24 Oktober Hari Polio Sedunia: Tak Ada Obat untuk Polio Tetapi Polio Bisa Dicegah dan Diberantas
Dipublikasikan: Kamis, 24 Oktober 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Polio pernah menjadi salah satu ancaman kesehatan global yang paling ditakuti. Penyakit ini menyebabkan kelumpuhan dan kecacatan lainnya, serta kematian pada anak-anak dan orang dewasa di seluruh dunia. Pada 1988 terdapat 350.000 kasus polio liar di 125 negara dengan perkiraan 1.000 anak per hari menjadi lumpuh.
Majelis Kesehatan Dunia mengeluarkan resolusi untuk memberantas polio dan terbentuklah Inisiatif Pemberantasan Polio Global (GPEI = Global Polio Eradication Initiative). Sejak peluncuran GPEI pada 1988, kejadian polio di seluruh dunia menurun sebesar 99,9 persen. Vaksin polio telah mencegah sekitar 20 juta kasus kelumpuhan pada anak-anak.
Hari Polio Sedunia yang diperingati setiap tahun pada 24 Oktober mengingatkan kita akan peran penting vaksin polio dalam melindungi kehidupan anak-anak dan menjaga kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Hari Polio Sedunia juga merupakan kesempatan untuk menyoroti upaya global dalam mencapai dunia bebas polio dan menghargai kontribusi tak kenal lelah dari mereka yang terlibat langsung dalam perjuangan melawan polio
Inisiatif Pemberantasan Polio Global (GPEI) bertujuan memastikan tidak ada anak di mana pun yang akan lumpuh akibat virus polio dalam bentuk apa pun. Saat ini masih tersisa 0,1 persen kasus polio terakhir yang akan diberantas. Jika sampai gagal dapat mengakibatkan kebangkitan penyakit ini secara global.
Tidak Ada Obat Untuk Polio, Tetapi Polio Dapat Dicegah
Polio (poliomyelitis) adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus polio. Ada dua jenis virus polio, yaitu virus polio liar dan varian virus polio.
Virus polio liar (WPV = wild poliovirus)—paling umum dikenal—adalah jenis virus polio yang beredar secara alami di lingkungan. Ada tiga serotipe WPV, yaitu tipe 1, tipe 2, dan tipe 3. Namun, dua tipe WPV dinyatakan telah diberantas, yaitu tipe 2 (September 2015) dan tipe 3 (Oktober 2019). Tinggal WPV tipe 1 yang tersisa.
Varian virus polio adalah virus polio yang diturunkan dari vaksin atau cVDPV (circulating vaccine-derived poliovirus). Sebenarnya, cVDPV jarang terjadi. Namun, karena rendahnya tingkat imunitas di masyarakat, virus ini mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling umum adalah cVDPV2 (tipe 2) dengan 959 kasus di seluruh dunia pada 2020.
Virus polio menyebar melalui kontak antarmanusia, masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di dalam usus. Selanjutnya, virus akan menyerang sistem saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian. Sekitar 2—10 dari 100 anak yang mengalami kelumpuhan akibat polio meninggal karena virus tersebut menyerang otot-otot pernapasan.
Virus polio pada orang yang terinfeksi akan keluar melalui feses dan dapat menyebar dengan cepat di masyarakat, terutama dalam kondisi kebersihan dan sanitasi yang buruk. Itu sebab, polio paling sering menyebar melalui praktik kebersihan yang buruk—termasuk praktik mencuci tangan yang buruk dan konsumsi makanan/air yang terkontaminasi feses orang yang terinfeksi atau memasukkan benda, seperti mainan, yang terkontaminasi ke dalam mulut.
Polio terutama menyerang anak-anak usia di bawah lima tahun. Namun, siapa pun dari segala usia yang belum menerima vaksin polio dapat tertular penyakit ini. Itulah mengapa, vaksin polio sangat penting untuk pencegahan. Apalagi tidak ada obat untuk polio. Satu-satunya cara untuk melindungi anak-anak, baik dari virus polio liar maupun varian virus polio, adalah dengan memberikan vaksin polio.
Vaksin Polio Untuk Perlindungan Seumur Hidup
Ada dua jenis vaksin polio, yaitu vaksin polio yang diinaktivasi (IPV = inactivated polio vaccine) dan vaksin polio oral (OPV = oral polio vaccine)
Vaksin polio tidak aktif (IPV) dikembangkan pada 1955 oleh Dr Jonas Salk—disebut juga vaksin Salk. Vaksin ini terdiri dari strain virus polio yang tidak aktif (dimatikan) dari ketiga jenis virus polio. IPV diberikan melalui suntikan intramuskular atau intradermal dan harus diberikan oleh petugas kesehatan terlatih. IVP melindungi dari ketiga jenis virus polio. Jika terjadi infeksi, antibodi ini mencegah penyebaran virus ke sistem saraf pusat dan melindungi dari kelumpuhan.
Vaksin polio oral (OPV) merupakan jenis vaksin yang paling umum digunakan dalam upaya pemberantasan polio. Berbeda dari IPV, OPV memiliki kemampuan unik untuk menghentikan penyebaran virus polio dari orang ke orang. Selain itu, OPV lebih mudah diberikan dan dapat didistribusikan dengan cepat dalam skala besar. Penggunaan OPV telah membantu mengurangi kasus polio global hingga lebih dari 99 persen sejak 1988 dan tetap digunakan dalam upaya mengakhiri polio di mana pun.
Sejak 2014, negara kita sebenarnya telah bebas polio. Namun, cakupan imunisasi rutin masih tergolong rendah, ditambah lagi dengan kondisi sanitasi yang tidak memadai di daerah-daerah tertentu. Kasus polio kembali ditemukan pada sejumlah wilayah di Indonesia sejak 2022. Kemenkes pun menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan yang optimal sehingga dapat mencegah perluasan transmisi virus polio. Jika cakupan vaksinasi tinggi, maka dapat terhindari dari Kejadian Luar Biasa (KLB) polio.
Jangan khawatir mengenai keamanan vaksin. Vaksin polio telah terbukti efektif dan aman. Penggunaannya disetujui dan diawasi oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization). Jutaan anak di seluruh dunia telah mendapatkan vaksin polio untuk melindungi mereka dari penyakit yang tak ada obatnya ini. Vaksinasi polio bahkan telah menjadi bagian dari jadwal imunisasi rutin.
Kementerian Kesehatan RI menyediakan imunisasi polio secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah.
- Vaksin polio tetes (OPV) diberikan 4x pada usia 1, 2, 3, 4 bulan.
- Vaksin polio suntik (IPV) diberikan 2x pada usia 4 dan 9 bulan.
Anak yang belum pernah atau terlambat mendapatkan imunisasi polio, harus segera dilengkapi status imunisasinya. Imunisasi polio lengkap dapat diberikan hingga usia 5 tahun.
Klinik MyKidz juga menyediakan pelayanan imunisasi untuk anak. Mama dapat membawa si kecil berkunjung ke Klinik MyKidz untuk melengkapi imunisasinya dan mengonsultasikan kesehatannya. Hubungi Klinik MyKidz sekarang untuk detail lengkapnya. (*)
Konsultan Ahli: dr. Ernie Yantho, Sp.A, CBS
Sumber: