13 Maret – Hari Ginjal Sedunia: Mengenal Cedera Ginjal Akut pada Anak
Dipublikasikan: Kamis, 13 Maret 2025
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz - Hari Ginjal Sedunia diprakarsai oleh International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundations (IFKF).
Diperingati pertama kali pada tahun 2006, Hari Ginjal Sedunia jatuh pada hari Kamis kedua bulan Maret setiap tahunnya. Tahun ini, Hari Ginjal Sedunia diperingati pada tanggal 13 Maret 2025.
Hari Ginjal Sedunia merupakan kampanye global untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ginjal bagi kesehatan secara keseluruhan, mengurangi frekuensi dan dampak penyakit ginjal, serta masalah kesehatan yang terkait.
Kampanye tahun ini mengusung tema “Apakah Ginjal Anda Baik-Baik Saja? Deteksi dini, Lindungi Kesehatan Ginjal.” Tema ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan intervensi yang berpotensi mengubah hidup dalam mencegah dan mengelola penyakit ginjal.
Berkaitan dengan itu, Klinik MyKidz mengajak Mama-Papa untuk mengenal cedera ginjal akut (CGA) pada anak.
Mengutip WHO, pada tahun 2022, Indonesia melaporkan peningkatan signifikan kasus CGA pada anak-anak. Hingga 5 Februari 2023, lebih dari 300 kasus dilaporkan dan lebih dari setengahnya mengakibatkan kematian.
Apa itu cedera ginjal akut?
Ginjal terletak tepat di bawah tulang rusuk di kedua sisi tulang belakang. Organ berbentuk kacang sebesar kepalan tangan ini berfungsi sebagai sistem penyaring tubuh.
Ginjal membuang limbah dan cairan berlebih melalui urine. Ginjal juga bertugas membersihkan darah, menjaga keseimbangan garam dan air, serta membantu mengatur tekanan darah dan sel darah merah.
Ketika ginjal mengalami penurunan fungsi secara tiba-tiba sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, inilah yang disebut cedera ginjal akut (CGA)—dulu dikenal sebagai gagal ginjal akut.
Meskipun disebut “cedera”, tidak berarti ginjal telah terluka dengan cara yang sama seperti saat kita terjatuh atau terbentur.
"Akut" berarti terjadi dalam waktu singkat. CGA dapat terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu alias bersifat sementara.
CGA dibuktikan dengan adanya penurunan produksi urine dan/atau peningkatan produk limbah yang disebut kreatin dalam tes darah.
Seperti apa gejala cedera ginjal akut?
Beberapa anak tidak memiliki gejala CGA (cedera ginjal akut) dan mungkin hanya ditemukan selama tes darah rutin.
Bagi mereka yang memiliki gejala, dapat meliputi berikut ini:
- Darah dalam urine (hematuria)—urine berwarna merah atau cokelat tua (seperti minuman cola).
- Urine lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali.
- Pembengkakan atau kembung (edema), terutama di sekitar mata, tungkai, dan telapak kaki.
Gejala-gejala ini dapat muncul tiba-tiba hanya dalam beberapa hari.
Bawa anak ke dokter sesegera mungkin jika mengalami salah satu gejala tersebut.
Gejala CGA lainnya meliputi:
- merasa sangat haus,
- merasa atau sedang sakit,
- kelelahan berlebihan,
- energi rendah,
- merasa sulit berkonsentrasi,
- kebingungan,
- mudah kehabisan napas,
- pusing,
- kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Pada kasus yang serius, beberapa anak dapat mengalami kejang (atau disebut juga konvulsi).
Bagaimana bisa anak terkena cedera ginjal akut?
Dokter akan mencari tahu penyebab ginjal anak tidak berfungsi sebagaimana mestinya. CGA (cedera ginjal akut) dapat terkait dengan kondisi atau masalah kesehatan lainnya. Pada beberapa anak, penyebabnya bisa lebih dari satu.
Penyebab CGA bermacam-macam, bergantung pada jenis CGA yang dialami anak. Ada tiga jenis CGA, yaitu:
1. CGA praginjal.
Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke ginjal tidak mencukupi karena tekanan darah anak terlalu rendah.
Penyebabnya:
- Dehidrasi (tubuh kekurangan cairan).
- Hemoragi (perdarahan dalam jumlah banyak).
- Septikemia )infeksi dalam darah).
- Sindrom nefrotik (ginjal mengeluarkan banyak protein dalam urine).
