Manfaat Menyusui: Kesehatan Mama Lebih Optimal dan Hubungan Emosional dengan Si Kecil Makin Erat

Dipublikasikan: Kamis, 1 Agustus 2024

Waktu membaca: 4 menit

Penulis: Julie

Editor: Arif R. H.

Klinik MyKidz - Menyusui memiliki banyak manfaat kesehatan, bukan hanya bagi si kecil, tetapi juga Mama.

Menyusui membantu membangun sistem kekebalan tubuh si kecil dan memberikannya nutrisi yang sempurna. Bagi Mama, menyusui juga memiliki banyak manfaat, dari menurunkan berat badan hingga risiko terkena kanker dan penyakit lainnya.

Itulah mengapa, para ahli merekomendasikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi dan dilanjutkan hingga si kecil usia 1—2 tahun atau sampai Mama dan si kecil memutuskan untuk berhenti.

Berikut ini 7 manfaat menyusui bagi Mama.

  1. Membantu menurunkan berat badan.

    Masa iya, sih? Mama mungkin ragu karena faktanya ada juga ibu menyusui yang justru bertambah BB-nya.

    Menyusui memang dapat membantu menurunkan BB yang Mama peroleh selama kehamilan. Setelah 3 bulan menyusui, Mama akan mengalami peningkatan pembakaran lemak.

    Namun, tidak semua ibu akan kehilangan BB dengan menyusui. Beberapa faktor berkontribusi terhadap penurunan/kenaikan BB, seperti asupan kalori, aktivitas fisik, dan kualitas tidur.

  2. Pemulihan lebih cepat setelah melahirkan.

    Menyusui menghasilkan hormon oksitosin. Oksitosin membantu rahim berkontraksi setelah melahirkan. Ini membantu rahim kembali ke ukuran normal dan mengurangi perdarahan setelah melahirkan, sehingga Mama jadi lebih cepat pulih.

    Penelitian menunjukkan, ibu menyusui umumnya mengalami lebih sedikit kehilangan darah setelah melahirkan dan mengalami involusi uterus (proses kembalinya rahim ke ukuran semula) yang lebih cepat.

  3. Memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami depresi.

    Depresi pasca persalinan (PPD/postpartum depression) adalah jenis depresi yang dapat berkembang segera setelah melahirkan.

    Menurut sebuah penelitian (2012), ibu menyusui lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami PPD daripada ibu yang menyapih bayinya lebih awal atau tidak menyusui.

    Tentunya jika menyusui berjalan dengan baik dan Mama merasakan adanya dukungan, baik dari petugas kesehatan maupun keluarga.

    Di sisi lain, mereka yang mengalami PPD lebih awal setelah melahirkan akan lebih mungkin mengalami kesulitan menyusui dan melakukannya dalam waktu yang lebih singkat.

    Jika Mama memiliki gejala PPD, beri tahu dokter sesegera mungkin, ya.

    Gejala PPD (depresi pasca persalinan)

    • Sedih, suasana hati buruk, atau sering menangis.

    • Gelisah atau mudah tersinggung terhadap pasangan, bayi, atau anak-anak lain.

    • Kehilangan minat pada dunia di sekitar dan tidak lagi menikmati hal-hal yang dulu membuat senang.

    • Kelelahan dan kekurangan energi sepanjang waktu.

    • Kesulitan tidur di malam hari.

    • Sangat mengantuk di siang hari.

    • Masalah dalam berkonsentrasi dan membuat keputusan.

    • Kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan (makan untuk kenyamanan).

    • Pikiran negatif, seperti merasa bukan ibu yang cukup baik, merasa tidak mampu merawat bayi atau tidak dicintai oleh bayi. 

    • Perasaan bersalah, putus asa, dan menyalahkan diri sendiri.

    • Merasa cemas bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi pada bayi.

    • Tidak ada rasa senang saat bersama bayi.

  4. Memberikan perlindungan jangka panjang dari kanker dan beberapa penyakit.

    Penelitian menunjukkan, menyusui lebih dari satu tahun dapat membantu menurunkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2.

    Menyusui juga menurunkan risiko ibu terkena:

    • Kanker endometrium.
    • Kanker tiroid.
    • Radang sendi.
    • Osteoporosis
    • Kolesterol tinggi
    • Penyakit kardiovaskular
    • Diabetes tipe 2
  5. Mencegah datangnya haid.

    Menyusui secara terus-menerus juga menghentikan ovulasi dan menstruasi. Penghentian siklus menstruasi sebenarnya merupakan cara alami untuk memastikan adanya jeda waktu di antara kehamilan.

    Mama dapat menganggap perubahan ini sebagai manfaat tambahan. Sementara menikmati waktu yang sangat berharga bersama si kecil yang baru lahir, Mama tidak perlu khawatir akan secepatnya hamil kembali.

  6. Dengan memilih untuk menyusui, maka Mama tidak perlu:

    • menghabiskan uang untuk membeli sufor,

    • Menghitung berapa banyak bayi perlu minum setiap hari,

    • Menghabiskan waktu untuk membersihkan dan mensterilkan botol susu,

    • Membuat susu dan menghangatkan botol di tengah malam (atau siang),

    • Mencari cara untuk menghangatkan botol saat bepergian.

    ASI tersedia tanpa perlu membawa perlengkapan lain dan selalu pada suhu yang tepat serta siap untuk diminum bayi kapan pun.

    Mama juga jadi nyaman karena dapat menyusui si kecil di mana saja dan kapan saja tanpa harus repot membuat sufor atau menghangatkannya terlebih dahulu.

  7. Membangun kepercayaan dan meningkatankan ikatan fisik-emosional.

    Menyusui adalah cara yang istimewa dan unik untuk merasa terhubung dengan bayi. Beberapa peneliti menemukan, ikatan dari menyusui dapat membantu mengurangi masalah sosial dan perilaku pada anak-anak dan orang dewasa.

    Selain itu, ketika Mama menyusui si kecil, Mama belajar membaca isyarat si kecil. Sebaliknya, si kecil belajar untuk memercayai Mama. Ikatan fisik-emosil Mama dan si kecil pun makin erat. (*)

BAGAIMANA JIKA MAMA TIDAK DAPAT MENYUSUI SI KECIL?

Ada banyak faktor yang membuat Mama tidak dapat menyusui secara eksklusif atau sama sekali.

Misalnya, kondisi medis tertentu atau operasi sebelumnya dapat memengaruhi proses tubuh Mama dalam memproduksi dan melepaskan ASI (laktasi). Jadwal kerja Mama atau kendala lainnya dapat membuat menyusui menjadi sulit dilakukan.

Jika Mama tidak dapat menyusui, Mama tidak sendirian. Bicaralah dengan dokter anak tentang sufor terbaik untuk si kecil. Dokter juga akan memberi tahu tentang perlu-tidaknya ASI donor untuk memenuhi kebutuhan si kecil.

Jika sikecil membutuhkan ASI donor, dokter akan merekomendasikan bank ASI yang kredibel. Jangan pernah membeli ASI secara daring atau dari penjual perorangan, karena ASI tersebut bisa saja tidak aman untuk si kecil.

Jika kondisi Mama memungkinkan untuk menyusui, tetapi Mama menghadapi tantangan, seperti suplai ASI yang rendah, bicaralah dengan konsultan laktasi. (*)

Sumber:

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?