Ayo Ajak Anak Main Air, Pasir, dan Lumpur!

Dipublikasikan: Jumat, 15 Agustus 2025

Waktu membaca: 3 menit

Penulis: Candra Widanarko

Editor: Candra Widanarko

MyKidz - Bayangkan wajah anak saat jemarinya menyentuh air dingin, meremas pasir basah, atau mencelupkan kaki ke lumpur yang licin. Senyum lebar, mata berbinar, dan tawa yang lepas. Itu semua lebih dari sekadar kesenangan. Ini adalah proses belajar yang luar biasa.

Banyak orang tua khawatir kalau anak kotor-kotoran. Padahal, bermain dengan elemen alami seperti air, pasir, dan lumpur adalah bagian penting dari sensory play, aktivitas yang membantu perkembangan otak, emosi, dan keterampilan motorik.

Kenapa Sensory Play Penting?

Sensory play adalah kegiatan yang melibatkan indra: sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman, bahkan rasa. Menurut penelitian dari Gascoyne (2012), stimulasi sensorik di usia dini membantu membentuk jalur saraf di otak yang berperan penting untuk kemampuan berpikir, bahasa, dan regulasi emosi.

Main air, pasir, atau lumpur memberi anak:

  • Latihan koordinasi motorik (menuang, menggenggam, memeras).
  • Pengalaman tekstur dan suhu yang memperkaya kamus sensoriknya.
  • Peluang eksplorasi dan problem solving seperti pasir kering tak bisa dibentuk, tapi kalau dibasahi, bisa jadi istana.
  • Regulasi emosi. Ritme menuang air atau menggali pasir bisa membuat anak lebih tenang.

Perkembangan Otak yang Terjadi

Ketika anak mencelupkan tangan ke lumpur, ada letupan aktivitas di otaknya. Sinyal dari kulit dikirim ke area somatosensori, lalu dihubungkan ke memori, bahasa, dan pusat emosi. Setiap pengalaman baru memperkuat koneksi antarneuron.

Dr. Maria Montessori bahkan menekankan bahwa anak belajar lebih cepat ketika tubuhnya terlibat aktif dalam proses eksplorasi. Hasilnya akan berbeda jika anak hanya duduk mendengarkan. Keterlibatan membuat anak lebih lekas paham. 

DIY Sensory Bin dari Bahan Rumahan

Tidak selalu harus ke pantai atau taman untuk bermain sensorik. Kamu bisa membuat sensory bin sendiri di rumah.

1. Sensory bin air:

- Wadah plastik besar
- Air hangat
- Tambahkan sendok, gelas ukur, atau mainan plastik.
- Variasi: campurkan es batu untuk sensasi suhu berbeda.

2. Sensory bin pasir:

- Pasir kinetik atau pasir biasa yang dibersihkan.
- Cetakan kue, sendok kecil, dan mainan konstruksi.
- Variasi: campur sedikit tepung maizena untuk tekstur lebih lembut.

3. Sensory bin “lumpur”:

- Campur tanah taman yang aman dengan air.
- Tambahkan batu kecil, daun, atau mainan hewan.
- Cocok untuk bermain peran “petani” atau “arkeolog”.

Tip: Selalu siapkan alas plastik dan baju yang boleh kotor, supaya orang tua tenang, anak pun bebas eksplorasi.

Yang Perlu Diingat

  • Awasi anak, terutama yang masih di bawah 3 tahun, agar tidak memasukkan bahan ke mulut.
  • Gunakan bahan yang aman, bebas racun, dan mudah dibersihkan.
  • Beri waktu cukup, karena anak butuh eksplorasi tanpa diburu-buru.

Bermain sensorik bukan hanya soal kotor-kotoran, tapi juga soal membangun fondasi otak yang siap belajar, hati yang berani mencoba, dan tubuh yang terampil bergerak. Di Klinik Tumbuh Kembang MyKidz, kami melihat bahwa aktivitas sederhana seperti main air, pasir, dan lumpur bisa mempercepat perkembangan motorik dan sosial anak.

Jadi, lain kali kalau anak minta main hujan-hujanan atau “masak-masakan” lumpur, mungkin itu adalah salah satu investasi tumbuh kembang terbaik yang bisa Mom/Dad berikan.

Foto: Yon Pham/Pexels.com

Referensi:

• Gascoyne, S. (2012). Sensory Play. London: Practical Pre-School Books.
• Montessori, M. (1967). The Absorbent Mind. New York: Holt, Rinehart and Winston.
• Bagot, K. L., et al. (2015). Natural environments and children's play. Children, Youth and Environments, 25(2), 1–15.
 

Punya pertanyaan lain seputar layanan kami?