Perlukah Anak Buru-Buru Sekolah?

Dipublikasikan: Senin, 29 September 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Mom/Dad, mari jujur. Siapa di sini yang merasa FOMO (Fear of Missing Out) saat tahu anak tetangga sudah mulai TK padahal usia si Kecil baru genap 4 tahun? Tekanan sosial untuk menyekolahkan anak secepat mungkin memang real. Tapi, sebagai orang tua, fokus kita seharusnya bukan pada start yang cepat, melainkan pada finish yang mulus.

Seringkali, pertanyaan “Usia berapa anak siap SD?” dijawab dengan angka 6 atau 7. Padahal, usia itu hanya GPS-nya, sementara Kesiapan Sekolah (School Readiness) adalah kondisi mesin mobilnya. Tanpa mesin yang prima, perjalanan sekolah bisa jadi penuh drama, kan?

Perlukah Anak Masuk Pre-School (Playgroup)?

Sebelum kita bahas TK dan SD, mari bahas fase paling awal: usia 2-3 tahun. Ini adalah masa kritis di mana anak mulai membangun kemampuan sosial pertama mereka.

Anak di usia ini belum perlu belajar membaca dan berhitung. Yang mereka butuhkan adalah stimulasi motorik, emosional, dan sosial. Di sinilah peran pre-school (atau Kelompok Bermain/Playgroup) menjadi penting.

  • Bukan Akademik, Tapi Sosial: Fungsi utama pre-school adalah membantu anak beradaptasi dengan lingkungan di luar rumah dan belajar berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka belajar berbagi mainan, menunggu giliran (turn-taking), dan memahami figur otoritas selain orang tua (yaitu guru).
  • Melatih Kemandirian Awal: Di pre-school, anak mulai dilatih melepas ketergantungan pada Mom/Dad secara bertahap. Mereka berlatih makan bekal sendiri, merapikan mainan, dan pergi ke toilet dengan pengawasan, yang merupakan fondasi kuat sebelum masuk TK A (usia 4 tahun).

Jadi, apakah wajib? Jika Mom/Dad merasa stimulasi sosial di rumah kurang optimal (misalnya, anak tidak memiliki teman sebaya di lingkungan sekitar), maka pre-school bisa menjadi jembatan yang sangat baik untuk melatih kesiapan sosial dan emosional anak sebelum masuk TK.

Kesiapan TK dan SD: Bukan Hanya Usia Kronologis

Di Indonesia, usia formal masuk SD adalah 6 tahun per 1 Juli tahun berjalan. Namun, patokan terpenting sejatinya ada pada Kesiapan Sekolah (School Readiness) si Kecil, yang melibatkan lima aspek utama. Ini dia checklist yang perlu Mom/Dad ketahui:

  1. Kesiapan Fisik (Physical Readiness): Mampu ke toilet sendiri, makan mandiri, dan memiliki motorik halus yang cukup untuk memegang pensil.
  2. Kesiapan Kognitif (Cognitive Readiness): Mampu mengikuti instruksi sederhana (minimal 2-3 langkah) dan punya rentang perhatian (attention span) yang memadai (sekitar 10-15 menit).
  3. Kesiapan Bahasa (Language Readiness): Mampu menyampaikan keinginan dan perasaannya secara verbal.
  4. Kesiapan Emosional (Emotional Readiness): Mampu berpisah dari orang tua tanpa drama full episode dan bisa mengatur kekecewaan kecil.
  5. Kesiapan Sosial (Social Readiness): Mampu berinteraksi, menunggu giliran, berbagi, dan mengikuti aturan kelas.

Usia vs. Kematangan: Kenapa Jangan Terburu-buru?

Studi psikologi perkembangan sering menyoroti Relative Age Effect, yaitu dampak menjadi anak termuda di kelas. Anak yang usianya paling muda cenderung memiliki tantangan lebih besar dalam hal fokus, kemampuan sosial, dan regulasi emosi. Ini karena beberapa bulan di usia prasekolah adalah waktu development yang sangat besar! Jika dipaksa, anak mungkin akan mengalami burnout atau kesulitan menyesuaikan diri secara sosial dan emosional. Padahal, pondasi mental health yang kuat jauh lebih penting daripada nilai 100 di rapor pertama.

Jadi, Jangan khawatir dengan angka di kalender. Perhatikan betul lima patokan di atas. Pre-school adalah alat bantu yang luar biasa untuk mengasah kesiapan sosial-emosional, sementara TK A dan TK B adalah fase pematangan sebelum SD. Pastikan anak sudah matang di kelima aspek sebelum masuk ke jenjang pendidikan formal.

Perkembangan anak adalah hal yang personal dan unik. Jika Mom/Dad masih ragu atau ingin mengetahui secara objektif tingkat kesiapan sekolah si Kecil, inilah saatnya mencari bantuan profesional.

Tim ahli di Klinik Tumbuh Kembang Anak MyKidz siap melakukan asesmen kesiapan sekolah secara komprehensif, mengukur kelima aspek di atas, untuk memastikan keputusan sekolah si Kecil adalah keputusan terbaik untuk masa depannya.

Foto: Ksenia Chernaya/Pexels.com

Referensi:
· Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. (2023). Peraturan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pedoman Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.

· National Association for the Education of Young Children (NAEYC). (2020). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth Through Age 8. NAEYC.

· Grissmer, D. W., & Eiseman, I. (2008). School Readiness and Relative Age: How the Age of School Entry Affects the Achievement of Young Children. Early Education and Development, 19(4), 585-610. https://doi.org/10.1080/10409280802279153

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?