- Sindrom hepatorenal (ketika hati berhenti bekerja).
- Gagal jantung (ketika jantung tidak dapat memompa banyak darah ke seluruh tubuh).
2. CGA ginjal.
Disebut juga CGA intrinsik atau intra-renal—terdapat masalah di dalam ginjal.
Pada anak-anak, penyebabnya yang paling umum adalah haemolytic uraemic syndrome (HUS). Biasanya terjadi setelah infeksi usus saat anak-anak juga mengalami diare. Sebagian besar anak pulih dari infeksi ini, tetapi beberapa mengalami HUS.
CGA ginjal juga dapat disebabkan oleh:
- Glomerulonefritis (sekelompok penyakit yang merusak penyaring kecil ginjal/glomerulus).
- Nefritis interstisial atau dikenal juga sebagai nefritis tubulo-interstisial (bagian-bagian ginjal meradang/bengkak).
- Nekrosis tubular akut (ginjal tidak mendapatkan cukup oksigen dari tubuh).
- Trombosis vena ginjal (pembuluh darah yang membawa darah keluar dari ginjal tersumbat oleh gumpalan darah).
- Vaskulitis (pembuluh darah meradang/bengkak, terutama di kulit; beberapa jenis vaskulitis juga memengaruhi pembuluh darah termasuk ginjal).
- Hepatitis (hati mengalami peradangan).
- Sindrom lisis tumor (masalah yang terjadi pada beberapa anak yang sedang dalam perawatan karena kanker).
- Rhabdomyolysis (terjadi kerusakan sel otot secara cepat).
3. CGA pascaginjal.
Disebabkan oleh penyumbatan pada sistem saluran kemih, sehingga memengaruhi cara urine keluar dari tubuh saat anak buang air kecil.
Seringnya karena masalah struktural (satu atau beberapa bagian sistem urinari tidak berkembang dengan baik)—bisa karena anak terlahir dengan masalah tersebut (kondisi bawaan) atau didapat kemudian (kondisi yang didapat).
Namun, untuk sampai terjadinya CGA pascaginjal, penyumbatan yang terjadi harus memengaruhi kedua ginjal.
Apa komplikasi dari cedera ginjal akut?
Beberapa anak dapat mengalami masalah kesehatan atau komplikasi lain akibat CGA yang dialaminya, seperti:
# Tekanan darah tinggi.
CGA dapat menyebabkan hipertensi (tekanan darah tinggi). Pada beberapa anak, kondisi ini menyebabkan sakit kepala, muntah, atau penglihatan kabur.
Hipertensi yang berlangsung lama dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung di masa dewasa.
# Terlalu banyak cairan dalam tubuh.
Ketika ginjal tidak berfungsi sepenuhnya dapat menyebabkan terlalu banyak cairan (air) di dalam tubuh—disebut kelebihan cairan—sehingga dapat menyebabkan pembengkakan (edema).
Dalam kasus yang jarang terjadi, cairan dapat menumpuk di paru-paru, yang dapat menyebabkan sesak napas, disebut edema paru.
# Komplikasi lain yang jarang terjadi meliputi:
- Hiperkalemia (penumpukan kalium dalam tubuh).
- Asidosis (penumpukan asam dalam tubuh), dapat menyebabkan pernapasan cepat.
Bagaimana penanganannya dan prospek ke depannya bagi anak dengan CGA?
Banyak anak dengan cedera ginjal akut (CGA) tidak memerlukan perawatan khusus. Ginjal mereka akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu, terutama jika CGA tidak parah dan tidak ada komplikasi lain, seperti infeksi.
Beberapa anak memerlukan perawatan yang lebih intensif—rawat inap di rumah sakit beberapa hari atau lebih lama hingga ginjalnya membaik.
Anak dapat pulang setelah ginjalnya pulih dan menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai pasien rawat jalan untuk memantau seberapa baik ginjalnya pulih setelah CGA.
Efek jangka panjang pada fungsi ginjal anak (seberapa baik ginjal bekerja) bergantung pada seberapa parah CGA dan apakah membaik dengan pengobatan.
Sebagian besar anak pulih sepenuhnya dari CGA. Hanya sejumlah kecil yang mengalami kerusakan jangka panjang yang disebut penyakit ginjal kronis (PGK)—terjadi secara perlahan, sering kali selama bertahun-tahun.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mendeteksi CGA sejak dini dan memantaunya secara ketat. (*)
Sumber: