Musim Hujan dan Trombosit yang Terjun Bebas
Dipublikasikan: Rabu, 5 November 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Sudah masuk musim penghujan lagi. Sekarang saatnya kita meningkatkan kewaspadaan terhadap musuh musiman yang serius: Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti ini sering disalahartikan sebagai flu biasa di awal, padahal penanganan yang terlambat bisa fatal.
Di Klinik MyKidz, kami menekankan bahwa pemulihan optimal dari DBD adalah kunci agar proses tumbuh kembang anak tidak terhambat. Yuk, kenali tanda bahaya dan bagaimana cara mengamankan pemulihan si Kecil!
Gejala Awal DBD: Kenapa Sering Tertukar Flu?
DBD dimulai dengan gejala yang sangat umum, inilah mengapa banyak orang tua sering terkecoh:
- Demam Mendadak Tinggi: Demam tinggi (di atas 38,5°C) yang muncul tiba-tiba dan dapat berlangsung selama 2–7 hari. Anak terlihat sangat lemas.
- Nyeri Hebat: Anak mengeluh sakit kepala berat, nyeri di belakang mata, dan nyeri sendi/otot yang parah (sering disebut break-bone fever).
- Gejala Lain: Mual, muntah, dan ruam kulit (bintik-bintik merah) yang muncul belakangan.
Waspada Periode Kritis (Fase Penurunan Demam): Periode paling berbahaya DBD adalah saat demam mulai turun (biasanya hari ke-3 hingga ke-7). Ini sering disalahartikan sebagai sembuh, padahal cairan pembuluh darah bocor. Di fase inilah kita harus mencari Tanda Bahaya!
Tanda Bahaya DBD: Segera ke Fasilitas Kesehatan!
Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa kebocoran plasma darah sudah parah dan anak membutuhkan penanganan medis segera:
- Nyeri Perut Hebat: Anak mengeluh sakit perut yang tak tertahankan, terutama di bagian kanan atas (hati).
- Muntah Berulang: Muntah lebih dari 3–4 kali dalam satu jam, atau muntah terus-menerus yang menyebabkan anak tidak bisa minum.
- Perdarahan: Tanda-tanda perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, atau muntah/BAB yang berwarna hitam (darah).
- Kelemasan Ekstrem: Anak tampak sangat lemas, mengantuk, dan sulit dibangunkan. Tangan dan kaki terasa dingin dan lembap.
- Penurunan Frekuensi Urin: Buang air kecil sangat jarang atau sama sekali tidak buang air kecil selama 6 jam. Ini tanda dehidrasi dan syok berat.
Tindakan Cepat: Jika satu saja dari tanda bahaya ini muncul, segera bawa anak ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Penanganan DBD melibatkan pemantauan cairan dan trombosit secara ketat, dan seringkali membutuhkan infus.
Kunci Pemulihan: Disiplin Istirahat Total
Pemulihan optimal dan cepat dari DBD tidak bisa ditawar. Trombosit yang rendah dan pembuluh darah yang bocor sangat rentan terhadap cedera.
- Wajib Istirahat Total: Anak harus istirahat total (bed rest) di tempat tidur, terutama selama periode kritis dan pemulihan. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko perdarahan, terutama jika trombosit sangat rendah.
- Asupan Cairan: Berikan cairan dalam jumlah banyak dan sering. Selain air putih, berikan Oralit, air kelapa, atau jus buah. Cairan membantu menggantikan kebocoran plasma.
- Gizi Seimbang: Berikan makanan lunak dan bergizi tinggi (protein dan kalori) untuk membantu pemulihan sel dan mengembalikan energi yang hilang akibat demam.
Pemulihan yang tuntas dan tanpa komplikasi memastikan anak dapat segera kembali ke aktivitas harian dan mengejar milestone tumbuh kembangnya tanpa hambatan fisik dan kognitif.
Pencegahan: Stop Nyamuk, Jaga Imunitas!
Pencegahan DBD ada dua sisi: memberantas nyamuk dan memperkuat benteng tubuh anak.
A. Jaga Lingkungan (3M Plus)
- Menguras tempat penampungan air secara teratur.
- Menutup rapat tempat penampungan air.
- Mendaur Ulang barang bekas yang dapat menampung air.
- Plus: Menggunakan lotion antinyamuk pada anak, memasang kawat kasa di jendela, dan tidur menggunakan kelambu.
B. Perkuat Imunitas
Musim hujan seringkali juga membawa penyakit lain. Jaga imunitas anak dengan:
- Memastikan anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.
- Memberikan gizi seimbang (tinggi Vitamin C dan protein) secara teratur.
Dengan kewaspadaan tinggi terhadap tanda bahaya dan pemulihan yang disiplin, kita bisa memastikan anak tetap sehat dan tumbuh optimal di musim hujan.
MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.
Foto: Polina Tankilevitch/Pexels.com
Referensi:
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Kementerian Kesehatan RI.
• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2020). Pedoman Pelayanan Medis: Demam Berdarah Dengue (DBD). IDAI.
• World Health Organization (WHO). (2009). Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. WHO.