Memangnya Anak Perlu Vaksin Tambahan Setelah Usia Balita?
Dipublikasikan: Minggu, 7 Desember 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Sejak bayi hingga balita, si Kecil sudah diperjuangkan dengan memastikan imunisasinya lengkap. Great job, Mom/Dad! Nah, setelah usia di Kecil lewat 5 tahun, apakah urusan vaksin selesai? Ternyata, belum!
Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, kami ingin mengenalkan konsep Vaksin Booster atau Vaksin Penguat. Bayangkan vaksin awal yang diterima anak (dosis pertama, kedua, ketiga) sebagai pelatihan militer dasar. Vaksin booster adalah pelatihan penyegaran yang memastikan "tentara" (antibodi) di tubuh anak tetap siaga dan kuat melawan penyakit.
Kenapa Kekuatan Vaksin Perlu Dikuatkan (Booster)?
Vaksin bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus atau bakteri tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu, memori kekebalan ini bisa memudar atau menurun (waning immunity).
Inilah fungsi utama dari booster:
- Meningkatkan Level Antibodi: Booster disuntikkan untuk memicu respons kekebalan yang cepat dan kuat, meningkatkan jumlah antibodi (senjata perlindungan) yang beredar dalam darah.
- Melindungi dari Mutasi: Khususnya untuk virus seperti flu, booster rutin memastikan anak terlindungi dari jenis virus yang telah bermutasi atau berubah.
- Perlindungan Komunitas: Dengan imunisasi booster yang lengkap, anak tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tetapi juga membantu menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) bagi bayi dan orang yang memiliki sistem imun lemah di sekitarnya.
Jadwal Penting Vaksin Booster Pasca-Balita
Beberapa booster sangat penting untuk memastikan perlindungan anak berlanjut hingga remaja dan dewasa:
| Jenis Vaksin | Penyakit yang Dilindungi | Usia Booster Utama |
| DPT/Tdap | Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), Tetanus | Kelas 1 SD (sekitar 6-7 tahun) dan Kelas 5/6 SD (sekitar 10-12 tahun). Booster Tdap penting karena kekebalan Pertusis sering memudar lebih cepat. |
| MMR | Mumps (Gondok), Measles (Campak), Rubella | Umumnya diberikan dosis kedua pada usia 18 bulan atau 5-7 tahun, jika belum lengkap. |
| Varisela | Cacar Air | Diberikan dosis kedua pada usia 4-6 tahun, jika dosis pertama diberikan sebelum usia tersebut. |
| HPV | Human Papillomavirus | Untuk mencegah kanker serviks, dubur, dan penyakit lain. Dianjurkan untuk remaja perempuan dan laki-laki pada usia 9–14 tahun. Biasanya hanya butuh 2 dosis. |
| Influenza | Flu Musiman | Setiap tahun tanpa batas usia. Ini adalah booster wajib tahunan. |
Mitos vs. Fakta Seputar Vaksin Booster
Mitos: Anak sudah besar, kalau sakit juga tidak parah.
Fakta: Booster melindungi anak dari penyakit yang risikonya justru meningkat seiring bertambahnya usia, seperti Tetanus. Selain itu, booster Pertusis (Batuk Rejan) sangat penting agar anak tidak menularkan penyakit berbahaya tersebut kepada bayi yang baru lahir di sekitar mereka.
Mitos: Vaksin booster bisa membuat jadwal vaksin anak berlebihan.
Fakta: Jadwal booster disusun berdasarkan penelitian ekstensif untuk memastikan tingkat antibodi yang optimal dan tidak tumpang tindih. Pemberiannya sudah direncanakan agar aman dan efektif.
Mitos: Efek samping booster lebih parah karena dosisnya lebih besar.
Fakta: Reaksi pasca-imunisasi (booster) umumnya sama dengan vaksin primer (demam ringan, nyeri di lokasi suntikan). Sensasi ini hanya sementara dan merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh anak sedang belajar dan merespons.
Memberikan booster pada anak adalah wujud komitmen kita untuk menjaga kesehatan jangka panjang mereka. Booster adalah investasi kecil yang memberikan perlindungan besar!
MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.
Foto: Krishna Kids Photography/Pexels.com
Referensi:
• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2023). Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun. IDAI.
• Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2022). Vaccine Schedules. CDC.
• World Health Organization (WHO). (2021). Immunization. WHO.