Mengenal “Pneumonia Berjalan” yang Mewabah di Jepang: Cermati Gejalanya, Ketahui Pengobatannya
Dipublikasikan: Rabu, 12 Februari 2025
Waktu membaca: 3 menit
Klinik MyKidz – Wabah pneumonia di Jepang menjadi sorotan setelah aktris Taiwan Barbie Hsu dikabarkan meninggal karena pneumonia saat liburan ke Jepang. Jepang tengah mengalami lonjakan kasus pneumonia mikoplasma yang dikenal sebagai “pneumonia berjalan”.
Pneumonia adalah infeksi paru yang menyebabkan kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru terisi cairan atau nanah sehingga meradang. Peradangan ini menyebabkan batuk berdahak, disertai demam, menggigil, dan kesulitan bernapas.
Ada puluhan penyebab pneumonia yang berbeda. Salah satunya adalah mycoplasma pneumonia (pneumonia mikoplasma) yang dikenal juga sebagai “walking pneumonia” atau pneumonia berjalan.
Pneumonia berjalan dianggap atipikal karena gejala dan tanda fisiknya dapat bervariasi. Penyakit ini lebih ringan dan paling sering terjadi pada anak-anak yang lebih tua serta orang dewasa muda.
Pneumonia berjalan termasuk jenis pneumonia bakteri. Jenis pneumonia bakteri lainnya adalah pneumonia pneumokokus dan pertusis (batuk rejan).
Jenis atau penyebab pneumonia lainnya yang paling umum ialah pneumonia virus dan penumonia jamur.
Pneumonia virus disebabkan oleh berbagai virus, termasuk flu (influenza). Pneumonia virus biasanya tidak separah pneumonia bakteri dan biasanya sembuh lebih cepat.
Jamur dari tanah atau kotoran burung juga dapat menyebabkan pneumonia pada orang yang menghirup organisme ini dalam jumlah banyak. Ini yang disebut pneumonia jamur.
Salah satu jenisnya, pneumonia pneumocystis jirovecii (PCP), umumnya menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, termasuk mereka yang mengidap AIDS.
Pneumonia Berjalan pada Anak, Bagaimana Gejalanya?
Disebut pneumonia “berjalan” karena jenis pneumonia ini tidak membuat anak merasa cukup sakit untuk tinggal di rumah. Infeksi paru yang satu ini memang tidak terlalu serius.
Kendati demikian, anak yang terkena pneumonia harus tinggal di rumah, sekalipun si anak merasa baik-baik saja. Ini karena virus dan bakteri pernapasan yang menyebabkannya menular.
Pneumonia berjalan seringnya disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycoplasma pneumoniae, tetapi bakteri atau virus lain juga dapat menjadi penyebabnya.
Bila pilek berlangsung lebih dari 7—10 hari, terutama jika batuk makin parah atau tak kunjung sembuh, bisa jadi itu adalah radang paru-paru. Gejalanya bisa muncul tiba-tiba atau butuh waktu lebih lama untuk muncul.”
Gejala walking pneumonia sering kali ringan, tetapi terkadang bisa lebih parah. Waspadai jika buah hati menunjukkan gejala berikut ini:
- Demam 38,5°C atau di bawahnya.
- Batuk yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
- Kelelahan atau merasa sangat lelah.
- Sakit kepala, menggigil, sakit tenggorokan, dan gejala pilek atau flu lainnya.
- Sakit telinga.
- Muntah
- Ruam
- Nyeri sendi.
- Nyeri dada atau nyeri perut.
- Malaise (perasaan tidak nyaman).
- Pernapasan cepat atau bernapas dengan suara mendengus atau mengi.
- Kehilangan nafsu makan (pada anak yang lebih besar) atau pola makan yang buruk (pada bayi).
- Retraksi—tanda bahwa anak berusaha keras untuk bernapas. Area di bawah tulang rusuk, di antara tulang rusuk, dan di leher akan tenggelam setiap kali anak mencoba menghirup udara.
Biasanya, gejala pneumonia berjalan bergantung pada lokas infeksi terkonsentrasi.
Jika infeksinya terjadi di bagian atas atau tengah paru-paru kemungkinan akan mengalami kesulitan bernapas.
Jika infeksinya terjadi di bagian bawah paru-paru (dekat perut), mungkin tidak mengalami masalah pernapasan, tetapi mungkin mengalami sakit perut, mual, atau muntah.
Bagaimana Pengobatan Pneumonia Berjalan dan Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
Dokter biasanya menganjurkan pemberian antibiotik orang selama 5—10 hari. Antibiotik merupakan pengobatan yang efektif untuk radang paru-paru yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
(Namun, untuk pneumonia virus tidak memerlukan antibiotik, karena antibiotik hanya bekerja melawan bakteri.)
Pastikan si kecil meminumnya sesuai jadwal dan petunjuk dokter agar pemulihannya lebih cepat. Setelah mengonsumsi antibiotik, kecil kemungkinan buah hati akan menularkan penyakit ke anggota keluarga lain.
Meski begitu, semua orang di rumah tetap harus melakukan pencegahan. Antara lain dengan rajin mencuci tangan dan tidak menggunakan perlengkapan pribadi anak yang sakit.
Sebaliknya, kepada si kecil yang sakit beri tahu untuk tidak berbagi perlengkapan pribadi, seperti gelas minum, peralatan makan, handuk, atau sikat gigi. Jelaskan pula alasannya.
Selain itu, ajari buah hati untuk menutup mulut dan hidungnya dengan tisu atau siku/lengan atas (bukan tangan) ketika batuk/bersin. Segera buang tisu ke tempat sampah, lalu cuci tangannya dengan sabun dan air mengalir hingga bersih.
Pastikan si kecil sudah mendapatkan vaksin sesuai jadwal untuk melindunginya dari infeksi lain.
Tips penting lainnya:
- Si kecil perlu banyak istirahat dan minum banyak cairan sepanjang hari, terutama jika demam.
- Untuk meredakan gejala demam atau nyeri dada, si kecil dapat diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jangan berikan aspirin karena obat ini terkait dengan penyakit langka yang serius, yaitu sindrom Reye.
- Tentang obat batuk, tanyakan kepada dokter. Pasalnya, obat penekan batuk menghentikan paru-paru membersihkan lendir—ini mungkin tidak membantu untuk infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
Dengan perawatan di rumah, sebagian besar jenis pneumonia bakteri akan hilang dalam waktu 1—2 minggu dan batuk dapat berhenti dalam waktu 4—6 minggu.
Namun, jika pneumonia menyebabkan demam tinggi berkepanjangan atau masalah pernapasan atau jika anak membutuhkan oksigen, muntah-muntah, dan tidak dapat minum obat, atau mengalami infeksi paru-paru yang mungkin telah menyebar ke aliran darah, maka anak memerlukan perawatan di rumah sakit. (*)
Baca juga:
Flu Mudah Menular, Waspadai Jika Anak Memiliki Kondisi Medis Kronis: Pengobatan dan Pencegahan
Sumber:
KidsHealth (Januari 2024)