1 Desember, Hari AIDS Sedunia: Tinggi Kasus Anak dengan HIV/AIDS, Mencegah Penularan HIV Perinatal
Dipublikasikan: Minggu, 1 Desember 2024
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Setiap tahun, kita mengawali bulan Desember dengan peringatan Hari AIDS Sedunia dan tahun ini, 2024, merupakan peringatan yang ke-37. Sejak dicanangkan pertama kali pada 1988, Hari AIDS Sedunia menjadi wadah untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS dan menghargai mereka yang terdampak epidemi tersebut.
Hari AIDS Sedunia juga menjadi pengingat bagi kita semua agar tetap teguh dalam komitmen untuk mencegah infeksi HIV baru dan menyediakan layanan penting bagi semua orang yang hidup dengan HIV di seluruh dunia.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini menyerang sel darah putih sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita HIV lebih mudah terserang penyakit, seperti tuberkulosis, infeksi, dan beberapa jenis kanker.
Jika HIV tidak diobati dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), tahap infeksi HIV yang paling lanjut, sering kali setelah bertahun-tahun.
HIV menular dari cairan tubuh orang yang terinfeksi, meliputi: darah, air mani, cairan pra-mani, cairan vagina, cairan rektal, dan air susu ibu (ASI). HIV menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seks, jarum suntik, kehamilan, dan pemberian ASI.
HIV tidak menular melalui jabat tangan atau pelukan dengan orang yang terinfeksi. HIV juga tidak menular melalui kontak dengan benda-benda, seperti piring, dudukan toilet, atau gagang pintu, yang digunakan oleh penderita HIV.
Bahkan, HIV tidak menyebar melalui udara atau air atau oleh nyamuk, kutu, ataupun serangga lainnya.
Mencegah Penularan HIV Perinatal
HIV dapat ditularkan dari orangtua yang mengidap HIV kepada anaknya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui, disebut penularan HIV perinatal atau penularan HIV dari ibu ke anak. Di Amerika Serikat, ini adalah cara paling umum bagi anak-anak di bawah 13 tahun untuk tertular HIV.
Di tanah air, penularan HIV melalui jalur ibu ke anak menyumbang sebesar 20—45 persen dari seluruh sumber penularan HIV. Kasus HIV pada anak terbilang tinggi, mencapai 14.150 kasus HIV pada anak usia 1—14 tahun. Angka ini bertambah setiap tahunnya sebanyak 700—1.000 anak dengan HIV/AIDS.
Untuk mencegah penularan HIV perinatal, ibu hamil dengan HIV harus mengonsumsi obat HIV selama kehamilan. Hal ini juga demi kesehatan si ibu sendiri dan untuk mencegah penularan HIV kepada pasangan hidupnya.
Obat HIV disebut antiretroviral. Sebagian besar obat HIV aman digunakan selama kehamilan dan secara umum tidak meningkatkan risiko cacat lahir. Ibu hamil harus mulai mengonsumsi obat HIV sesegera mungkin selama kehamilan—semakin dini akan semakin efektif obat tersebut dalam mencegah penularan HIV perinatal.
Demi mencegah penularan HIV perinatal, Ibu hamil dengan HIV harus selalu berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan, termasuk mengenai persalinan yang akan dilakukan, pengujian HIV pada bayi setelah lahir, dan pilihan memberi makan pada bayi
Kemenkes RI memiliki program Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) untuk mengurangi tingkat bayi lahir dengan HIV. (*)