10 Februari 2025 – Hari Epilepsi Internasional: Memahami Epilepsi—Tidak Menular dan Bisa Sembuh

Dipublikasikan: Senin, 10 Februari 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Julie

Editor: Julie

Klinik MyKidzHari Epilepsi Internasional diperingati setiap Senin kedua Februari. Tahun ini, International Epilepsy Day jatuh pada 10 Februari 2025.

Dimulai pada 2015, Hari Epilepsi Internasional diselenggarakan oleh International Bureau for Epilepsy (IBE) dan International League Against Epilepsy (ILAE).    

Mama-Papa mungkin pernah mendengar tentang penyakit ayan atau sawan. Itu sebutan dari masyarakat kita untuk epilepsi.

Isu yang beredar, epilepsi merupakan penyakit kutukan dan dapat menular. Penularan terjadi dari busa yang keluar saat penderita mengalami kejang. Dikatakan pula, epilepsi tidak dapat sembuh.

Bagaimana sebenarnya? Hari Epilepsi Internasional merupakan momen yang tepat untuk kita lebih memahami epilepsi.

 

Epilepsi bukan penyakit kutukan, bukan pula penyakit menular.

Epilepsi merupakan salah satu kondisi medis tertua yang diketahui di dunia. Pada saat itu, epilepsi diperlakukan sebagai kondisi spiritual.

Selama berabad-abad, epilepsi dianggap sebagai kutukan para dewa atau kerasukan setan. Epilepsi juga diyakini menular sehingga penderitanya harus diisolasi. 

Epilepsi bukan penyakit kutukan, juga bukan penyakit menular. Epilepsi adalah gangguan neurologis (otak) yang menyebabkan kejang berulang.

Epilepsi dapat disebabkan oleh genetik, cedera otak saat lahir, cedera otak traumatis, dan kasus infeksi otak yang parah.

Epilepsi juga bukan penyakit mental. Meskipun epilepsi dapat muncul bersamaan dengan kondisi lain, seperti disabilitas intelektual, banyak penderita epilepsi tidak memiliki keterbatasan kognitif dan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat.

 

“Epilepsi merupakan gangguan neurologis keempat yang paling umum di seluruh dunia. Penyakit ini paling sering dimulai dalam tahun pertama kehidupan atau pada lansia setelah mengalami hal-hal, seperti stroke atau tumor otak yang kemudian dapat menyebabkan epilepsi.”

 

Epilepsi ditandai dengan kejang, tetapi tidak semua kejang berarti epilepsi.

Kejang adalah kejadian tiba-tiba yang menyebabkan perubahan sementara pada gerakan fisik, sensasi, perilaku, atau kesadaran.

Kejang disebabkan oleh perubahan listrik dan kimia yang tidak normal di otak. Namun, tidak berarti semua anak yang mengalami kejang adalah penderita epilepsi. Sebaliknya, epilepsi ditandai dengan kejang.

Kejang dapat terjadi karena ada penyebab yang jelas, seperti masalah elektrolit, glukosa rendah, atau infeksi—disebut kejang terprovokasi.

Ada pula kejang yang tidak beralasan alias tidak ada penyebab yang jelas untuk kejang tersebut.

Pada kasus epilepsi, kejang terjadi berulang kali dari waktu ke waktu tanpa sesuatu yang memicunya, seperti penyakit akut disertai demam atau kondisi medis lainnya.

 

Seorang anak/remaja didiagnosis epilepsi jika mengalami:

  • lebih dari satu kejang tanpa sebab yang jelas atau tidak disebabkan secara langsung oleh kondisi medis lain, seperti diabetes atau infeksi berat, dengan jarak lebih dari 24 jam.
  • satu kali kejang tanpa sebab, tetapi dokter memperkirakan anak tersebut kemungkinan akan mengalami kejang lagi berdasarkan riwayat medis atau hasil tes medis.

 

Ada banyak jenis kejang, bergantung pada lokasi kejang di otak dan seberapa banyak bagian otak yang terlibat.

Beberapa kejang berlangsung sangat singkat, hanya beberapa detik, sementara yang lain dapat berlangsung beberapa menit.

