Kenali Penyakit Umum Anak Usia Dini

Dipublikasikan: Jumat, 19 September 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Kalau punya anak kecil, rasanya baru sebentar sehat… eh, sebentar kemudian sakit lagi. Betul, kan? Tenang, Moms & Dads, bukan berarti si kecil lemah. Faktanya, di usia dini sistem imun anak masih belajar bekerja keras. Jadi, tubuh mereka lebih sering “kena uji coba” sama virus dan bakteri. Yuk, kita kenali penyakit yang paling sering menyerang anak-anak, sekaligus cara mencegahnya supaya enggak gampang bolak-balik sakit.

1. Batuk Pilek dan ISPA

Hampir semua anak pernah mengalami batuk pilek. Biasanya disebabkan oleh virus yang menyebar lewat udara atau tangan kotor. Gejalanya mulai dari hidung meler, bersin, sampai demam ringan. Kadang bisa berkembang jadi ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) seperti bronkitis atau pneumonia.

Tip cegah: ajarkan cuci tangan sejak dini, jaga kebersihan rumah, dan pastikan anak cukup tidur. Kalau batuk pilek lebih dari tiga hari, demam tinggi, atau anak kesulitan bernapas, segera bawa ke dokter.

2. Diare

Penyakit satu ini bikin orang tua sering panik karena anak bisa cepat dehidrasi. Penyebabnya macam-macam: makanan yang kurang bersih, minum air yang terkontaminasi, atau infeksi virus dan bakteri.

Tip cegah: biasakan cuci tangan sebelum makan, jaga kebersihan botol susu, dan pastikan makanan anak matang sempurna. Kalau si kecil buang air lebih dari 6 kali sehari, muntah, atau tampak lemas, jangan ditunda untuk dibawa ke klinik.

3. Demam

Demam sebenarnya bukan penyakit, tapi tanda tubuh anak sedang melawan infeksi. Namun, demam tinggi bisa bikin anak rewel dan berisiko kejang.

Tip cegah: pastikan imunisasi anak lengkap, jaga pola makan sehat, dan beri cairan cukup. Jika demam lebih dari tiga hari atau suhu di atas 39°C, segera periksakan ke dokter.

4. Alergi

Kulit merah, gatal, atau ruam bisa jadi tanda alergi. Kadang ada yang diikuti dengan napas tersengal dan hidung tersumbat. Ada banyak jenis penyebab alergi, seperti makanan (susu sapi, telur, kacang), debu, hingga bulu hewan.

Tip cegah: kenali pemicu alergi anak sejak dini, catat gejalanya, dan diskusikan dengan dokter agar bisa dikelola dengan baik.

5. Infeksi Telinga

Anak usia dini lebih rentan infeksi telinga karena saluran telinga mereka masih pendek. Biasanya terjadi setelah pilek, dengan gejala nyeri telinga, susah tidur, atau keluar cairan dari telinga.

Tip cegah: hindari memberi susu sambil tiduran, dan segera konsultasi kalau anak terlihat sering mengorek telinga atau mengeluh sakit.

6. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit musiman yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti ini sering bikin orang tua panik. Gejalanya demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, dan muncul bintik merah.

Tip cegah: lakukan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur), pakai lotion antinyamuk, dan hindari pakaian terbuka saat anak bermain.

7. Campak

Walaupun bisa dicegah dengan vaksin, kasus campak masih ditemukan di Indonesia. Gejalanya diawali demam, batuk pilek, mata merah, lalu ruam kulit. Kalau tidak ditangani bisa berbahaya.

Tip cegah: pastikan imunisasi anak lengkap sesuai jadwal.

8. Cacingan

Sering dianggap sepele, tapi cacingan bisa bikin anak kurang gizi, lemas, dan sulit fokus. Penularannya biasanya lewat tanah atau makanan yang tidak higienis.

Tip cegah: biasakan anak cuci tangan dan kaki, jaga kebersihan kuku, serta konsumsi obat cacng sesuai anjuran dokter.

Anak-anak memang rentan sakit, tapi kabar baiknya: sebagian besar bisa dicegah dengan kebersihan, nutrisi seimbang, tidur cukup, dan imunisasi. Kuncinya bukan melarang anak bermain (karena main juga penting buat tumbuh kembang), tapi melatih kebiasaan sehat sejak dini.

Jangan buru-buru panik saat anak sakit, dan malah kebablasan browsing obat di internet (kadang malah bikin tambah cemas). Prinsipnya, kalau gejala anak nggak membaik dalam 2–3 hari, ada tanda dehidrasi (misalnya mulut kering, jarang pipis), atau demam tinggi berulang, segera bawa ke dokter anak. Jangan menunda, karena beberapa penyakit bisa memburuk dengan cepat.

Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, kami enggak cuma fokus pada pengobatan penyakit, tapi juga mendampingi orang tua memahami tumbuh kembang si kecil secara menyeluruh. Dari kesehatan fisik, imunisasi, terapi tumbuh kembang, sampai konseling orang tua, semua ada dalam satu atap.

Foto: Pixabay/Pexels.com

Referensi:
• Kementerian Kesehatan RI. (2023). Profil Kesehatan Indonesia.

• WHO. (2024). Children’s health and common diseases.

• UNICEF Indonesia. (2024). Child health and nutrition in Indonesia.

 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?