Kenali 5 Masalah Kesehatan Mental pada Anak dan Gejalanya

Dipublikasikan: Rabu, 14 Agustus 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Rien

Editor: Arif R. H.

Klinik MyKidz - Dengan meningkatnya tekanan akademik, perubahan sosial, dan pengaruh teknologi, anak-anak semakin rentan terhadap berbagai masalah kesehatan mental. Apalagi ditambah dengan status sosial ekonomi yang rendah dan minimnya pengetahuan orang tua terkait pola asuh yang tepat—seperti menggunakan hukuman fisik ke anak hingga kurangnya dukungan lingkungan sekitar terhadap kesehatan mental si kecil.

Sayangnya, masalah kesehatan mental pada anak belum menjadi perhatian serius bagi banyak orang. Padahal, dampaknya bisa mengganggu tumbuh kembang anak sampai ia dewasa. Itulah mengapa, memahami dan mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental sejak dini adalah langkah penting untuk memberikan bantuan yang tepat.

  1. Gangguan Kecemasan


    Gangguan kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental paling umum pada anak. Menurut data Children’s Mental Health (2023), sekitar 9,4 persen anak-anak di dunia mengalami gangguan kecemasan. Mengutip kidshealth.org (Juni 2023), gangguan kecemasan menyebabkan ketakutan dan kekhawariran ekstrem, serta perubahan pada perilaku, tidur, makan, atau suasana hati anak.

    Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan umum (GAD/genaralized anxiety disorder) akan merasa khawatir setiap hari dalam banyak hal—khawatir tentang pekerjaan rumah, ujian, atau khawatir melakukan kesalahan. Namun, yang lebih sering menjadi kekhawatiran mereka adalah hal-hal yang mungkin tidak terduga oleh orangtua atau orangtua atau yang menurut orang dewasa sebenarnya tak perlu dicemaskan. Misalnya, khawatir tentang waktu istirahat, waktu makan siang, pesta ulang tahun, waktu bermain dengan teman-teman, atau naik bus sekolah. Anak-anak dengan GAD mungkin juga khawatir tentang perang, cuaca, atau masa depan, atau tentang orang-orang terkasih, keselamatan, penyakit, dan terluka.

    Bayi dan anak-anak kecil umumnya akan merasa cemas saat pertama kali berpisah dari orangtua. Selanjutnya, mereka akan terbiasa dan tidak cemas lagi. Jika mereka tidak dapat mengatasi rasa takut berpisah dari orangtua, disebut gangguan kecemasan perpisahan dan bisa berdampak hingga besar—mereka sangat cemas ketika harus berpisah dari orangtua atau jauh dari rumah.

    Ada pula gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial, biasanya dialami anak-anak yang lebih besar dan remaja. Mereka takut dengan apa yang dipikirkan atau dikatakan orang lain, takut akan melakukan/mengatakan sesuatu yang memalukan, dan khawatir akan terdengar/terlihat aneh. Dalam bentuk ekstrem disebut mutisme selektif, mereka menjadi sangat takut sehingga tidak berbicara—tetapi mereka sesungguhnya bisa bicara di rumah atau dengan orang terdekat.

    Pada anak-anak ada fobia spesifik, yaitu ketakutan yang lebih intens, lebih ekstrem, dan berlangsung lama terhadap suatu hal tertentu. Misalnya, takut kegelapan, takut monster, takut hewan besar, atau suara keras, seperti guntur. Sebenarnya wajar saja anak memiliki ketakutan tersebut, tetapi menjadi tak wajar lagi kalau sudah berubah fobia—anak berusaha menghindari hal yang membuatnya ketakutan, menjadi sangat ketakutan, dan anak sulit ditenangkan.