Beberapa kejang lainnya dapat menyebabkan gerakan menyentak yang tidak terkendali, sementara yang lain menyebabkan penderitanya bingung atau menatap kosong.

Kebanyakan kejang akan berhenti dengan sendirinya dan tidak memerlukan perawatan medis segera.

Kejang biasanya berlangsung antara beberapa detik hingga 2 menit. Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera hubungi dokter atau layanan gawat darurat.

 

Saat anak mengalami kejang, ada beberapa cara untuk menjaganya tetap aman:

  • Pindahkan anak ke tempat yang aman untuk mencegah terjatuh atau terbentur benda.
  • Jauhkan anak dari tangga, furnitur, atau apa pun yang dapat membahayakan saat ia sedang kejang.
  • Baringkan anak pada sisinya agar tidak tersedak jika muntah.
  • Tidak menahan anak yang sedang kejang.
  • Tidak memasukkan apa pun ke dalam mulut anak yang kejang. Jangan khawatir, anak tidak akan menelan lidahnya sendiri. Memasukkan sesuatu ke dalam mulut anak yang kejang dapat menyebabkannya tersedak atau masalah lainnya.


Tidak ada obat untuk epilepsi, tetapi epilepsi dapat sembuh.

Tidak ada obat untuk epilepsi. Obat-obatan ini hanya mengobati gejala epilepsi dengan mengurangi frekuensi kejang. Agar obat bekerja dengan baik, patuhi petunjuk pengobatan khusus dari dokter.

Penting diingat, epilepsi adalah kondisi yang kompleks dan setiap anak berbeda. Tidak setiap anak merespons pengobatan dengan cara yang sama. Jadi, tidak ada satu pun pengobatan yang tepat.

Jika anak tidak mengalami kejang selama beberapa tahun saat mengonsumsi obat, ada kemungkinan obat tersebut dapat dihentikan. Namun, anak tidak boleh berhenti mengonsumsi obat kecuali atas anjuran dan pengawasan ketat dari dokter.

Epilepsi dianggap sembuh jika berlangsung sekurang-kurangnya 10 tahun tanpa kejang, tanpa pengobatan selama sekurang-kurangnya 5 tahun. Sekitar 70 persen penderita epilepsi dapat hidup bebas dari kejang dengan rencana perawatan yang tepat.

 

Beberapa hal penting lainnya:

* Setiap anak yang mengalami kejang pertama kali memerlukan perhatian medis darurat segera dan harus segera berkonsultasi dengan dokter anak.

* Jika kejang terjadi lagi, periksakan ke dokter ahli saraf anak, spesialis yang menangani kejang dan epilepsi.

* Jika buah hati didiagnosis menderita epilepsi, teruslah berkonsultasi dengan dokter untuk mengklasifikasikan jenis kejang dan epilepsi yang dideritanya. Ini akan membantu menentukan pilihan pengobatan.

* Tidak semua kejang terlihat jelas. Catat setiap gerakan abnormal yang terjadi berulang kali secara stereotip dan melaporkannya ke dokter.

* Beberapa anak dapat mengalami kejang pada malam hari. Jika anak mengalami gerakan/kejadian abnormal yang membangunkannya dari tidur, periksakan ke dokter.

* Jika anak telah mencapai semua tahapan perkembangannya, tetapi kemudian mendadak tidak mampu lagi, itu bisa menjadi tanda adanya kondisi neurologis atau epilepsi.

* Epilepsi dapat muncul dalam berbagai cara. Waspadai setiap jenis pola, gerakan, atau penurunan kesadaran yang terjadi berulang-ulang dengan cara yang sama. Periksakan ke dokter.

* Epilepsi dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami gangguan suasana hati atau gangguan belajar, juga sakit kepala dan kondisi fisik lainnya. Bicarakan dengan dokter apa pun yang orangtua ingin tahu atau khawatirkan tentang kondisi yang terkait.

 

“Anak harus mematuhi semua petunjuk pengobatan dari dokter dan tidak boleh berhenti mengonsumsi obat kecuali atas anjuran dan pengawasan ketat dari dokter.”

 

#EpilepsyDay #MyEpilepsyJourney

 

Sumber:

  1. Children's Health
  2. HealthyChildren.org

 

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?