Anak Masih Susah Tidur Malam, Bukan Sekadar Soal Mengantuk
Dipublikasikan: Rabu, 13 Agustus 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Pukul 9 malam. Lampu kamar sudah diredupkan. Ibu sudah bilang, “Ayo tidur.”
Tapi anak masih bolak-balik, main selimut, minta minum, bahkan tiba-tiba mau cerita panjang lebar tentang dinosaurus kesukaannya. Akhirnya, pukul 11 malam baru benar-benar terlelap.
Kalau ini terasa familiar, kita tidak sendirian.
Banyak orang tua mengira masalah tidur anak hanya soal “tidak mengantuk”. Padahal, tidur anak terutama di usia dini, erat kaitannya dengan sleep hygiene dan jam tidur yang konsisten. Dan di sinilah, sering kali, ada kebiasaan-kebiasaan kecil yang terlewat.
Mengapa Tidur Penting untuk Anak?
Menurut American Academy of Sleep Medicine, anak usia 3–5 tahun butuh 10–13 jam tidur dalam 24 jam, sedangkan anak usia 6–12 tahun memerlukan 9–12 jam. Tidur yang cukup dan berkualitas membantu:
- Pertumbuhan tubuh melalui pelepasan hormon pertumbuhan di malam hari.
- Perkembangan otak, termasuk memori, konsentrasi, dan regulasi emosi.
- Daya tahan tubuh yang lebih kuat.
Ketika anak kurang tidur, dampaknya bisa terasa di pagi hari. Anak jadi lebih rewel, sulit fokus, bahkan berpengaruh ke pola makan.
Apa Itu Sleep Hygiene?
Sleep hygiene adalah kebiasaan dan lingkungan yang mendukung kualitas tidur yang baik. Bukan hanya soal jam tidur, tapi juga rutinitas menjelang tidur, suasana kamar, dan aktivitas yang dilakukan beberapa jam sebelum anak masuk ke tempat tidur.
Tanpa disadari, hal-hal seperti layar gadget terlalu dekat waktu tidur, aktivitas fisik yang terlalu intens di malam hari, atau kamar yang terlalu terang bisa mengganggu sinyal alami tubuh untuk beristirahat.
Checklist Kebiasaan Malam yang Menenangkan
Coba lihat daftar ini. Semakin banyak yang dilakukan secara konsisten, semakin besar kemungkinan anak tidur lebih cepat dan nyenyak.
- Jam tidur tetap setiap hari, termasuk pada akhir pekan.
- Cahaya redup satu jam sebelum tidur akan membantu tubuh memproduksi melatonin, hormon tidur alami.
- Jauhkan gadget minimal 1 jam sebelum tidur, karena cahaya biru dari layar menghambat sinyal kantuk.
- Rutinitas tenang sebelum tidur seperti membaca buku, mendengarkan musik lembut, atau bercerita.
- Suhu kamar nyaman yang tidak terlalu panas atau dingin (ideal sekitar 24–26°C untuk anak).
- Aktivitas fisik di sore hari dapat membantu tubuh merasa siap untuk istirahat, tapi hindari olahraga intens mendekati jam tidur.
- Hindari makanan atau minuman manis sebelum tidur karena gula bisa membuat energi anak melonjak (sugar rush).
Kenapa Konsistensi Penting?
Tubuh anak memiliki jam biologis (circadian rhythm) yang mengatur kapan harus aktif dan kapan harus istirahat. Kalau jam tidur sering berubah-ubah, tubuh sulit memberi sinyal “saatnya tidur”.
Sebaliknya, rutinitas yang konsisten akan membuat proses tidur menjadi alami tanpa perlu drama atau negosiasi panjang.
Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, kami percaya tidur yang cukup dan berkualitas adalah salah satu pondasi tumbuh kembang optimal. Kalau Mom/Dad merasa sudah mencoba berbagai cara tapi anak tetap sulit tidur, mungkin ada faktor lain yang perlu ditelusuri bersama. Kadang, jawaban ada pada kebiasaan kecil yang kita perbaiki dari malam ini.
Foto: Ron Lach/Pexels.com
Referensi:
• American Academy of Sleep Medicine. (2016). Recommended Amount of Sleep for Pediatric Populations: A Consensus Statement. Journal of Clinical Sleep Medicine, 12(6), 785–786. https://doi.org/10.5664/jcsm.5866
• Mindell, J. A., & Owens, J. A. (2015). A Clinical Guide to Pediatric Sleep: Diagnosis and Management of Sleep Problems. Lippincott Williams & Wilkins.