Penularan Campak Lebih Cepat Daripada Covid 19

Dipublikasikan: Rabu, 27 Agustus 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Beberapa minggu terakhir, banyak orangtua di Sumenep hidup dalam kekhawatiran. Bayangkan, lebih dari 2.000 kasus campak terdeteksi, dan 17 anak meninggal dunia. Angka ini bikin hati siapa pun mencelos. Kita mungkin langsung bertanya: “Apakah anakku aman?”

Ini bukan wabah pertama. Pernah ada lonjakan penderita campak tahun 2018 di Papua lantaran rendahnya cakupan imunisasi dan adanya penolakan berdasarkan persepsi terkait vaksin. Serupa dengan kasus Sumenep yang dipicu oleh menurunnya imunisasi selama pandemi. Sampai hari ini, cakupan nasional baru mencapai 72 persen, masih di bawah ambang aman 95 persen untuk imunitas kelompok.

Campak Bukan Flu Ringan

Dalam beberapa kasus, campak bisa menyebabkan komplikasi serius seperti radang paru-paru, dehidrasi bahkan kematian, terutama pada anak yang belum imunisasi. Gejalanya, setelah beberapa hari demam dan gejala mirip flu (pilek, batuk, mata merah), tubuh anak mulai muncul ruam merah yang khas: bergerak dari wajah ke tubuh dan lengan. Terkadang, muncul juga bintik Koplik, titik kecil putih di mulut bagian dalam, yang menjadi petunjuk awal munculnya campak.

Perlu diingat, campak adalah infeksi virus yang sangat menular, bahkan bisa menyebar lebih cepat daripada COVID-19. Cara penularannya serupa, lewat percikan batuk, bersin, bahkan bisa bertahan di udara selama 2 jam.

Bagaimana Orangtua Bisa Melindungi Anak?

1. Percepat Vaksinasi.

Pemerintah telah meluncurkan program Outbreak Response Immunization (ORI) mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025, menyasar anak usia 9 bulan hingga 6 tahun, termasuk yang belum atau belum lengkap imunisasinya.

2. Kenakan Pencegahan Dasar

  • Lengkapi imunisasi anak sesuai jadwal.
  • Pastikan anak tidur cukup (balita butuh 10–13 jam, anak usia sekolah sekitar 9–11 jam).
  • Sajikan makanan bergizi dengan sayur, buah, protein, dan cukup cairan.
  • Ajarkan anak cuci tangan pakai sabun, sebelum makan maupun setelah dari luar rumah.
  • Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik.
  • Bila anak sakit (ruam, demam tinggi, batuk pilek), segera isolasi di rumah dan hindari kerumunan.

3. Waspadai Lingkungan Sekitar

Jika ada teman atau tetangga yang didiagnosis campak, sebaiknya jauhi dulu hingga 21 hari setelah gejala mulai muncul. Bila anak sudah terkena gejala, segera konsultasikan ke tenaga medis.

Wabah di Indonesia kali ini mengingatkan kembali bahwa vaksinasi adalah pertahanan paling efektif yang kita miliki.

Sebagai orangtua, kita nggak bisa menunda. Ayo periksa buku imunisasi anak, pastikan tidak ada yang terlewat. Bila ragu atau butuh arahan lebih lanjut, Klinik Tumbuh Kembang MyKidz siap mendampingi. Karena setiap langkah pencegahan hari ini adalah investasi kesehatan untuk masa depan mereka.

Foto: Cottonbro Studio/Pexels.com

Referensi:

  • AP News. (2025). Measles outbreak kills 17 children in Indonesia as cases top 2,000.
  • DetikHealth. (2025). Kasus Kematian Campak di Sumenep Tembus 17, Usia Pasien Terbanyak 0-4 Tahun.
  • Liputan6. (2025). Sumenep Wabah Campak, Imunisasi Massal Digelar Mulai 25 Agustus.
  • WHO. (2019). Measles vaccines: WHO position paper. Weekly Epidemiological Record, 94(9), 97–120.

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?