Mengajarkan Empati dan Dukungan pada Kakak/Adik Anak Disabilitas

Dipublikasikan: Rabu, 3 Desember 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Hari ini, 3 Desember, adalah Hari Disabilitas Internasional. Mom/Dad, memiliki anak dengan kebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fokus dan energi ekstra dari kita, orang tua. Namun, di tengah hiruk pikuk terapi dan janji dokter, seringkali ada satu pihak yang terabaikan: saudara kandung mereka (kakak atau adik).

Saudara kandung, yang kita sebut "siblings", memikul beban emosional yang unik. Mereka adalah rekan bermain, guru, sekaligus pengasuh. Di Klinik MyKidz, kami menyadari bahwa kesehatan mental dan tumbuh kembang siblings sama pentingnya. Dengan panduan yang tepat, mereka akan tumbuh menjadi individu yang penuh empati, mandiri, dan inklusif.

Beban Emosional Unik Para Siblings

Anak-anak yang tumbuh bersama saudara ABK mengalami campuran emosi yang kompleks, dan kita sebagai orang tua wajib memvalidasinya:

  • Rasa Bersalah (Guilt): Merasa bersalah karena mereka "normal" atau merasa malu terhadap perilaku saudara mereka di tempat umum.
  • Kecemasan dan Ketakutan: Khawatir tentang apa yang akan terjadi pada saudara mereka di masa depan atau siapa yang akan merawat mereka ketika orang tua sudah tiada.
  • Rasa Cemburu (Resentment): Cemburu karena perhatian dan sumber daya orang tua tercurah lebih banyak pada saudara ABK.
  • Peran Little Parent: Terkadang, mereka merasa harus mengambil peran dewasa untuk mengasuh atau melindungi, yang dapat menghilangkan masa kecil mereka sendiri.

Jika perasaan ini tidak diakui, siblings berisiko mengalami stres kronis atau Sindrom Anak Emas (Golden Child Syndrome), di mana mereka berusaha menjadi sempurna untuk "menggantikan" kekurangan saudara mereka.

Strategi Kunci: Komunikasi Terbuka dan Jujur

Kunci untuk meredakan kecemasan adalah komunikasi yang tepat sasaran, tidak peduli usia Siblings.

1. Jelaskan Kondisi dengan Bahasa Anak

  • Gunakan Istilah Sederhana: Jangan gunakan istilah medis yang rumit. Fokus pada bagaimana kondisi itu memengaruhi perilaku.
    Contoh (untuk Autisme): "Adik punya cara kerja otak yang berbeda. Dia sangat pintar dalam menyusun balok, tapi sulit memberitahu kita kalau dia ingin dipeluk. Dia tidak jahat, dia hanya butuh bantuan kita untuk mengerti perasaannya."
  • Tekankan Kesamaan: Tunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, mereka tetap suka bermain, tertawa, dan butuh cinta yang sama.

2. Hindari Memberikan Tanggung Jawab Pengasuhan Berlebihan

  • Batasi Peran Helper: Penting untuk membedakan antara membantu dan mengasuh. Boleh meminta bantuan ("Tolong ambilkan bantal untuk kakakmu"), tetapi jangan menjadikan tugas harian ("Kamu yang harus mengawasi adik setiap pulang sekolah").
  • Kekuatan Pilihan: Biarkan Siblings memilih kapan dan bagaimana mereka ingin berinteraksi. Jika mereka lelah, hormati batasan mereka tanpa menghakimi. Ini mengajarkan mereka tentang batasan diri yang sehat.

Prioritas Utama: Waktu Berkualitas Satu Lawan Satu

Ini adalah vitamin terbaik bagi kesehatan mental siblings. Waktu one-on-one memastikan anak merasa dilihat dan didengar sebagai individu, bukan hanya sebagai "kakak/adiknya si ABK."

  • Rutinitas Eksklusif: Tetapkan waktu rutin mingguan (misalnya, setiap Sabtu pagi) di mana salah satu orang tua melakukan kegiatan eksklusif dengan Siblings (misalnya, kencan makan es krim, nonton film, atau sekadar pergi ke taman).
  • Bicara Tentang Mereka: Selama waktu one-on-one, fokus total pada minat dan kekhawatiran mereka. Jangan membicarakan saudara mereka, kecuali mereka yang memulai topik tersebut.
  • Validasi Perasaan Negatif: Jika anak berkata "Aku benci adik/kakak karena Mama cuma fokus sama dia!" Jangan dimarahi. Balas dengan validasi: "Mama mengerti perasaan kamu. Wajar kalau kamu cemburu karena waktu Mama terbagi. Terima kasih sudah jujur, Sayang." Validasi membuka pintu kejujuran, hukuman menutupnya.

Dengan mengurus siblings sebaik Anda mengurus ABK, Anda tidak hanya melindungi tumbuh kembang mereka, tetapi juga menciptakan fondasi keluarga yang kuat, inklusif, dan penuh empati.

Selamat Hari Disabilitas Internasional, mari kita rayakan semua jenis keberagaman dalam keluarga!

MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.

Foto: Yan Krukau/Pexels.com

Referensi:

• Meyer, D. J. (2009). The Sibling Support Project. University of Washington. (Organisasi yang fokus pada dukungan Siblings).

• Powell, T. H., & Gallagher, P. A. (1993). Brothers and Sisters: A Special Part of Exceptional Families. Paul H. Brookes Publishing Co. 

• Guralnick, M. J. (1998). The Effectiveness of Early Intervention for Children with Disabilities. Paul H. Brookes Publishing Co. 

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?