atau anak menunjukkan demam tinggi akibat sakit gigi. Kunjungan pertama sebaiknya dilakukan saat gigi pertama muncul atau selambatnya pada ulang tahun pertama anak.

MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.

Foto: Tima Miroshnichenko/Pexels.com

Referensi:

• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2020). Pedoman Kesehatan Gigi dan Mulut Anak. IDAI.

• American Academy of Pediatrics (AAP). (2020). Oral Health and the Role of the Pediatrician. AAP.

• Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2023). Children's Oral Health. CDC.

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?