Kondisi Perut Pengaruhi Mood, Fokus, dan Perkembangan Otak Anak
Dipublikasikan: Sabtu, 22 November 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - ketika si Kecil sakit, antibiotik seringkali terasa seperti pahlawan super: cepat, kuat, dan langsung membasmi kuman jahat. Namun, tahukah Mom/Dad, pahlawan super ini punya satu efek samping yang jarang kita sadari? Mereka bisa tanpa sengaja mengganggu hubungan rahasia antara Usus dan Otak anak Anda!
Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, kami menyebutnya "Koneksi Usus-Otak" (Gut-Brain Axis). Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa apa yang terjadi di perut anak, sangat memengaruhi suasana hati, fokus, dan bahkan perkembangan otaknya.
Mengenal The Invisible Crew: Mikrobioma Usus
Usus anak (dan kita semua) dihuni oleh triliunan bakteri baik dan jahat yang secara kolektif disebut Mikrobioma Usus (Gut Microbiome). Bayangkan mikrobioma sebagai hutan belantara yang harus seimbang. Bakteri baik berfungsi sebagai:
- Pabrik Nutrisi: Memproduksi vitamin esensial (seperti Vitamin K dan B) yang diserap tubuh.
- Pekerja Mood: Yang paling penting, mereka memproduksi hingga 90 persen Serotonin—si Neurotransmitter Kebahagiaan!
Masalahnya dengan Antibiotik
Ketika anak mengonsumsi antibiotik, obat itu tidak pandang bulu. Ia membersihkan kuman jahat, tetapi juga membasmi sebagian besar bakteri baik di hutan usus anak.
Akibatnya, mikrobioma menjadi miskin dan tidak seimbang (disbiosis). Hutan yang tadinya kaya kini kosong, dan inilah yang memicu masalah pada koneksi Usus-Otak.
Koneksi Usus-Otak: "Jalan Tol" Pengatur Emosi
Mikrobioma dan Otak berkomunikasi melalui apa yang disebut saraf Vagus, seperti jalan tol dua arah.
| Jika Usus Sehat (Mikrobioma Seimbang) | Jika Usus Terganggu (Setelah Antibiotik) |
| Pesan Positif: Serotonin dan GABA (zat penenang) diproduksi optimal. | Pesan Negatif: Produksi Serotonin terganggu. |
| Hasil: Anak lebih tenang, tidur nyenyak, dan fokus lebih baik | Hasil: Anak mudah marah (cranky), susah tidur, dan mengalami kesulitan konsentrasi. |
Kondisi disbiosis yang lama dapat meningkatkan peradangan, dan peradangan ini bisa mencapai otak, memengaruhi mood dan fungsi kognitif.
Kapan Anak Butuh Backup Probiotik?
Kita tidak perlu takut pada antibiotik, karena mereka penyelamat nyawa saat infeksi bakteri terjadi. Namun, kita harus bertanggung jawab memulihkan mikrobioma sesudahnya.
Senjata Utama: Probiotik (The Good Bacteria)
Probiotik adalah suplemen yang berisi bakteri baik. Probiotik membantu menanam kembali "benih" bakteri baik di usus setelah dibersihkan antibiotik.
- Waktu Pemberian: Probiotik sebaiknya diberikan selama anak minum antibiotik, dan dilanjutkan minimal 2-4 minggu setelah antibiotik habis. Ini untuk meminimalisir diare akibat antibiotik dan mempercepat pemulihan mikrobioma.
- Jeda Waktu: Berikan probiotik dengan jeda waktu minimal 2 jam setelah memberikan dosis antibiotik, agar bakteri baik tidak langsung terbunuh.
Makanan Penguat: Prebiotik (The Food for Bacteria)
Setelah menanam bakteri baik (Probiotik), kita perlu memberinya makanan! Prebiotik adalah serat makanan yang tidak dapat dicerna, yang merupakan makanan favorit bakteri baik.
- Sumber Terbaik: Bawang putih, bawang bombay, pisang, dan biji-bijian utuh.
Dengan menjaga keseimbangan mikrobioma, Anda tidak hanya melindungi perut anak dari masalah pencernaan, tetapi juga berinvestasi pada stabilitas emosi, kejernihan mental, dan tumbuh kembang kognitifnya.
MyKidz, Sahabat Tumbuh Kembang Anak.
Foto: Tima Miroshnichenko/Pexels.com
Referensi:
• Foster, J. A., et al. (2017). The Gut-Brain Axis: A Missing Link in Psychiatry. Biological Psychiatry, 82(2), e11-e12. https://doi.org/10.1016/j.biopsych.2016.10.010
• Dinan, T. G., & Cryan, J. F. (2017). The microbiome-gut-brain axis in health and disease. Gastroenterology Clinics of North America, 46(1), 177-189.
• Langdon, A., et al. (2019). The Role of the Gut Microbiome in the Development and Function of the Central Nervous System. Journal of Molecular Biology, 431(16), 3322-3343.