Lindungi Anak dari Virus Mpox: Ketahui Cara Penularannya, Kenali Gejalanya, Lakukan Pencegahan

Dipublikasikan: Selasa, 3 September 2024

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Julie

Editor: Julie

Klinik MyKidz – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah Mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Varian baru virus Mpox (klade Ib) menimbulkan kekhawatiran karena potensi penularannya yang lebih luas di antara kelompok usia, termasuk anak-anak.

Melansir dari UNICEF, sedikitnya 8.772 anak tertular Mpox di Republik Demokratik Kongo (DRC), pusat krisis wabah Mpox di Afrika. Jumlah itu lebih dari separuh total 15.664 kasus yang dilaporkan di negara tersebut. Selain itu, empat dari lima kematian terjadi pada anak-anak. Vaksin berperan penting dalam menghentikan penularan dan melindungi anak serta masyarakat dari virus Mpox.

 

Bagaimana Cara Penularan Mpox?

Anak-anak dapat terpapar Mpox di rumah atau di masyarakat melalui kontak dekat.
Anak-anak dapat terpapar Mpox di rumah atau di masyarakat melalui kontak dekat. (Freepik)

Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit ini merupakan bagian dari keluarga virus yang sama dengan cacar—penyakit yang lebih parah yang telah diberantas pada 1980-an. Virus Mpox tidak pilih-pilih, siapa pun yang terpapar virus ini dapat terinfeksi. Namun, beberapa orang berisiko lebih tinggi terkena sakit parah akibat Mpox. Mereka adalah bayi dan anak kecil di bawah 1 tahun; anak-anak dengan eksem, kondisi kulit tertentu atau kondisi kekebalan tubuh lainnya; serta wanita hamil dan menyusui. Anak-anak yang kekurangan gizi atau terkena penyakit lain juga rentan terhadap komplikasi akibat Mpox.  

Umumnya, Mpox menular/menyebar melalui kontak fisik dengan ruam atau dengan benda/bahan (seperti selimut, furnitur, pakaian, dll.) yang bersentuhan dengan ruam. Mpox juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan yang besar dari orang yang terinfeksi selama kontak tatap muka yang berkepanjangan. Namun, Mpox tidak menyebar melalui percakapan santai dengan orang yang terinfeksi atau berjalan melewati orang yang terinfeksi di toko swalayan.

Siapa pun yang pernah melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menderita Mpox dapat tertular penyakit tersebut. Infeksi juga dapat menyebar antara manusia dan hewan peliharaan. Anak-anak dapat terpapar Mpox di rumah atau di masyarakat melalui kontak dekat dengan orang-orang yang bergejala Mpox, termasuk orang tua, pengasuh, atau anggota keluarga lainnya. Wanita hamil dapat menularkan virus Mpox kepada janinnya.

Seseorang yang terkena Mpox menularkan penyakit ini sejak gejala berkembang sampai setelah keropeng akibat ruam terlepas dan kulit telah pulih sepenuhnya dengan terbentuknya lapisan kulit baru.

 

Kenali Gejala Mpox

Virus Mpox menyebabkan demam dan ruam.
Virus Mpox menyebabkan demam dan ruam. (Freepik)

Virus Mpox menyebabkan demam dan ruam. Ruamnya dapat terlihat mirip ruam yang disebabkan oleh penyakit virus lainnya, seperti cacar air (varicella); virus herpes simpleks; ruam kulit alergi; penyakit tangan, kaki, dan mulut yang disebabkan oleh enterovirus; atau moluskum (infeksi kulit yang umum terjadi pada anak-anak).

Munculnya ruam dan berubahnya bintik-bintik seiring waktu adalah tanda atau gejala utama virus Mpox. Ruam Mpox sering kali muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, hingga ke telapak tangan dan kaki. Ruam ini juga dapat muncul di bagian tubuh lain yang terkena, seperti alat kelamin. Saat pertama kali muncul, ruam Mpox tampak seperti bintik-bintik datar. Semua bintik berubah pada saat yang sama, menjadi benjolan yang menonjol, lalu lepuh berisi cairan yang berubah menjadi luka putih/kuning berisi nanah. Namun, dalam wabah saat ini beberapa pasien memiliki lesi kulit yang tidak mengikuti pola biasanya, muncul dalam berbagai tahap perkembangan dan penyembuhan atau pada satu bagian tubuh.

Gejala umum Mpox meliputi: 

  • ruam, 
  • demam, 
  • sakit tenggorokan, 
  • sakit kepala, 
  • nyeri otot, 
  • sakit punggung, 
  • energi rendah, 
  • pembengkakan kelenjar getah bening.  

Biasanya, tanda/gejala dimulai dalam seminggu, tetapi dapat juga dimulai pada 1–21 hari setelah terpapar. Gejala biasanya berlangsung 2–4 minggu, tetapi dapat pula berlangsung lebih lama pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

 

Cara Terbaik Melindungi Anak dari Virus Mpox

Sering mencuci tangan merupakan bagian dari pencegahan Mpox.
Sering mencuci tangan merupakan bagian dari pencegahan Mpox. (Freepik)

Untuk dapat melindungi si kecil dari virus Mpox, Mama harus mengetahui tentang cara penularan/penyebaran virus ini dan seperti apa tanda atau gejala Mpox. Selanjutnya, lakukan langkah-langkah pencegahan berikut ini.

  • Menghindari kontak dekat dengan orang yang memiliki ruam yang terlihat seperti Mpox.
  • Tidak berbagi barang pribadi dengan siapa pun yang menderita Mpox atau gejalanya.
  • Sesering mungkin mencuci tangan dengan sabun dan air. Bantu si kecil untuk melakukan hal yang sama.
  • Mengenakan masker yang menutupi mulut dan hidung saat berada di sekitar orang lain.
  • Membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh.
  • Menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi (terutama hewan yang sakit atau mati).
  • Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala Mpox, segera hubungi penyedia layanan kesehatan. Orang yang didiagnosis dengan Mpox mungkin diminta untuk mengisolasi diri di rumah atau di fasilitas kesehatan.
  • Jika orang tua/pengasuh terinfeksi virus Mpox, CDC merekomendasikan agar bayi tinggal di kamar terpisah dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang tua/pengasuh. Pemberian ASI harus ditunda selama masa infeksi dan ASI harus dipompa serta dibuang.

 

Tentang Vaksin Mpox

Vaksin berperan penting dalam menghentikan penularan dan melindungi anak serta masyarakat dari virus Mpox. Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemberian vaksin Mpox di Indonesia hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi sesuai dengan rekomendasi WHO, sementara anak-anak tidak termasuk dalam kelompok sasaran vaksinasi Mpox di Indonesia. (*)

 

Sumber:

  1. HealthyChildren.org
  2. UNICEF
  3. WHO

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?