17 November, Hari Prematur Sedunia: Lebih dari 13 Juta Bayi Lahir Prematur Setiap Tahun

Dipublikasikan: Minggu, 17 November 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Julie

Editor: Julie

Klinik MyKidzWorld Prematurity Day atau Hari Prematuritas Sedunia diperingati setiap tahun pada 17 November. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran terhadap kelahiran prematur yang mencakup kematian terkait prematuritas, tantangan, dan cara yang terjangkau untuk mencegahnya.

Hari Prematur Sedunia yang diprakarsai oleh EFCNI (European Foundation for The Care of Newborn Infants) pada 2008—bermitra dengan organisasi orangtua Eropa—memiliki simbol sepasang kaus kaki kecil berwarna ungu yang dibingkai oleh sembilan kaus kaki bayi ukuran penuh. Warna ungu melambangkan kepekaan dan keistimewaan, sedangkan jumlah kaus kaki melambangkan 1 dari 10 bayi lahir prematur di seluruh dunia. 

Tahun ini, 2024, Hari Prematur Sedunia mengusung tema global “Lebih dari 13 juta bayi lahir prematur setiap tahun. Akses perawatan berkualitas di mana-mana!” Tema ini meningkatkan kesadaran tentang tantangan dan risiko yang terkait dengan kelahiran prematur—penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun dan penyebab nomor satu kecacatan anak.

 

Faktor Risiko Persalinan Prematur

Prematur didefinisikan sebagai bayi yang lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu. Akibatnya, organ dan tubuh bayi prematur belum berkembang sempurna sehingga bayi prematur rentan sakit dan terinfeksi kuman, seperti bakteri dan virus.

Ada beberapa subkategori kelahiran prematur berdasarkan usia kehamilan, yaitu:

  • Extremely preterm (kurang dari 28 minggu)
  • Very preterm (28 hingga kurang dari 32 minggu)
  • Moderate to late preterm (32—37 minggu).

Sebagian besar kelahiran prematur terjadi secara spontan. Beberapa disebabkan oleh alasan medis, seperti infeksi, atau komplikasi kehamilan lainnya yang memerlukan induksi persalinan dini atau operasi sesar.

Menurut Aldiano Rachmantiawan dan Rodiani dalam Jurnal Penelitian Perawat Profesional (2022), terdapat berbagai faktor risiko persalinan prematur yang telah dilaporkan, termasuk penyakit ibu selama kehamilan, kehamilan ganda, stres, kelainan plasenta, nutrisi, medis, dan infeksi.

Secara epidemiologis, kelahiran prematur dikaitkan dengan status sosial ekonomi, anomali uterus, riwayat kelahiran prematur sebelumnya, riwayat abortus, merokok, ras, dan usia ibu yang cukup berisiko yaitu, kurang dari 20 dan lebih dari 35.

 

Kelahiran Prematur Penyebab Kematian Bayi yang Paling Umum

Kelahiran prematur telah menjadi penyebab kematian bayi yang paling umum, mencakup lebih dari seperlima dari semua kematian pada anak-anak di bawah 5 tahun. Diperkirakan 1,34 juta bayi lahir prematur pada 2020, dengan sekitar 1 juta meninggal akibat komplikasi prematur. Tiga penyebab utama kematian bayi baru lahir prematur dengan berat badan lahir kurang dari 1.000 gram adalah kegagalan pernapasan, infeksi, dan kelainan bawaan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi angka kelahiran prematur di Indonesia pada 2018 sebanyak 29,5 persen per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia berada pada posisi ke-5 tertinggi di dunia untuk persalinan prematur, yaitu sekitar 657.700 kasus. Kelahiran prematur berkontribusi sebanyak 84 persen kematian pada bayi baru lahir.  

Semakin pendek masa kehamilan, semakin besar risiko kematian dan kesakitan pada bayi yang lahir prematur. Bayi yang lahir terlalu dini (terutama sebelum 32 minggu) memiliki tingkat kematian dan kecacatan lebih tinggi. Bayi lahir prematur yang bertahan hidup dapat mengalami masalah pernapasan, kesulitan makan, cerebral palsy, keterlambatan perkembangan, serta masalah penglihatan dan pendengaran.

 

Perawatan Bayi Baru Lahir Prematur

Bayi yang lahir prematur harus mendapatkan perawatan selayaknya seperti di dalam rahim karena tubuh dan organnya belum berkembang sempurna. Menurut Kemenkes, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

  • Bayi harus terlindungi dari infeksi. Siapa pun yang akan menyentuh ibu atau bayinya harus memiliki tangan yang bersih.
  • Bayi harus tetap hangat. Segera setelah lahir, bayi harus benar-benar dikeringkan secara menyeluruh dan diletakkan di atas perut ibunya agar terjadi kontak kulit ke kulit hingga inisiasi menyusui dini.
  • Bantuan alat napas, seperti ventilator, diberikan kepada bayi yang belum dapat bernapas sendiri.
  • Bayi harus disusui ASI segera setelah lahir. ASI perah ibunya dapat diberikan melalui cangkir, sendok, atau selang.
  • Lakukan perawatan metode kanguru (kangoroo mother care)—diperkirakan dapat menyelamatkan 450 ribu bayi baru lahir prematur dalam setahun.
  • Jika terjadi komplikasi, bayi mungkin perlu mendapatkan perawatan di NICU (neonatal intensive care unit).

 

Langkah Pencegahan Kelahiran Prematur

Ibu hamil dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu mengurangi risiko kelahiran prematur dan meningkatkan kesehatan mereka secara umum:

  • Melakukan perawatan prenatal sejak dini dan selama kehamilan secara teratur.
  • Menerapkan pola hidup sehat, termasuk tidak merokok dan mengonsumsi alkohol ataupun penyalahgunaan zat.
  • Mengelola kondisi kronis.
  • Menghindari stres.
  • Mengetahui tanda-tanda peringatan kelahiran prematur dan segera mencari pertolongan medis untuk tanda/gejala persalinan dini.
  • Beri tahu dokter jika pernah melahirkan prematur sebelumnya.
  • Jarak antara kehamilan minimal 18 bulan. (*)

 

Sumber:

  1. CDC
  2. PACE Hospitals
  3. Sehat Negeriku

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?