    Anak-anak umumnya tidak dapat memahami atau mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Untuk itu, ada beberapa tanda atau gejala kecemasan yang penting orang tua perhatikan, seperti: (NHS, 9/1/2023)

    • mudah tersinggung, mudah menangis atau bergantung;
    • kesulitan tidur;
    • bangun di malam hari;
    • mulai mengompol;
    • mimpi buruk;
    • sering mengalami sakit perut atau sakit kepala.
    Gejala Masalah Kesehatan Mental pada Anak

    Anak-anak yang lebih besar dapat menunjukkan gejala berikut:

    • kurang percaya diri untuk mencoba hal baru atau tampak tidak mampu menghadapi tantangan sederhana sehari-hari;
    • sulit berkonsentrasi;
    • masalah tidur atau makan;
    • memiliki ledakan kemarahan;
    • banyak pikiran negatif, atau terus berpikir bahwa hal buruk akan terjadi;
    • mulai menghindari aktivitas sehari-hari, seperti bertemu teman, pergi keluar di tempat umum atau pergi ke sekolah.

    Jika anak sudah mengalami gangguan kecemasan, Cognitive Behavioral Therapy (CBT) sering kali efektif untuk mengatasinya. CBT atau terapi perilaku kognitif adalah psikoterapi yang mengintegrasikan dua pendekatan, yakni terapi kognitif dan terapi perilaku.

    Gejala Masalah Kesehatan Mental pada Anak
    Gejala Masalah Kesehatan Mental pada Anak (Freepik.com)
  2. Depresi


    Depresi tidak sama dengan kesedihan atau duka. Mengutip healthychildren.org (12/9/2022), depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan kesedihan dan gejala terkait menjadi lebih intens atau berlangsung lebih lama dari biasanya setelah peristiwa yang sulit. Depresi dapat terjadi tanpa pemicu. Anak-anak mungkin mengalami depresi jika gejalanya, yang mungkin termasuk kesedihan, terjadi setiap hari selama lebih dari 2 minggu.

    Meskipun tidak umum, anak-anak berusia 3 tahun telah didiagnosis mengalami depresi. Para ahli memperkirakan, antara 2 persen dan 3 persen anak-anak berusia 3 hingga 11 tahun mengalami depresi. Depresi pada anak kecil sangat memprihatinkan dan dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih serius.

    Jika Mama merasa si kecil mengalami depresi, kidshealth.org (September 2021) menyarankan berikut ini:

    • Berbicara dengan si kecil tentang kesedihan yang dialaminya. Dengarkan, hibur, berikan dukungan, dan tunjukkan kasih sayang Mama.
    • Jadwalkan kunjungan ke dokter anak. Beri tahu dokter jika tentang suasana hati dan perubahan yang terjadi pada si kecil.
    • Jadwalkan kunjungan dengan terapis anak, jika dokter merujuknya. Ajak si kecil menjalani terapi.
    • Bersabarlah dan bersikap baik saat si kecil tampak murung atau sulit diatur.
    • Habiskan waktu bersama si kecil dengan melakukan hal-hal yang disukai si kecil dan Mama. Nikmatilah kebersamaan itu.
  3. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)


    National Institute of Mental Health (2021) mengungkapkan ADHD dapat berasal dari faktor genetik dan lingkungan. Melansir kidshealth.org (Mei 2022), anak-anak dengan ADHD mudah teralihkan perhatiannya (kurang perhatian). Jadinya, mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian, berkonsentrasi, dan tetap mengerjakan tugas. Mereka juga hiperaktif—kesulitan untuk duduk diam atau tetap diam saat dibutuhkan, mudah gelisah, tidak tenang, dan mudah bosan. Selain itu, mereka juga impulsif—bertindak terlalu cepat sebelum berpikir, sering menyela, mungkin mendorong atau meraih, dan merasa sulit untuk menunggu.

