Sentuhan, Bahasa Cinta yang Menyembuhkan
Dipublikasikan: Kamis, 31 Juli 2025
Waktu membaca: 3 menit
MyKidz - Waktu si kecil demam dan rewel, apa yang pertama kali kita lakukan? Mungkin bukan langsung kasih obat, tapi memeluknya erat. Menciumnya sambil berbisik, “Sembuh ya, Nak.” Dan ajaibnya… anak yang tadi gelisah mulai tenang. Helaan napasnya melambat. Matanya mulai terpejam. Itulah kekuatan sentuhan.
Bahasa Cinta Pertama Anak
Sebelum anak mengenal kata-kata, ia mengenal pelukan. Bahkan sejak baru lahir, sentuhan adalah bahasa pertama yang ia pahami dan rasakan. Studi dari Harvard Medical School menyebutkan bahwa kulit adalah organ sensorik terbesar dan memiliki peran penting dalam mengatur sistem saraf anak (Harlow, 1958). Dengan kata lain, pelukan adalah ekspresi kasih sayang, sekaligus pengatur emosi dan fisiologis.
Sentuhan Bisa Menyembuhkan
Iya, sentuhan bisa menyembuhkan! Tak hanya menenangkan, juga bisa menyembuhkan fisik. Beberapa manfaat sentuhan yang sudah terbukti secara ilmiah:
1. Menurunkan demam
Praktik skin-to-skin contact atau “kangaroo care” terbukti mampu menurunkan suhu tubuh berlebih pada bayi baru lahir, mengatur detak jantung, bahkan mempercepat penyembuhan (WHO, 2017).
2. Mengurangi stres dan kecemasan
Sentuhan yang lembut melepaskan oksitosin, hormon cinta yang berfungsi menenangkan dan menurunkan kadar kortisol (hormon stres). Efeknya: anak lebih mudah tidur, lebih rileks, dan merasa aman (Field, 2010).
3. Meningkatkan bonding dan rasa percaya
Sentuhan konsisten sejak dini menciptakan secure attachment, yaitu rasa percaya anak bahwa dunia adalah tempat yang aman, dan orang tuanya akan selalu ada untuknya.
Sentuhan Seperti Apa yang Penting?
Setiap usia anak butuh jenis sentuhan yang berbeda dan semuanya penting.
Bayi:
- Pelukan skin-to-skin: ideal dilakukan setelah lahir atau saat demam.
- Usapan lembut saat menyusui, mandi, atau mengganti popok.
Balita:
- Pelukan spontan saat anak menangis, jatuh, atau gelisah.
- Sentuhan afirmatif seperti tepuk pundak, genggam tangan saat berjalan, atau main cilukba sambil bersentuhan.
Usia 3–6 tahun:
- Pijatan ringan sebelum tidur.
- High-five, tepukan di punggung, atau pelukan bangga saat mereka berhasil melakukan sesuatu.
Kapan Sentuhan Perlu Dilakukan?
- Saat anak sakit atau demam
- Ketika anak menangis atau mengalami tantrum
- Setelah anak mengalami stres (seperti pindah sekolah, habis dimarahi, kehilangan hewan peliharaan)
- Setiap hari, tanpa alasan khusus
Karena sentuhan bukan hanya respons terhadap krisis, juga vitamin harian untuk kesehatan mental anak.
Efek Jangka Panjang Sentuhan
Anak yang tumbuh dengan cukup sentuhan:
- Lebih percaya diri
- Memiliki kontrol emosi yang lebih baik
- Lebih mudah membentuk hubungan sehat di masa depan
- Memiliki kecerdasan sosial yang lebih tinggi
- Lebih kecil risiko gangguan kecemasan dan depresi di kemudian hari (Meaney, 2010)
Sementara anak yang kurang mendapatkan sentuhan hangat cenderung lebih mudah stres, cemas, dan mengalami keterlambatan dalam perkembangan sosial-emosional.
Sentuhan adalah Sinyal Emosi
Sentuhan bukan hanya fisik, juga sinyal emosi yang dikirim tanpa kata. Setiap sentuhan seperti mengatakan, “Aku di sini,” “Kamu aman,” atau “Aku bangga padamu.” Dalam dunia yang makin sibuk dan serba digital, sentuhan jadi bahasa yang makin langka tapi justru makin dibutuhkan.
Kalau Mom/Dad merasa anak sensitif terhadap sentuhan, terlalu mudah terstimulasi atau justru tidak merespons saat disentuh, bisa jadi ada hal yang perlu dikonsultasikan lebih lanjut. Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, Mom/Dad bisa berbicara langsung dengan tenaga profesional yang memahami bahwa setiap anak punya bahasa tubuh yang unik.
Foto: Pexels.com
Referensi:
• Field, T. (2010). Touch for socioemotional and physical well-being: A review. Developmental Review, 30(4), 367–383. https://doi.org/10.1016/j.dr.2011.01.001
• Meaney, M. J. (2010). Epigenetics and the biological definition of gene × environment interactions. Child Development, 81(1), 41–79. https://doi.org/10.1111/j.1467-8624.2009.01381.x
• World Health Organization. (2017). Kangaroo mother care: A practical guide. https://www.who.int/publications/i/item/kangaroo-mother-care
• Harvard Medical School. (2019). How touch shapes the brain and behavior. https://hms.harvard.edu/news-events