Makanan Bisa Pengaruhi Emosi Anak

Dipublikasikan: Senin, 4 Agustus 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Pernah nggak, anak tiba-tiba rewel banget padahal baru saja tidur siang dan nggak kelihatan sakit? Atau jadi sangat mudah tersinggung, menangis karena hal sepele, lalu susah ditenangkan? Mungkin kita langsung berpikir, barangkali ia capek, bosan, atau habis berantem sama temannya. Tapi, ada satu hal lagi yang sering terlewat: apa yang dia makan hari itu.

Ternyata, makanan yang masuk ke tubuh anak bisa punya pengaruh besar terhadap bagaimana perasaannya sepanjang hari. Bukan hal aneh kalau pagi-pagi anak sudah ngambek, lalu kita baru sadar tadi dia sarapan roti dan susu manis dalam kemasan. Gampang, cepat, mengenyangkan, tapi… apakah bikin tubuh dan otaknya nyaman?

Perut Anak Terhubung Langsung ke Otaknya

Kita sering dengar istilah gut-brain connection dan ini bukan mitos. Di dalam usus manusia, ada sistem saraf kompleks yang disebut enteric nervous system, yang bekerja sama dengan otak besar. Mereka ngobrol terus setiap hari lewat sinyal kimia dan saraf.

Sekitar 90 persen hormon serotonin yang bikin kita merasa tenang dan bahagia, diproduksi di saluran cerna. Kalau usus anak dalam kondisi baik, aliran serotonin pun lancar. Tapi kalau ususnya “kaget” dengan pola makan tinggi gula, minim serat, atau kekurangan lemak sehat dan protein, maka reaksinya bisa langsung terasa di suasana hati.

Mood dan Gizi Seimbang

Emosi anak yang mudah meledak, gampang nangis, atau bahkan sulit fokus di kelas, bisa jadi bukan soal kepribadian. Bisa jadi tubuhnya kekurangan bahan bakar yang pas. Beberapa jenis makanan yang tinggi gula, tinggi karbohidrat sederhana, tapi rendah nutrisi, bisa bikin energi anak naik drastis lalu drop dengan cepat seperti naik roller coaster.

Ketika gula darah anjlok, anak bisa merasa gelisah, lelah, dan sensitif. Mirip seperti orang dewasa yang belum makan siang. Bawaannya emosi, kan?

Sebaliknya, saat tubuh anak mendapat makanan dengan komposisi seimbang, ada protein, serat, lemak sehat, vitamin, dan mineral, maka sistem di tubuhnya bekerja dengan stabil. Perasaan pun ikut lebih tenang. Anak jadi lebih mudah diajak kerja sama, lebih ceria, dan punya energi yang stabil untuk belajar dan bermain.

Makan Sehat Nggak Perlu Ribet

Sering kali, yang bikin kita menyerah lebih dulu adalah anggapan bahwa makanan sehat itu mahal, lama bikinnya, atau anak nggak suka. Padahal, solusi bisa sesederhana menambahkan satu butir telur rebus di sarapan, mengganti camilan biskuit manis dengan potongan buah, atau memastikan anak minum cukup air putih ketimbang minuman warna-warni.

Kuncinya bukan di perubahan besar, tapi konsistensi hal-hal kecil setiap hari.

Kalau anak terbiasa makan makanan olahan, jangan langsung disetop total. Perkenalkan perlahan-lahan alternatif yang lebih “bersahabat” dengan tubuhnya. Dan yang terpenting, ajak anak ikut terlibat dalam memilih dan menyiapkan makanannya. Anak yang merasa punya kendali atas apa yang ia makan, cenderung lebih terbuka mencoba makanan baru.

Jika anak sering tantrum, mood-nya naik turun ekstrem, atau tampak lesu terus walau tidurnya cukup, ada baiknya kita melihat ke pola makannya. Tapi juga jangan ragu konsultasi dengan tenaga profesional.

Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, Mom/Dad bisa berdiskusi dengan ahli gizi anak dan psikolog perkembangan untuk memahami apa yang sedang terjadi. Karena kadang, perubahan sederhana di isi piring anak bisa jadi pintu masuk untuk perubahan besar dalam cara ia merasa, berpikir, dan bertumbuh.

Foto: Micah Eleazar/Pexels.com

Referensi:

• Cryan, J. F., & Dinan, T. G. (2012). Mind-altering microorganisms: the impact of the gut microbiota on brain and behaviour. Nature Reviews Neuroscience, 13(10), 701–712.
• Jacka, F. N., et al. (2011). Association of Western and traditional diets with depression and anxiety in women. American Journal of Psychiatry, 168(3), 314–321.
• Harvard Health Publishing (2018). The gut-brain connection. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/the-gut-brain-connection
 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?