Retelling: Cara Ampuh Belajar Fokus dan Berpikir

Dipublikasikan: Selasa, 25 November 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Mom/Dad, rutin membaca buku bersama si Kecil adalah fondasi literasi yang sudah hebat. Tapi, tahu nggak, ada satu trik sederhana yang bisa mengubah sesi membaca biasa menjadi latihan gym bagi otak anak?

Bercerita Balik atau Retelling

Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, kami melihat retelling sebagai jembatan yang menghubungkan kemampuan berbahasa dengan keterampilan kognitif tingkat tinggi, seperti Memori Kerja (Working Memory) dan Pemahaman Logika. Ini adalah kunci agar anak tidak hanya mendengar, tapi benar-benar mengerti isi cerita.

Retelling: Superpower Otak

Ketika si Kecil mencoba menceritakan kembali kisah yang baru saja dibaca, otak mereka sedang bekerja keras:

  1. Menguatkan Memori Kerja: Memori Kerja adalah kemampuan otak untuk menahan dan memanipulasi informasi dalam waktu singkat (bayangkan seperti RAM pada komputer). Saat retelling, anak harus mengingat urutan kejadian, karakter, dan detail penting. Latihan ini secara langsung memperkuat kapasitas memori kerjanya.
  2. Membangun Pemahaman Komprehensif: Retelling memaksa anak untuk mengidentifikasi awal, tengah, dan akhir cerita. Ini melatih mereka memahami struktur narasi dan hubungan sebab-akibat.
  3. Meningkatkan Kemampuan Bahasa: Anak menggunakan kosakata dan struktur kalimat yang baru saja mereka dengar, secara alami meningkatkan kemampuan berbahasa ekspresif mereka.
    Intinya, retelling mengubah anak dari pendengar pasif menjadi pembangun cerita aktif—keterampilan yang krusial untuk fokus di sekolah.

Tips Praktis Retelling AntiRibet

Yuk, kita ubah sesi membaca malam ini menjadi latihan retelling yang menyenangkan, bukan ujian!

1. Mulai dari yang Termudah: "Tunjuk dan Ingat" (Usia 2-4 Tahun)

Pada usia ini, jangan minta mereka menceritakan semuanya. Minta mereka mengingat visual dan nama:

  • "Coba tunjuk, mana karakter kucing yang nakal?"
  • "Warna apa rumah kelinci di halaman ini?"
  • "Namanya siapa saja tadi yang pergi ke hutan?"

Fokuskan pada detail tunggal yang menyenangkan. Gunakan buku dengan banyak gambar.

2. Tantangan Sederhana: "Apa yang Terjadi Selanjutnya?" (Usia 4-5 Tahun)

Setelah membaca beberapa halaman, berhentilah. Ini melatih prediksi dan memori:

  • "Tadi si Beruang sedang mencari madu, ya? Nah, menurut kamu, setelah ini dia ketemu madu atau ketemu lebah, ya?"
  • "Di halaman terakhir, kenapa ya si Jago jadi sedih? Apa yang membuatnya sedih?"

Gunakan pertanyaan open-ended (pertanyaan yang jawabannya tidak hanya "ya" atau "tidak") untuk mendorong mereka berbicara.

3. Jembatan Emas: "Tiga Hal Penting" (Usia 5 Tahun ke Atas)

Setelah seluruh buku selesai, minta anak Anda menyaring informasi. Ini melatih abstraksi dan fokus:

  • "Coba Nak, ceritakan ke Ayah/Mama tiga hal yang paling penting terjadi di cerita tadi."
  • "Kalau kamu jadi si Kancil, apa yang akan kamu lakukan di awal cerita?" (Ini melatih empati dan pemecahan masalah).

Kunci Keberhasilan:

  • Jangan Koreksi: Ketika anak salah urutan, jangan langsung memotong. Ucapkan, "Iya, betul, dia sedih! Tapi sebelum itu, dia sedang mencari apa ya?" Bimbing mereka dengan lembut kembali ke jalur cerita.
  • Jadilah Pendengar Terbaik: Tatap mata anak, berikan senyuman, dan anggukkan kepala. Antusiasme Anda adalah motivasi terbesar bagi mereka untuk terus bercerita.

Membaca bersama adalah hadiah. Retelling adalah cara kita membuka hadiah itu dan memanfaatkannya maksimal untuk membangun otak anak yang cerdas, fokus, dan tanggap.

MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.

Foto: RDNE Stock Project/Pexels.com

Referensi:

• Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Harvard University Press.

• Goldman, S. R. (2012). Narrative comprehension: A multi-component view. Oxford University Press.

• Gathercole, S. E., & Baddeley, A. D. (2014). Working memory and language. Psychology Press.

 

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?