Deep Play: Anak Perlu Bermain 'Kotor' dan 'Berisik' demi Otak yang Sehat

Dipublikasikan: Sabtu, 20 Desember 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Pernah nggak merasa pening melihat si Kecil menumpahkan air ke pasir, melompat di genangan lumpur, atau berteriak kencang sambil memukul-mukul panci? Refleks kita mungkin ingin segera menghentikannya agar rumah tetap bersih dan tenang.

Sebenarnya, itu semua adalah Deep Play. Bermain "kotor" dan "berisik" bukan sekadar kenakalan; itu adalah cara kerja otak anak untuk membangun fondasi integrasi sensorik yang kuat. Tanpa eksplorasi yang berantakan ini, otak anak kehilangan kesempatan emas untuk berkembang.

Apa Itu Integrasi Sensorik?

Bayangkan otak anak sebagai sebuah kantor pos raksasa. Setiap detik, saraf-saraf di kulit, telinga, mata, dan otot mengirimkan "paket" informasi ke otak. Integrasi sensorik adalah proses otak dalam mengatur dan mengolah paket-paket tersebut sehingga anak bisa memberikan respons yang tepat.

Bermain dengan tekstur ekstrem (lumpur yang lengket, pasir yang kasar, air yang dingin) memaksa otak untuk bekerja ekstra keras memproses input tersebut. Semakin sering otak berlatih mengolah input "kacau", semakin mahir otak anak dalam mengatur dirinya sendiri (self-regulation).

Manfaat Bermain Sensorik bagi Fokus dan Emosi

Banyak orang tua terkejut saat mengetahui bahwa bermain kotor bisa membuat anak lebih tenang dan fokus di kemudian hari. Inilah alasannya:

  • Pematangan Fokus: Saat anak asyik menuangkan air dari satu wadah ke wadah lain, mereka sedang melatih sustained attention (perhatian jangka panjang). Ini adalah cikal bakal fokus belajar di sekolah.
  • Kematangan Self-Regulation: Permainan sensorik yang intens membantu menenangkan sistem saraf yang terlalu aktif. Anak yang "kenyang" bermain sensorik cenderung lebih jarang mengalami tantrum karena kebutuhan motorik dan sensoriknya sudah terpenuhi.
  • Koordinasi Bilateral: Mengaduk lumpur dengan dua tangan atau membangun istana pasir melatih kedua sisi otak untuk bekerja sama, yang sangat penting untuk kemampuan menulis dan membaca nantinya.

Panduan Eksplorasi: Air, Lumpur, dan Pasir

Berikut adalah alasan kenapa ketiga elemen ini adalah "vitamin" bagi perkembangan otak:

Jenis Permainan Manfaat Spesifik Strategi di Rumah
Bermain Air Melatih pemahaman gravitasi, volume, dan koordinasi mata-tangan. Beri wadah dengan berbagai ukuran, spons, atau corong saat waktu mandi.
Bermain Lumpur Memberikan input tekanan dalam (proprioceptive) yang sangat menenangkan otak. Buat area khusus di halaman atau gunakan potting soil yang aman di dalam wadah besar.
Bermain Pasir Menstimulasi taktil (peraba) halus dan kreativitas spasial. Gunakan pasir kinetik jika ingin lebih bersih, atau pasir pantai asli untuk stimulasi maksimal.

Tip bagi Orang Tua: Mengelola Kekacauan

Kami mengerti, kebersihan tetap penting. Mari kita terapkan strategi ini:

  1. Tetapkan Zona Bebas Kotor: Gunakan alas plastik besar atau playmat khusus agar kotoran tidak menyebar ke seluruh rumah.
  2. Siapkan Pakaian Khusus: Berikan anak "baju main" yang memang boleh kotor, sehingga Anda tidak stres saat baju tersebut terkena noda.
  3. Libatkan dalam Pembersihan: Mengajak anak ikut mengelap tumpahan atau merapikan mainan adalah bagian dari pembelajaran tanggung jawab dan motorik tambahan.

Noda di baju bisa dicuci, tapi koneksi saraf yang terbentuk saat mereka bereksplorasi akan bertahan seumur hidup.

MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.

Foto: Suraphat Nueo-on/Pexels.com

Referensi:

• Ayres, A. J. (2005). Sensory Integration and the Child: 25th Anniversary Edition. Western Psychological Services.

• Gaskell, S., & Hull, K. (2014). The importance of sensory play. Journal of Health Visiting, 2(2), 80-81.

• Case-Smith, J., & O'Brien, J. C. (2014). Occupational Therapy for Children and Adolescents. Elsevier Health Sciences.

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?