Perlukah Ada Good & Bad Cop di Rumah?

Dipublikasikan: Senin, 8 September 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Pernah dengar istilah good cop dan bad cop? Biasanya dipakai di film-film detektif: satu orang keras, satunya lembut, biar target “takluk”. Nah, konsep ini kerap jadi pembicaraan ketika membahas parenting. Satu orang tua jadi yang tegas (bad cop), satunya lagi jadi yang penuh pengertian (good cop). Pertanyaannya, apakah pola ini efektif dalam pola asuh anak?

Dalam keseharian, wajar kalau orang tua punya gaya berbeda. Ada yang lebih sabar, ada yang lebih cepat naik nada. Perbedaan ini kadang jadi “strategi otomatis”: misalnya, Mama jadi yang tegas soal disiplin tidur, sementara Papa jadi yang lebih santai dan suka memberi “dispensasi”.

Alasannya sederhana, orang tua ingin seimbang antara batasan dan kasih sayang. Tapi, kalau keterusan, anak bisa bingung, siapa yang harus diikuti? Apakah aturan Mama bisa dibatalkan Papa? Atau sebaliknya?

Apakah Peran Good Cop – Bad Cop Perlu?

Jawaban singkat: tidak harus. Anak justru butuh konsistensi dari kedua orang tua. Kalau terlalu sering dibagi, anak bisa “membaca celah”, tahu ke siapa harus minta izin agar dapat jawaban “ya”.

Tapi bukan berarti perbedaan gaya tidak boleh ada. Anak juga butuh melihat variasi emosi orang tua. Ada kalanya lembut, ada kalanya tegas. Yang penting, anak tetap merasa aman dan tahu bahwa aturan di rumah konsisten.

Menurut American Academy of Pediatrics (2020), pola asuh yang konsisten antara orang tua membantu anak lebih percaya diri, merasa aman, dan lebih mudah mengembangkan kontrol diri.

Bagaimana Cara Membagi Peran?

Kalau orang tua merasa pola good cop – bad cop membantu, ada beberapa hal penting agar tidak jadi bumerang:

  1. Komunikasi di Belakang Layar
    Diskusikan aturan bersama tanpa anak. Sepakati hal-hal yang fleksibel dan hal-hal yang tidak bisa ditawar. Jadi, meski caranya beda, intinya tetap sama.
  2. Jangan Saling Menyalahkan di Depan Anak
    Misalnya, Papa melarang makan es krim, lalu Mama langsung bilang, “Ah, Papa kamu galak banget sih.” Itu bikin anak bingung dan kehilangan rasa hormat pada aturan.
  3. Tegas tapi Hangat
    Bad cop” bukan berarti marah-marah. Tegas bisa disampaikan dengan nada tenang. Sementara “good cop” bukan berarti membebaskan semua aturan, tapi memberi ruang anak merasa didengar.

Risiko Jika Peran Terlalu Kontras

Kalau peran terlalu jauh bedanya, anak bisa tumbuh dengan pola pikir bahwa salah satu orang tua “jahat” dan yang lain “baik”. Ini bisa memengaruhi hubungan emosional anak dengan salah satu pihak. Lebih parah lagi, anak bisa belajar memanipulasi situasi. Akan akan cenderung mencari celah ke orang tua yang lebih permisif.

Psikolog perkembangan anak menyebut hal ini sebagai inconsistent parenting, yang bisa menghambat perkembangan regulasi emosi anak. Anak mungkin jadi lebih sulit memahami konsekuensi, karena aturan di rumah tidak stabil.

Jadi, Apa yang Terbaik?

Anak tidak butuh good cop atau bad cop. Yang anak butuh adalah tim orang tua yang kompak. Boleh berbeda gaya, tapi jangan berbeda arah. Kalau satu berkata “tidak boleh main gadget sebelum tidur”, satunya juga harus mendukung, meskipun dengan cara penyampaian yang lebih lembut.

Kompak bukan berarti kaku. Justru dengan bekerja sama, anak belajar bahwa aturan bukan hukuman, melainkan bentuk kasih sayang agar ia tumbuh sehat, aman, dan bertanggung jawab.

Pada akhirnya, anak belajar dari yang ia lihat. Kalau orang tua bisa saling mendukung, anak juga akan belajar tentang kerja sama, respek, dan rasa aman.

Dan kalau Mom/Dad merasa sering bingung soal peran masing-masing, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan tenaga profesional di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz. Kadang, panduan kecil bisa membuat perbedaan besar dalam harmoni rumah.

Foto: Shotpot/Pexels.com

Referensi:

• American Academy of Pediatrics. (2020). Parenting Consistently. HealthyChildren.org.
• Smetana, J. G. (2017). Current research on parenting styles, dimensions, and beliefs. Current Opinion in Psychology, 15, 19–25.
• Collins, W. A., Maccoby, E. E., Steinberg, L., Hetherington, E. M., & Bornstein, M. H. (2000). Contemporary research on parenting: The case for nature and nurture. American Psychologist, 55(2), 218–232.
 

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?