Meningitis yang Menyamar Serupa Flu
Dipublikasikan: Senin, 6 Oktober 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Mom/Dad, setiap kali anak demam, apalagi kalau sudah 38,9 lalu 39, nyali rasanya terbang, ya. Semua demam pada anak itu menakutkan, tetapi ada satu kondisi yang membutuhkan kewaspadaan ekstra dan kecepatan bertindak setara superhero: Meningitis.
Penyakit ini sering dijuluki 'pembunuh diam-diam' karena gejalanya mudah disalahartikan sebagai flu atau masuk angin biasa. Padahal, penanganan yang terlambat bisa mengubah hidup si Kecil selamanya. Saking pentingnya kita mengenali penyakit ini, hingga WHO membuat Hari Meningitis Sedunia setiap 5 Oktober.
Apa Itu Meningitis?
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu selaput tipis yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Jadi, bayangkan saja otak si Kecil sedang 'terbakar' karena selaput pelindungnya meradang hebat. Kondisi ini harus segera diatasi karena peradangan yang dekat dengan sistem saraf pusat tentu sangat berbahaya.
Penyebab utama meningitis adalah infeksi, bisa oleh virus atau bakteri.
- Meningitis Virus: Umumnya lebih ringan dan seringkali sembuh sendiri (walau tetap butuh pengawasan).
- Meningitis Bakteri: Inilah yang paling berbahaya dan membutuhkan penanganan darurat.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak, terutama bayi dan balita, sangat rentan karena sistem kekebalan tubuhnya belum matang. Selain itu, anak-anak sering berada dalam lingkungan komunal (daycare atau sekolah), yang memudahkan penularan virus atau bakteri.
Meningitis bisa menyerang siapa saja, tapi kelompok yang paling berisiko adalah: Bayi Baru Lahir hingga Usia 2 Tahun, anak dengan sistem imun lemah, serta remaja dan mahasiswa (karena kebiasaan tinggal bersama di asrama).
Kapan Serangan Itu Terjadi? (Action Thriller!)
Ini bukan slow-motion drama. Meningitis, terutama jenis bakteri, dapat berkembang sangat cepat, seringkali dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah gejala pertama muncul. Artinya, saat Mom/Dad curiga, waktu adalah aset paling berharga.
Karena kecepatan penyerangan sangat tinggi, Mom/Dad harus fokus pada tanda yang berbeda dari flu biasa. Gejala seringkali berbeda berdasarkan usia:
Tanda Bahaya pada Bayi (0-2 tahun)
Pada bayi, gejala sering tidak spesifik, tapi harus diwaspadai:
- Demam tinggi.
- Rewel yang tidak terhibur atau menangis melengking.
- Menolak menyusu atau sulit dibangunkan.
- Ubun-ubun menonjol atau tegang (ini adalah red flag mutlak!).
- Muntah proyektil (menyemprot).
- Kejang.
Tanda Bahaya pada Balita & Anak Besar
- Demam tinggi yang tiba-tiba.
- Sakit kepala hebat (terburuk yang pernah dirasakan).
- Kaku leher (sulit menundukkan kepala ke dada).
- Sensitif terhadap cahaya (photophobia).
- Muntah proyektil (menyemprot).
- Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi.
Aksi Cepat: Golden Hour! Jika si Kecil mengalami kombinasi gejala di atas, jangan buang waktu dengan googling atau menunggu besok pagi. Segera bawa anak ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdekat. Penanganan meningitis bakteri membutuhkan antibiotik yang harus segera diberikan dalam golden hour pertamanya.
Konsekuensi Terlambat Bertindak
Jika pengobatan meningitis, terutama bakteri, terlambat diberikan, konsekuensinya bisa fatal: kerusakan otak permanen, ketulian, kesulitan belajar, keterlambatan perkembangan, atau bahkan kematian.
Mengingat risikonya yang sangat tinggi terhadap perkembangan anak, Mom/Dad harus selalu waspada dan segera mencari diagnosis akurat. Tim spesialis di Klinik Tumbuh Kembang Anak MyKidz siap memberikan evaluasi dan follow-up menyeluruh setelah fase akut, memastikan dampak penyakit pada tumbuh kembang si Kecil dapat dimitigasi sebaik mungkin.
Foto: Cottonbro Studio/Pexels.com
Referensi:
• Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Bacterial Meningitis: Signs and Symptoms. Centers for Disease Control and Prevention.
• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2020). Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterial pada Anak. IDAI.
• Singhi, S. C., et al. (2020). Meningitis in Children: A Review of Pathogenesis, Diagnosis, and Management. Indian Journal of Pediatrics, 87(10), 834–840. https://doi.org/10.1007/s12098-020-03387-y