    Namun, anak-anak kecil pada umumnya juga mudah teralihkan perhatiannya, sulit duduk diam, tidak sabaran, atau impulsif, dan hal ini wajar. Itu sebab, tak mudah membedakan, apakah ini adalah hal yang wajar ataukah sesungguhnya merupakan tanda-tanda ADHD. Untuk kepastiannya, jika Mama khawatir si kecil mengalami ADHD, periksakan ke dokter. Biasanya, penanganan ADHD meliputi obat-obatan dan terapi perilaku.

  4. Gangguan Makan


    Mengutip HealthCentral (10/9/2021), angka gangguan makan pada anak di bawah usia 12 tahun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Ada tiga gangguan makan yang umum dialami anak, yaitu:

    • Gangguan asupan makanan yang menghindari/membatasi (AFRID = Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder). Gangguan makan ini umum dialami anak-anak kecil. Mereka menghindari/membatasi makanan tertentu karena tidak suka dengan tekstur, rasa, bau, atau warna makanan tersebut. Bisa juga mereka takut sakit perut, tersedak, atau muntah lantaran pernah mengalaminya ketika mengonsumsi makanan tersebut.
    • Pica. Anak mengonsumsi bukan makanan atau zat yang tidak bergizi—umumnya tanah, sabun, kapur, pasir, es, dan rambut.
    • Anoreksia nervosa. Anak merasa kelebihan berat badan, padahal faktanya justru sangat kekurangan berat badan. Anak terobsesi dengan asupan makanan dan cara mengendalikan berat badan, sehingga mereka berolahraga secara intensif atau makan berlebihan lalu memuntahkannya.

    Deteksi dini dan pencegahan adalah kunci menangani gangguan makan pada anak kecil. Oleh karena itu, kenali tanda-tanda peringatan dini berikut ini:

    • takut sakit perut
    • keengganan terhadap rasa atau tekstur
    • mengamuk
    • buang air besar berlebihan
    • khawatir tentang citra tubuh

    Segera temui dokter anak jika Mama mencurigai si kecil mengalami gangguan makan.

  5. Gangguan Spektrum Autisme (ASD)


    Mengutip healthychildren.org (23/3/2023), gangguan spektrum autisme (ASD/autism spectrum disorder) adalah kecacatan perkembangan yang dapat memengaruhi keterampilan sosial, komunikasi, dan perilaku anak. Sebagian besar anak dengan ASD mengalami perkembangan motorik, seperti duduk, merangkak, dan berjalan tepat waktu. Hal ini dapat membuat orang tua tidak menyadari adanya keterlambatan dalam keterampilan sosial dan komunikasi di tahun pertama kehidupan anak.

    Alodokter (27/6/2022) menjelaskan, secara umum, anak dengan ASD memiliki tiga karakteristik utama berikut:

    • Gangguan berkomunikasi—yang kerap dialami adalah sulit bicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai.
    • Gangguan dalam berhubungan sosial—anak sulit bersosialisasi, anak lebih sering asyik dengan dunianya sendiri.
    • Gangguan berperilaku—antara lain: marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas; hanya menyukai/mengonsumsi makanan/objek tertentu; melakukan gerakan tertentu secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan.

Meski belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan autisme, beberapa metode terapi dapat membantu anak ASD meningkatkan kemampuannya sehingga dapat beraktivitas seperti teman sebayanya. Jika Mama khawatir si kecil mengalami ASD, segera konsultasikan ke dokter, ya, Ma.

Klinik MyKidz siap membantu Mama-Papa dalam mengatasi gangguan atau masalah kesehatan mental si kecil. Dengan layanan konsultasi dan terapi yang prima, serta dukungan dari tenaga profesional berpengalaman, MyKidz siap membantu Mama-Papa dalam memastikan sang buah hati tumbuh dan berkembang dengan baik.

Segera kunjungi klinik anak & tumbuh kembang MyKidz dan lihat bagaimana kami dapat membantu anak Mama-Papa tumbuh dan berkembang optimal. Hubungi kami sekarang untuk detail lengkapnya! (*)

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?